Mohon tunggu...
Devinta AntikaDevi
Devinta AntikaDevi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Universitas Ahmad Dahlan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Inklusivitas Digital Ekonomi di Indonesia serta Optimisasi Digital Marketing

23 Januari 2022   13:00 Diperbarui: 23 Januari 2022   13:20 267
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pemanfaatan teknologi komunikasi serta platform online diindikasikan telah memberikan dampak yang luar biasa terhadap perkembangan digital ekonomi selama satu dekade terakhir. Digital ekonomi yang bersifat inklusif menciptakan akses yang lebih luas terhadap semua sektor ekonomi termasuk pada terbentuknya lapangan kerja baru. Selain itu digital ekonomi juga mendorong pemenuhan sumber daya manusia (SDM) yang kompeten, sesuai dengan kebutuhan pasar digital. Secara teori digital ekonomi lebih menekankan pada pelaksanaan transaksi digital, hal ini sesuai dengan terminologi yang dikemukakan oleh Don Tapscott dalam buku yang berjudul The Digital Economy: Promise and Peril in The Age of Networked Intelligence. Sehingga dapat disimpulkan digital ekonomi merupakan bisnis yang saling terintegrasi antara proses produksi dan manajemen antara mitra dan pelanggan dalam sebuah wadah yang dikenal sebagai platform digital. Ada tiga komponen utama yang melingkupi digital ekonomi:
1. E-business infrastructure adalah infrastruktur ekonomi yang mendukung proses transaksi digital
2. Electronic business (e-business) adalah setiap proses yang melingkupi transaksi digital
3. Electronic commerce (e-commerce) adalah nilai barang dan jasa yang diperjualbelikan secara online
Tantangan Digital Ekonomi di Indonesia
Digital ekonomi telah berkembang cukup pesat di Indonesia, hasil riset menunjukkan dari total jumlah populasi di Indonesia sebesar 268 juta orang, 133% diantaranya merupakan pengguna aktif seluler. Artinya ada sekitar 355,5 juta pengguna seluler yang menandakan kemungkinan beberapa orang memiliki alat seluler lebih dari satu. Selain itu 56% dari total populasi di Indonesia juga merupakan pengguna aktif media sosial, sehingga berpeluang besar meningkatkan transaksi digital di semua media sosial. Inklusivitas digital ekonomi di indonesia juga telah mempengaruhi banyak sektor, berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) kontribusi pasar digital terhadap PDB Indonesia pada tahun 2018 telah meningkat 10% dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Menurut Oxford Economics, setiap peningkatan PDB sebanyak 1 % dapat diproyeksikan sebagai penambahan pendapatan sebanyak 640 juta USD serta dapat mendorong terbukanya 10.700 lapangan kerja baru pada tahun 2020. Digital ekonomi juga memiliki tantangan tersendiri, salah satunya adalah peluang digantikannya tenaga manusia oleh mesin atau robot atau yang lebih dikenal sebagai automasi. Ada beberapa sektor yang berpotensi dilakukan automasi diantaranya sektor manufaktur 45%, pertanian 49%, transportasi 64%, serta perdagangan ritel 53%.
Strategi digital marketing melalui media sosial
Secara teori digital marketing merupakan pemanfaatan internet atau teknologi interaktif dalam menghubungkan perusahaan dan konsumen dalam konsep pemasaran yang diberdayakan secara digital melalui platform atau pasar digital. Pasar digital dapat berupa media sosial, website, e-mail, tv digital bisa dalam bentuk blog, feed, podcast, maupun konten-konten yang lain. Implementasi digital marketing lebih cenderung dalam pemanfaatan media elektronik serta media sosial dalam memasarkan, mempromosikan produk baik berupa barang maupun jasa kepada konsumen agar dapat menarik atensi dari konsumen tersebut. Strategi dalam mengoptimalkan digital marketing dapat dilakukan dengan menciptakan brand image atau lebih dikenal dengan citra merek. Brand image merupakan citra yang terbentuk melalui pengalaman pribadi konsumen maupun reputasi produk yang dibagikan melalui media sosial yang memuat penilaian oleh konsumen. Brand image dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya kualitas atau mutu produk, fungsi produk, harga, serta citra yang sudah dimiliki produk tersebut. Brand image menjadi pondasi penting bagi perusahaan dalam menciptakan esensi merek dan karakteristik unik yang dimiliki oleh suatu produk dalam pembentukan citra merek.
Salah satu platform yang digunakan dalam digital marketing adalah media sosial, karena media sosial menjadi jejaring sosial yang sering digunakan oleh masyarakat. Media sosial memiliki segmentasi fungsional tersendiri yang akan membedakan antara satu jenis medsos dengan medsos lainnya. Contoh media sosial yang digunakan khusus untuk mencari pertemanan, relasi seperti  Instagram, Twitter, Facebook. Ada juga media sosial yang digunakan untuk branding personal, umumnya dimanfaatkan untuk mencari atau merekrut pekerja seperti Linkedin. Lalu media sosial berbasis pesan seperti g-mail, search engine seperti Google dan Yahoo dan masih banyak lagi. Banyak dari pelaku usaha yang memanfaatkan media sosial sebagai sarana pemasarannya. Berdasarkan data dari We Are Social (sebuah agensi digital di Amerika) menyatakan bahwa Youtube (49%) dan Facebook (48%) menjadi media sosial yang paling sering digunakan untuk digital marketing. Kemudian disusul oleh Instagram (39%), Twitter (38%), Whatsapp (38%), dan Google (36%). Sisanya ditempati secara berurutan oleh FB Messenger, Line, Linkedin, BBM, Pinterest, dan Wechat.
Referensi
Febriyantoro, M. T., & Arisandi, D. (2018). Pemanfaatan Digital Marketing Bagi Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah Pada Era Masyarakat Ekonomi Asean. JMD: Jurnal Riset Manajemen & Bisnis Dewantara, 1(2), 61–76. https://doi.org/10.26533/jmd.v1i2.175
Harto, B., Rozak, A., & Rukmana, A. Y. (2021). Strategi Marketing Belah Doeren Melalui Digital Marketing Terhadap Keputusan Pembelian Dimediasi Brand Image. Administrasi Bisnis (e-Journal), 7(1), 67–74. http://jurnal.plb.ac.id/index.php/atrabis/article/view/546

Sayekti, N. W. (2019). Tantangan Perkembangan Ekonomi Digital di Indonesia. Pusat Penelitian Ekonomi dan Kebijakan Publik DPR RI, 10(05), 19-25.  https://doi.org/10.31227/osf.io/psg8c

Simamora, C. M., & Ningsih, R. (2020). Inklusivitas Ekonomi Digital di Indonesia: Perspektif Gender dan Penciptaan Lapangan Kerja. Cendekia Niaga, 4(2), 39–53. https://doi.org/10.52391/jcn.v4i2.507

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun