Mohon tunggu...
Nurhasan Hamka
Nurhasan Hamka Mohon Tunggu... -

Pusat Penilaian Pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

(Akhir dari Sebuah Investigasi) Masih di Negeri Seberang, Konspirasi Sang Professor

15 Maret 2018   11:19 Diperbarui: 15 Maret 2018   11:23 321
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, KONSPIRASI adalah konplotan; persekongkolan. Pengertian konspirasi menurut beberapa ahli adalah suatu rencana yang sifatnya rahasia yang dilakukan oleh kelompok tertentu dengan tujuan ilegal atau merugikan pihak-pihak tertentu. (Oxford Dictionary : 1995). Suatu tindakan rahasia yang sangat terencana untuk melakukan suatu tindakan yang ilegal atau salah. ( Robert O Zelency : 1987 ). 

Apakah kospirasi itu ada ?

Kalau melihat beberapa kejadian besar didunia yang sudah diyakini oleh banyak orang bahwa telah terjadi konspirasi terhadap peristiwa tersebut, seperti Pembunuhan Abraham Lincloln tanggal 14 April 1865, kematian Putri Diana pada tanggal 31 Agustus 1997 dan yang paling terbaru adalah peristiwa 9/11 yang terjadi pada tanggal 11 September 2001. Beberapa peristiwa tersebut menunjukkan bahwa konspirasi itu memang ada tetapi dengan bentuk dan cara yang berbeda-beda.

Melihat dan membaca peristiwa konspirasi yang terjadi tersebut, bahwa konspirasi dilakukan oleh satu kelompok yang terorganisir dan melakukan eksekusi target yang sudah ditentukan. Kelompok tersebut menunjukkan hampir semua orang yang punya spesialis tertentu yang cenderung tidak punya kepentingan tertentu terhadap target. 

Sulit menggambarkan sebuah peristiwa KONSPIRASI yang terjadi di negeri seberang yang konspirasinya dilakukan oleh beberapa kelompok professor, dimana setiap kelompok bekerja masing-masing dengan tujuan untuk menjatuhkan target yang sama yaitu sang Guru. Kalau melihat pola gerakannya, konspirasi tersebut bisa dikatakan adalah konspirasi di dalam sebuah konspirasi. 

LUAR BIASA, konspirasi yang sangat besar, sebuah konspirasi didalam sebuah konspirasi yang dilakukan oleh kelompok professor. Semua mengeluarkan fatwa dengan menafikan sebuah proses dan tahapan yang seharusnya dilalui. Para professor mengabaikan ilmu yang selama ini mereka pahami tentang pembuktian dan teknik pengambilan data yang digunakan untuk mengambil sebuah kesimpulan. Semua dilakukan hanya demi sahwat dan demi ambisi mereka tercapai.

Setiap kelompok memainkan perannya masing-masing. Kelompok yang pertama, adalah kelompok majikan yang isinya para mantan Carek yang cantik dan rupawan bertugas ingin menyelamatkan sang majikan dari kursinya dari ancaman nama sang Guru yang sedang populer dikalangan atas, dengan imbalan bisa jadi PLT bahkan jadi definitif. 

Kelompok kedua, adalah sang komisaris yang isinya para buzzer dan orang oportunis dan tujuannya hanya ingin menguasai lembaga. Kelompok ketiga, adalah anak durhaka yang isinya para mantan murid sang guru yang sangat ingin jadi pimpinan tapi kemampuannya pas-pasan. Kelompok terakhir adalah kelompok sang mantan yang isinya para mantan reaktor nuklir yang tugasnya mengirim surat keprihatinan kepada sang majikan dan ada mantan pendekar HAM temannya Kofi Annan yang selalu melapor kepada sang Garuda dua. Memang sangat mengerikan, tidak ada lagi kata yang pas dalam menarik benang merah untuk menggambarkan konspirasi ini. Untuk menguraikan peran masing-masing kelompok sang professor tersebut diatas, sangat luas sekali, memerlukan waktu untuk menguraikan.

Pada akhirnya, sang Guru sangat shock dan seakan tidak percaya, sebuah KONSPIRASI yang maha dahsyat. Mungkin perlu mendapat rekor MURAH tentang itu, sebuah konspirasi diatas konspirasi yang dilakukan oleh sang maha guru yang dinamakan PROFESSOR. 

Sang Guru hanya bisa pasrah, seandainya investigasi ini bisa di ketahui dari awal, mungkin sang Guru tidak ingin lagi melanjutkan gugatan ini. Artinya bahwa sang Guru tidak ingin ada orang lain melakukan fitnah lagi terhadap dirinya. Sang Guru sangat manyayangkan, bahwa mereka selama ini melakukan fitnah itu telah mengorbankan masa depan akhiratnya hanya karena untuk mengamankan sang majikan, hanya ingin berkuasa, hanya karena dengki, dan hanya tidak dapat menerima kesuksesan orang lain.

Sangat memprihatinkan, Presiden bekerja keras, banting tulang siang dan malam demi untuk kemajuan negerinya, ketika Presiden mengajak berlari untuk mengejar ketertinggalan, tetapi di satu sisi, sang propessor sibuk melakukan konspirasi di dalam pabrik ilmu pengetahuan dan SDM kelas tinggi negeri tersebut, dan itu hanya untuk kepentingan pribadi dan kelompoknya. Semoga negeri seberang selalu dapat lindungan yang maha kuasa agar negeri tersebut dilindungi dari kehancuran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun