Mohon tunggu...
Devina Meliani
Devina Meliani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi

Mahasiswa Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Budaya Populer Tik Tok dan Subkultur LGBT, Apa Kaitannya dengan Politik?

22 Maret 2021   14:12 Diperbarui: 22 Maret 2021   14:41 1421
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Seiring berkembangnya teknologi yang pesat, media sosial saat ini dapat dikatakan sebagai salah satu media yang paling banyak penggunanya dibanding media lainnya. Kecepatan informasi, kemudahan dalam memperoleh informasi serta penggunaannya yang praktis membuat media sosial menjadi media favorit saat ini di berbagai kalangan usia. Aplikasi TikTok merupakan salah satu media yang sedang menjadi trend saat ini, bahkan beberapa orang menyatakan bahwa mereka  saat ini lebih menyukai TikTok dibanding Instagram yang sangat hype sebelumnya. 

Fenomena trend TikTok dalam masyarakat ini dapat disebut sebagai salah satu bentuk budaya populer karena digemari oleh berbagai lapisan masyarakat mulai dari anak-anak, remaja, hingga orang dewasa. Menurut Burton dalam (Chaniago, 2011) menyatakan bahwa yang dominan dalam budaya populer yaitu produksi dan konsumsi barang-barang material dan bukan oleh seni sejati yang pembuatannya didukung dengan adanya motif laba. 

Jika dikaitkan dengan pengertia ini artinya TikTok merupakan sebuah aplikasi yang mendorong masyarakat untuk saling memproduksi konten untuk di konsumsi masyarakat dalam bentuk penayangan di TikTok baik dengan tujuan menghibur atau edukasi. Lalu apa yang mendorong masyarakat untuk membuat konten di TikTok? 

Dalam aplikasi ini, jika seorang pengguna dapat menghasilkan konten yang menarik maka videonya akan ditampilkan dalam FYP yang merupakan singkatan dari "For Your Page", artinya video anda akan ditampilkan dalam beranda utama TikTok dalam sejumlah akun meskipun anda tidak saling mengikuti. Semakin banyak konten menarik yang dihasilkan dan masuk FYP, akan menambah pengikut TikTok anda, memiliki followers atau pengikut yang banyak dalam akun media sosial merupakan impian banyak orang karena dengan memiliki pengikut dengan jumlah yang banyak artinya akun anda mulai dikenal oleh banyak orang, dengan harapan beberapa pihak dapat memanfaatkan akun anda sebagai media untuk mempromosikan usaha mereka, inilah mengapa TikTok merupakan salah satu bentuk budaya populer.

Selanjutnya mengenai subkultur, di Indonesia terdapat beberapa kebudayaan yang tidak dapat diterima dalam masyarakat karena bersifat merugikan, menganggu kenyamanan dan melanggar norma yang berlaku dalam masyarakat. Golongan LGBT yang merupakan singkatan dari "Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender" merupakan golongan bagi sejumlah kalangan yang memiliki masalah dalam hal seksualitas. Di beberapa negara komunitas ini sudah diterima dan disahkan oleh pemerintah, bahkan ada beberapa negara yang sudah secara resmi menerima pernikahan sesama jenis seperti contohnya adalah negara Jerman di Eropa. 

Namun di Indonesia sendiri LGBT masih menjadi perdebatan khususnya untuk kaum Gay dan Lesbian karena melanggar norma sosial dimana normalnya baik dalam ajaran agama ataupun aturan sosial dalam masyarakat, manusia harus hidup berpasangan dengan jenis kelamin yang berbeda. Jika dikaitkan dengan ranah politik, adanya pertentangan antar berbagai pihak dalam menanggapi masalah LGBT ini dapat menjadi sebuah senjata bagi beberapa pihak. Semisalnya ketika ada tokoh politik yang secara tidak langsung menyatakan bahwa kaum LGBT harus di legalkan, maka secara tidak langsung tokoh politik tersebut telah menarik perhatian para kaum LGBT untuk memberikan hak suara mereka bagi tokoh tersebut. Selain itu pro dan kontra mengenai komunitas ini pun seringkali menjadi perdebatan dalam bidang keagamaan, yang dimana beberapa tokoh-tokoh besar agama di Indonesia juga berpartisipasi dalam dunia politik mengakibatkan kasus mengenai LGBT ini semakin sensitif ketika dibahas.

Daftar Pustaka

Chaniago, R. H., & Basri, F. K. H. (2011). Budaya Popular dan Komunikasi: Impak Kumpulan Slank terhadap Slankers di Indonesia. Jurnal Komunikasi: Malaysian Journal of Communication, 27(1)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun