Mohon tunggu...
Dewi ZahrotulFitriyah
Dewi ZahrotulFitriyah Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Be your self and be the new you

Selanjutnya

Tutup

Diary

Pengalaman pribadi

6 November 2022   14:38 Diperbarui: 6 November 2022   14:49 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Disini saya akan bercerita tentang pengalaman pribadi saya untuk memenuhi tugas UTS bahasa Indonesia. Sebelumnya perkenalkan nama saya dewi zahrotul fitriyah dengan nim 2330022036 prodi S1 gizi. Saya mahasiswa universitas nahdlatul ulama surabaya dari lulusan pesantren. Tentunya banyak sekali pengalaman saya yang saya dapat dari pesantren, saya memilih menceritakan pengalaman pertama kali saya masuk pesantren. Hehe, bisa dibilang tugas ini adalah catatan keluh kesah dan curhatan seorang santri baru.

Ketika saya lulus dari madrasah dasar, saya memilih untuk meneruskan pendidikan saya di pondok pesantren, saya pikir mondok itu hal yang asik ya, karena di film film sinetron di pondok itu banyak teman dan banyak bermain hehe. Ternyata waktu saya jalani jauh dari apa yang saya pikirkan, mondok itu tidak melulu soal teman dan mainan tetapi saya mendapatkan lebih banyak hal yang lebih bermakna dari teman dan mainan. 

Awalnya memang agak tak nyaman dengan suasana pesantren, apalagi kita diajarkan mandiri dan jauh dari orang tua. Saya yang biasanya dikit dikit manggil ibuk semenjak di pesantren jadi jadi agak nyesek hehe, tidak apa lah namanya juga hidup baru lingkungan yang baru, kita perlu beradaptasi. 

Jujur waktu adapatasi di pesantren itu sangatlah tidak mudah, beberapa bulan saya menangis menjelang maghrib hanya karena saya kangen ayah dan ibu, kalau ditanya kenapa menjelang maghrib?, karena waktu maghrib adalah waktu dimana keluarga saya bisa berkumpul semua, ada yang usai sekolah usai mengaji usai bekerja pokok nya waktu maghrib adalah waktu yang mempertemukan kita ditengah sibuknua aktivitas. 

Selain suka keingat orang tua saya juga sering menangis gara gara hal seoele yaitu antri kamar mandi. Tentunya yang namanya antri di dunia pesantren sudah mendarah daging sekali, salah satu pengalaman sa6a yang mengenaskan adalah ketika saya bangun jam 02.30 pagi untuk mengantri kamar mandi tetapi sampai adzan subuh juga saya belum mendapatkan kamar mandi, cukup sepele sih tapi membuat saya menangis sampai minta keluar dari pesantren cuma gara gara masalah mandi, sebenarnya cerita pengalaman saya sangat memalukan, tapi tidak apa apa mungkin karena pada saat itu status saya di pomdok pesantren adalah sebagai santri baru yang harus beradaptasi, setelah kurang lebih q1 bulan saya memaksa agar bisa hidup di lingkungan pesantren akhirnya saya sangat betah disana sampai untuk memilih melanjutkan pendidikan kuliah saja saya berat  berat meninggalkan pesantren.

Sekian pengalaman yang bisa saya ceritakan semoga bisa diambil pelajaran.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun