Mohon tunggu...
Dewa Gede Anom Santhika
Dewa Gede Anom Santhika Mohon Tunggu... Wiraswasta - berkeluarga

menambah pengalaman, belajar hal hal yang baru , membina rumah tangga yang bahagia

Selanjutnya

Tutup

Money

Mengangkat Produk Herbal Lokal dengan Strategi Komunikasi Bisnis Global

23 Januari 2022   22:49 Diperbarui: 23 Januari 2022   23:15 334
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemilik Usaha UMKM Bulhar Bugar-Singaraja-Bali/dokpri

Tanaman yang ditanam di rumah / Produk Herbal adalah warisan Budaya Bangsa Nenek Moyang yang telah digunakan selama berabad-abad. Indonesia menikmati manfaat dengan menciptakan obat-obatan rumahan dengan 9.600 jenis tanaman obat yang dapat digunakan sebagai bahan alami. Demikian pula, otoritas publik telah menambahkan tanaman obat yang merupakan bahan alami untuk membuat obat yang ditanam di rumah menjadi sepuluh produk yang diharapkan untuk dibuat dan dikembangkan. 

Menurut sudut pandang keuangan, industri obat-obatan yang tumbuh di rumah telah memberikan kontribusi luar biasa untuk pendapatan Nasional, lebih lanjut mengembangkan bantuan pemerintah individu dan memberikan pekerjaan pintu terbuka yang luar biasa. Hampir 100% komponen mentah yang digunakan merupakan produk dalam negeri, yang dipandang layak membawa multiplier effect yang sangat penting dalam pembangunan keuangan di Indonesia, mulai dari daerah hulu (pertanian) hingga daerah hilir yang menggabungkan industri dan perdagangan.

UMKM Bulhar Bugar menyambut masyarakat Indonesia untuk membina produk-produk rumahan di lingkungan sekitar untuk maju ke tingkat Global. Seruan ini disampaikan Pemilik usaha UMKM Bulhar Bugar "Agus Yogi YK. Yadnya yang bekerja sama dengan Sekolah Tinggi Agama Hindu Negeri (STAHN) Singaraja dalam kursus lokal melalui video kofrensi jarak jauh (Zoom) pada Jumat, 21 Januari 2022.

Pemilik UMKM Bulhar Bugar "Agus Yogi YK Yadnya" mengatakan, potensi produk rumahan di Bali khususnya dan Indonesia secara keseluruhan sangat besar, namun belum optimal dimanfaatkan, terutama untuk keperluan klinis. Selama ini masyarakat Indonesia hanya sebatas melibatkan bahan-bahan alami sebagai bahan pembuatan resep rumahan yang dibuat secara esensial. "Bagaimanapun, beberapa organisasi telah berusaha untuk menjadikan bahan alami sebagai bahan pelengkap atau rempah-rempah yang dipasarkan di seluruh dunia," katanya dalam kegiatan seminar masyarakat, Jumat (21/01/22).

Agus Yogi menggarisbawahi bahwa sejak dahulu kala, didapati fakta dari zaman ke zaman / warisan leluhur, yang sudah mengacu pada Husada Taru Pramana, bahwa bahan alam dapat memiliki khasiat untuk menyembuhkan berbagai jenis penyakit. Di antaranya, temulawak, temuireng, kunyit, jinten, dan produk herbal lainnya yang telah terbukti secara klinis mengurangi risiko penyakit dan bahkan menyembuhkannya.

Hingga saat ini, bahan-bahan terapi yang diproduksi dengan menggunakan produk Herbal masih terbilang sedikit. Karena, "Agus yogi" menambahkan, produk herbal atau jamu di pasaran masih didominasi oleh racikan yang dibuat dengan seduhan air panas atau jamu dalam bentuk kemasan kering Di sisi lain, peran dokter yang belum menjadikan produk herbal sebagai bahan obat juga turut menjadi hambatan dalam pemakaiannya.

Potensi pembuatan obat-obatan tradisional atau produk Herbal di Indonesia sangat besar. Berdasarkan hasil pemeriksaan yang telah dilakukan, lebih dari 87% klien pengobatan Herbal mengakui bahwa resep alami cukup untuk menghilangkan berbagai jenis penyakit. 

Lagi pula, transaksi perdagangan untuk resep konvensional dunia terus berkembang seiring dengan penelitian klinis yang menyatakan bahwa obat-obatan alami bermanfaat dan baik untuk digunakan. "Agus Yogi" juga menjelaskan bahwa peluang pasar ini dapat dimanfaatkan untuk memperdagangkan beberapa produk unggulan yang umum dimiliki oleh UMKM Bugar Bulhar, seperti Lotam (loloh tamba) dan Scara Oil (Minyak Balur).

Sementara itu, Kementerian Perindustrian mendorong industri obat tradisional untuk terus melibatkan inovasi teknologi digital untuk membuat pabrik pengolahan produksi masa kini sesuai dengan era modern 4.0. Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menjelaskan, pemanfaatan komputerisasi oleh industri obat tradisional berencana untuk membangun efektivitas dan efisiensi. 

Dengan demikian, mereka dapat memberikan barang-barang berkualitas dan bersaing di sektor bisnis lokal dan asing. "Korespondensi mesin-ke-mesin dapat dimanfaatkan, seperti halnya inovasi penalaran buatan manusia, yang dapat membangun efektivitas. Di berbagai bidang modern, produktivitas ini dapat mencapai hampir 100%," katanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun