Mohon tunggu...
Capt Maha Dewa Agni Jatayu
Capt Maha Dewa Agni Jatayu Mohon Tunggu... Pilot - Profesional Pilot

Sky Is A Fast Place But There Is No Room For Error - Kompasianer Since 2015

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Merpati Yang Terluka Sayapnya

16 November 2018   08:32 Diperbarui: 19 November 2018   18:41 848
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hari Ini Jum'at, Tanggal 16, Bulan November, Tahun 2018, Jam 09.49. Sebelumnya (Mohon Maaf) saya menulis artikel singkat ini, hanya ingin sekedar melakukan unjuk saran kepada pihak yang terkait langsung & tidak langsung dalam " Menghidupkan Kembali Merpati Nusantara Airlines". Suatu keinginan yang mulia dari pemerintah Republik Indonesia & pihak investor (Swasta) yang bermaksud, untuk meramaikan transportasi udara nasional dari Sabang hingga Merauke.Walau pun sebenarnya, ini seperti benang yang sudah kusut & sulit untuk bisa di uraikan menjadi lurus kembali. 

Berbicara Merpati, maka orang akan secara garis besarnya akan mengatakan ini adalah " Perusahaan Plat Merah " atau dengan kata lain milik pemerintah. Kenyataan tersebut tidak bisa di pungkiri, apabila kita menengok sebentar sejarah dari perusahaan penerbangan yang mempunyai logo " Gelombang Angin "ini.

m3-5bf29e4a677ffb56844507d3.jpg
m3-5bf29e4a677ffb56844507d3.jpg
Sebagai tindak lanjut, dari keberhasilan Angkatan Udara Republik Indonesia dalam membuka isolasi transportasi yang ada di pulau Kalimantan. Oleh karena itu pemerintah lalu mendirikan usaha negara di bawah lingkungan dari departemen Perhubungan. Berdasarkan oleh itu maka terbitlah Peraturan Pemerintah No 19 Tahun 1962, yang menyatakan secara sah bahwa PN Merpati Nusantara adalah perusahaan milik negara.Berdiri pada Tanggal 06, Bulan September, Tahun 1962. Hal ini sama dengan PN Garuda Indonesia Airways, yang telah hadir terlebih dahulu.Modal awal yang di miliki MN adalah Rp 10.000.000.- (Sepuluh Juta Rupiah) dengan armada udara  De Havilland Otter DHC 3 (4 Unit) & DC 3 Dakota (2 Unit) milik AURI.Dengan rute awal adalah : Banjarmasin, Pangkalanbun, Sampit, Pontianak, Jakarta.

Sejarah Penerbangan Republik Indonesia juga mencatat bahwa pada tahun 1963 - 1969 Merpati mulai melebarkan sayapnya ke ujung timur wilayah nusantara.Tepatnya di Irian Jaya, di mana seperti yang kita ketahui wilayah Irian Jaya (Mohon Maaf, BUKAN PAPUA) mempunyai kontur medan alam yang sangat sulit untuk bisa di lalui oleh transportasi darat.Sampai - sampai di kalangan penerbangan Indonesia, jika pilot yang sudah pernah terbang di Irian Jaya di cap sebagai " The Brave Pilot Of Bush Flying " Itu bukanlah isapan jempol semata.Saya sendiri pernah terbang 3 tahunan di sana (2001 - 2003) terbang dengan pesawat DHC 6 Twins Otter. 

q28-5bf1272daeebe117c9762eb2.jpg
q28-5bf1272daeebe117c9762eb2.jpg
Adapun sungai & danau sebagai sarana transportasi mempunyai keterbatasan dalam penyelenggaraannya.Sehingga udara, adalah solusi yang tepat guna dari pemecah isolasi transportasi & perhubungan di sana. Oleh Merpati wilayah Irian Jaya di sebut sebagai " Merpati Irian Barat " sedangkan untuk pelayanan udara di wilayah Jawa, Kalimantan, Sumatera & Nusa Tenggara Barat di sebut " Merpati Operasi Barat "Sehingga Merpati di kenal luas oleh masyarakat pengguna jasa transportasi udara di Indonesia.Tidak heran, saking populernya Merpati di Indonesia Bagian Timur (Irian Jaya) pesawat apa pun & dari perusahaan penerbangan apapun, jika mereka mendarat di suatu lapangan terbang perintis di sana selalu di sebut " MERPATI " oleh masyarakat Irian Jaya.We Proud  A Part & Flying Service With You.  

Namun sejarah panjang dari Merpati tidaklah menjadikannya sebagai jaminan untuknya agar bisa tetap melayang di angkasa.Karena pada Tanggal 01, Bulan Februari, Tahun 2014 Merpati harus menangguhkan seluruh pelayanan penerbangannya kepada masyarakat Indonesia.

Walaupun pada saat itu Merpati di kenal sebagi penerbangan yang " On Time Performance " mengungguli Air Asia.Alasan utama yang mendasarinya di bekukannya operasi penerbangan Merpati, adalah faktor klasik di dunia usaha yaitu " Masalah Keuangan " Merpati terlilit oleh hutang yang tidak di selesaikan secara cepat oleh pihak pengelolanya di masa yang lampau & di teruskan oleh yang lain hingga Merpati di nyatakan Pailit.

mp900382633-jpg-5bf126d643322f269377b207.jpg
mp900382633-jpg-5bf126d643322f269377b207.jpg
Untuk menghidupkan Merpati di perlukan dana yang tidak sedikit, paling tidak antara 23 - 28 Triliun Rupiah.Di mana dalam hal ini termasuk komponen pembayaran hutang, pembayaran gaji tertunda, dllnya.Jumlah di atas sangatlah besar, jika (Asumsi Saya) di buatkan perusahaan baru dengan management yang tepat guna maka itu kiranya lebih baik.Dibandingkan harus kembali bertungkus lumus dengan masalah yang sudah ada & tentunya telah melebar ke mana - mana. Pemikiran di atas bisa di bilang " Pikiran Sesaat " atau mau enaknya saja. Tapi di ibaratkan seperti misalnya saya atau anda mempunyai uang 300 Juta Rupiah, mau beli mobil.Tentunya yang ada dalam pikiran kita & keluarga dalah " Mobil Benar - Benar Baru " & bukannya " Mobil Second Baru " Walaupun jenisnya sama, tapi jelas yang baru tidak memerlukan biaya rawatan ini & itu serta tambahan asesoris pendukung lainnya, karena toh baru.Tapi kalau yang second tentunya kebalikannya.

Sebagai seorang pilot (Asumsi Saya) Merpati bisa kembali terbang & bangkit, salah satunya adalah :

" Hanya Berkonsentrasi Penuh Pada Penerbangan Perintis & Bukan Pada Penerbangan Airlines Nasional Atau Internasional " 

Kenapa demikian ? Jawabnya kembali pada awal " Dasar " dari niatan utama di dirikannya Merpati pada tahun 1962.Yaitu sebagai pendobrak isolasi transportasi & perhubungan di suatu wilayah yang sulit di akses dari matra lainnya kecuali udara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun