Mohon tunggu...
Devi Permatasari
Devi Permatasari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Menulis dan Membaca

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Integrasi Nilai Islam dan Ilmu Pendidikan

28 Mei 2022   19:44 Diperbarui: 28 Mei 2022   19:45 1542
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pendidikan merupakan wahana transformasi nilai dan pengetahuan, serta pencetus kebudayaan dan peradaban manusia. diharapkan mampu membawa manusia pada tataran budaya yang menghargai kodrat manusia.

Kurikulum sekolah menentukan tujuan pendidikan di sekolah. Menurut Wahjudin, kurikulum pendidikan nilai di sekolah harus mencakup nilai, norma, budaya, dan kegiatan yang membantu membentuk anak menjadi manusia berkemampuan tinggi yang dapat mencapai kesuksesan yang lebih besar. Iptek, mampu mandiri dan berkepribadian, dan tentunya membentuk akhlak dan sikap. Kepribadian yang baik tentunya harus diimbangi dengan nilai-nilai keislaman di dalamnya agar lebih terarah.

Disadari atau tidak, pendidikan merupakan salah satu kebutuhan pokok yang tidak dapat dipisahkan dari keberlangsungan siklus kehidupan, terlebih dengan tumbuhnya insan individu dalam hal ilmu pengetahuan sebagai landasan peradaban umat Islam. Kemampuan suatu masyarakat untuk meningkatkan taraf hidupnya akan melambat jika tidak mendapat pendidikan yang layak, karena ketidaktahuan pada umumnya akan menimbulkan persoalan baru, seperti perkembangan zaman di era globalisasi saat ini juga. Tentu memiliki berbagai macam pengaruh terhadap dunia pendidikan., Kini salah satunya adalah bentuk dampak negatif modernisasi dan globalisasi yang menjadi tantangan serius bagi dunia pendidikan, seperti merosotnya moral generasi muda, penggunaan narkoba, seks bebas, dan tawuran merupakan salah satu dampak peradaban modernisasi dan globalisasi yang dapat menghambat laju pembangunan. menuntut dunia pendidikan untuk melakukan pembenahan dengan melakukan perubahan sebagai upaya mendesain ulang pendidikan.Salah satu redesain tersebut adalah dengan mengintegrasikan nilai-nilai Islam dalam penyelenggaraan pendidikan. Oleh karena itu pendidikan dan nilai-nilai keislaman menjadi kebutuhan dasar yang keberadaannya tidak bisa dinegosiasikan.

Integrasi nilai-nilai Islam dalam pembelajaran merupakan proses penerapan nilai-nilai agama, moral, etika, dan estetika yang ditanamkan melalui pendidikan dalam upaya mengembangkan kecerdasan spiritual, kepribadian karakter, dan akhlak mulia (Sumantri, 2007). Tidak hanya pelajaran Pendidikan Agama Islam yang bertanggung jawab, namun semua disiplin ilmu yang diajarkan, termasuk Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), harus dicakup. Selanjutnya pengintegrasian nilai-nilai Islam tidak hanya dilakukan di lembaga pendidikan tetapi menjadi tanggung jawab masyarakat sebagai satu kesatuan yang utuh. .bagian dari kehidupan.

Ada 4 upaya untuk mengatasi kendala   integrasi   nilai   Islam   dalam   pelaksanaan   pendidikan. 1.  Nilai  yang  diintegrasikan  dalam pelaksanaan    pendidikan,    berupa    nilai-nilai    praktis-aplikatif, dimana  kesemua  nilai  dimaksud  berpotensi  menjaga  kemuliaan diri  siswa  sebagai  hamba  Allah,  seperti:  ketekunan,  kedisiplinan, kejujuran,  kesabaran,  kebersamaan,  dan  kebersihan.  2.  Integrasi nilai Islam yang diterapkan berbentuk pendidikan Islam integratif di  seluruh  ruang  lingkup  pendidikan.  3.  Kendala  yang  dihadapi lebih dominan berupa kesulitan menyatukan paham tentang relasi nilai  Islam  dengan  kepentingan  praktis  pendidikan. 4. Upaya mengatasi hambatan diprioritaskan dengan strategi persuasif (metode persuasi yang menggunakan komunikasi unik untuk mempengaruhi sikap) dan keteladanan, dengan tujuan meningkatkan siswa dalam kerangka pendidikan dengan memberikan contoh atau panutan yang baik.

Profesor Amin Abdullah, berpendapat bahwa integrasi sains menghadapi tantangan, terutama sulitnya menggabungkan kajian Islam dan umum, yang tidak selalu sejalan. Mereka berdua berusaha untuk saling mengalahkan. Akibatnya, diperlukan aktivitas konektivitas yang lebih hati-hati. "Upaya memahami kompleksitas fenomena kehidupan yang dihadapi dan dijalani manusia," kata Amin Abdullah tentang interkoneksi.

Menurut Prof. dr. M. Amin Abdullah, implementasi integrasi interkonektivitas dalam kajian Islam merupakan pemikiran tentang integrasi atau islamisasi ilmu yang dilakukan oleh para intelektual muslim, dan tidak dapat dipisahkan dari kesadaran beragama. Di tengah hiruk pikuk dunia global yang penuh dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan pemikiran bahwa ummat Islam akan tumbuh, ia akan mampu melampaui padanan barat jika dapat mengubah dan benar-benar menyerap ilmu untuk memahami wahyu, atau jika alam dapat memahaminya.

Banyaknya IAIN dan STAIN yang berubah menjadi UIN yang memadukan nilai-nilai Islam dari ilmu internal merupakan salah satu wujud pemenuhan Indonesia terhadap penggabungan nilai-nilai Islam dan pendidikan. UIN Sunan Kalijaga, seperti kita ketahui bersama, menggunakan pendekatan integratif-interkoneksi dalam bidang mata kuliah yang mengandung tiga dimensi pertumbuhan ilmu internal (had, hadilrah alrah al-fahs). Konsep interkonektivitas diartikulasikan dengan menggunakan paradigma "Ilmu Jaring Laba-laba", dengan Al-Qur'an dan Hadits sebagai pusat sentral. Dengan harapan Al-Qur'an dan Hadits mampu memberikan energi dan inspirasi bagi seluruh ilmu yang ada di dunia luar. 1) Lingkaran jaring pertama didasarkan pada ilmu-ilmu Islam klasik, seperti Fiqh, Teologi, Tasawuf, dan Filsafat hanyalah beberapa contoh. 2) Ilmu-ilmu alam, ilmu-ilmu sosial, dan humaniora membentuk lingkaran bersih kedua. 3) Lingkaran ketiga terdiri dari ilmu dan temuan terkini. Sebagai entitas yang saling terkait, semua ilmu ini harus menyatu dan saling berhubungan.

Terlepas dari kenyataan bahwa Al-Qur'an dan Al-Hadits adalah inti, mereka bukanlah sumber kebenaran yang eksklusif. Karena, untuk mendapatkan gambaran lengkap tentang situasinya, penting juga untuk meminta bantuan disiplin ilmu alam lainnya serta manusia.

Untuk itu perlu dilakukan upaya-upaya untuk menghubungkan ilmu-ilmu umum dengan ilmu-ilmu keislaman, memastikan bahwa ilmu-ilmu umum tidak bebas nilai atau sekuler. Strategi interkonektivitas terhadap keterpaduan keterkaitan lintas bidang keilmuan dan umum harus terus dikembangkan dan ditingkatkan. Bukan saatnya bidang keilmuan agama (Islam) tetap terisolasi dan steril dari kontak dan pengaruh ilmu sosial dan alam, dan sebaliknya, karena perubahan moral akan meningkat secara spiritual bagi setiap orang jika nilai-nilai Islam ditanamkan dengan kuat dalam pendidikan. Peserta didik dan pendidik, tidak hanya dalam ruang lingkup pendidikan, tetapi juga dalam ruang lingkup kehidupan sosial, terkena dampak perubahan tersebut, oleh karena itu sangat penting untuk mengintegrasikan nilai-nilai Islam dan pendidikan agar nilai-nilai moral tetap tertanam dalam setiap jiwa, sehingga menghasilkan dalam generasi yang mampu baik dalam hal ilmu pengetahuan dan agama.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun