Mohon tunggu...
Devi Meilana Trisnawati
Devi Meilana Trisnawati Mohon Tunggu... Pengajar - Seorang Ibu Rumah Tangga, Pengajar Paruh Waktu dan Blogger

Pengagum Berat Westlife. Menaruh cinta pada dunia Ekonomi.

Selanjutnya

Tutup

Money

Peningkatan Peran Perguruan Tinggi dalam Pembinaan Edukasi ke Masyarakat

31 Oktober 2016   09:13 Diperbarui: 31 Oktober 2016   09:59 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hari Minggu, 23 Oktober 2016, KJog mendapat undangan istimewa dari Bapak Abraham Wirotomo, akademisi FEB UGM  untuk turut serta duduk bersama membicarakan isu ekonomi yang tengah membelit semua negara, tak terkecuali Indonesia. Tepat pukul 13.30 di sebuah ruangan lantai 2 Toko Buku Togamas, beliau mulai mengulas Ketimpangan Ekonomi.

KEGAGALAN TARGET PERTUMBUHAN EKONOMI

Baru-baru ini pemberitaan dari sector ekonomi mengabarkan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2015 hanya menyentuh level  4,9%. Masih jauh dari target yang ditetapkan Presiden Joko Widodo sebesar 5,7%. Karena kegagalan tersebut, Pemerintah Indonesia fokus untuk menaikkan pertumbuhan ekonomi pada tahun 2016 walaupun dengan turunnya target menjadi 5,7%. Ini adalah target ambisius Presiden Joko Widodo dalam upayanya menyejahterakan masyarakat Indonesia. Namun, persoalan ketimpangan ekonomi rupanya belum menjadi topik utama karena fokus pemerintah masih berada pada pertumbuhan ekonomi. Bukankah itu merupakan isu menarik dan memang menjadi salah satu fondasi untuk memecahkan masalah perekonomian lainnya?

KETIMPANGAN EKONOMI, APA DAN HUBUNGANNYA?

Ketimpangan ekonomi berarti perbedaan pendapatan, harta, fasilitas dan hal lainnya yang bersifat menyejahterakan manusia. Bapak Abraham Wirotomo mengawali penjelasan dengan hasil sebuah penelitian dari Richard Wilkinson pada tahun 2011 yang menunjukkan bahwa:

  • FAKTA 1: Tidak Ada Perbedaan Signifikan Antara Negara Kaya Dengan Negara Miskin
  • Penelitian di beberapa negara menunjukkan Jepang dengan pendapatan menengah mampu mencatatkan angka harapan hidup tinggi, sedangkan negara adidaya Amerika Serikat dengan pendapatan tertinggi hanya mampu mencatatkan agka harapan yang relatif rendah. Yunani masih dengan kondisi ekonomi yang terlunta-lunta malah mampu menorehkan angka harapan hidup yang mencukupi.
  • FAKTA 2: JustruAda Perbedaan Signifikan Antara Kelompok Kaya Dengan Kelompok Tidak Kaya (Miskin)
  • Bila dalam suatu negara terdapat ketimpangan (perbedaan) pendapatan diantara masyarakatnya, justru hal itulah yang menyebabkan tinggi rendahnya angka harapan hidup.

Jadi, titik fokusnya adalah justru ketimpangan ekonomi di masyarakatlah yang menjadi penyebab tinggi rendahnya angka harapan hidup. Namun, Ketimpangan bersifat relatif. Ketimpangan baru memiliki dampak yang kuat ketika ada kesadaran (awareness). Kesadaran itu diperkuat dengan adanya sosial media yang menjadi ajang kontestasi gaya hidup. Mulai dari unggahan status dan foto yang mengabadikan kebahagiaan dengan harta, pacar, teman dan sebagainya. Dari kesadaran (baca: penglihatan) lalu munculah rasa iri hingga kecemasan sosial.

Kita sudah acapkali mendengar dan membaca istilah Produk Domestik Bruto (PDB). Apa itu PDB? PDB menjadi indikator seberapa produktif sebuah negara atau kekayaan suatu negara. Kembali sebuah penelitian mengungkapkan:

  • Fakta 3:Tidak Ada Hubungan Antara Permasalahan Sosial Dan Kesehatan Dengan Tingkat PDB Suatu Negara
  • Semakin kaya suatu negara bukan berarti tidak ada permasalahan sosial kesehatan didalamnya, begitu juga semakin miskin suatu negara bukan berarti banyak permasalahan sosial kesehatan di dalamnya.
  • Fakta 4:Adanya Hubungan Antara Permasalahan Sosial Dan Kesehatan Dengan Tingkat Ketimpangan Ekonomi Suatu Negara
  • Ini adalah fakta yang menarik. Lagi-lagi, ketimpangan ekonomi menjadi penyebab tinggi rendahnya permasalahan sosal dan kesehatan di suatu negara.

DAMPAK KETIMPANGAN EKONOMI

Ketimpangan ekonmi sangat dikhawatirkan akan menimbulkan low trust diantara masyarakat. Mereka menjadi saling tidak percaya satu sama lainnya karena terdapat perbedaan pendapataan dan status ekonomi sehingga meningkatkan persepsi sosial kearah yang lebih buruk.mereka menjadi fokus pada diri masing-masing (egois) dan tidak memikirkan individu lannya. Hal ini dapat berlanjut ke menurunnya kerjasama diantara mereka karena kecurigaann sehingga menghilangkan nasionalisme suatu bangsa bahkan dapat mengancam keutuhan suatu negara.

ADIL DAN BENAR VS TIDAK ADIL DAN SALAH

Bapak Abraham pun menyampaikan hasil dari penelitian dan timnya bahwa ternyata Ketimpangan ekonomi dapat dianggap oleh masyarakat sebagai seuatu yang adil dan benar apabila terdapat suatu kompetisi yang fair karena terdapat kerja keras yang dilakukan seseorang sehingga ia mencapai apa yang dia inginkan. Namun, ketimpangan menjadi tidak adil dan salah bila dalam suatu kompetisi terdapat anggota masyarakat lainnya bermain secara curang. Tidak hanya curang pada diri sendiri namun juga curang terhadap orang lain (eksploitasi).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun