Dalam benak kita pertama kali mendengar tentang investasi, adalah hanya orang-orang kaya yang bisa melakukannya, dan dengan menggunakan uang dalam jumlah yang besar. Padahal, kenyataannya tidak demikian. Orang-orang kaya tersebut pasti juga ada yang memulai dari nominal yang tidak besar, bahkan perlu try and error dalam terjun ke dunia investasi yang hampir tidak mungkin dilakukan oleh kalangan yang berkantong tipis.
Mengapa sedemikian penting investasi di pasar modal terutama saham? Dengan melakukan investasi kita turut menjadi pemilik dari perusahaan tersebut. Walaupun masih dengan nominal yang kecil, kita turut membantu fundamental perusahaan dari segi modal agar dapat memutar asetnya sehingga transaksi jual beli dapat dijalankan.
Posisi Indonesia di Kancah Internasional dari Segi Investasi
Sekedar informasi, dalam World Investment Report 2015, Indonesia menduduki peringkat pertama negara dengan kenaikan investor asing di ASEAN yakni sebesar 20%. Dan bila dibandingkan dengan negara di di Asia Timur lainnya, Indonesia masih dibawah Hongkong yang membukukan kenaikan 30%. Meskipun demikian, Penanaman Modal Asing (PMA) Indonesia masih jauh dibandingkan dengan Republik Rakyat Tiongkok dalam angka US$ 128,5 miliar), Hongkong dengan US$ 103,3 miliar, dan Singapura dalam kisaran US$ 67,5 miliar. Indonesia masih berada tiga kali lipat dibawah Singapura, yakni US$ 22,6 miliar. Laporan ini telah menyimpulkan bahwa Indonesia telah mendapatkan reputasinya melalui kredibilitas lokasi penanaman modal di mata internasional. Lalu, kenapa masih banyak yang takut berinvestasi?
Meskipun pertumbuhan ekonomi Indonesia menunjukkan trend positif dan mendapat label negara layak investasi (sekali lagi menegaskan) sayangnya tidak dibarengi dengan kesadaran masyarakat akan kesadaran investasi. Masyarakat indonesia mungkin bisa dibilang “save player” karena masih menempatkan dananya sebesar 70% dalam deposito dan tabungan (dengan keuntungan dari bunga dalam persen kecil dan berkala). Berbeda dengan Republik Rakyat Tiongkok dengan masyarakat yang sudah mengalokasikan separuh dananya dalam produk investasi. Karena itulah, fundamental negara tersebut sangat kuat karena terdapat pembagian resiko investasi.
Data lain juga menyebutkan, bahwa Indonesia juga menjadi negara berperingkat kedua di Asia yang memiliki masyarakat dengan usia produktif (kurang dari 40 tahun), setelah Republik Rakyat Tiongkok (masih dengan negara calon adi daya). Indonesia juga didukung dengan kepadatan penduduk menempati keempat di dunia (setelah Republik Rakyat Tiongkok, India dan Amerika Serikat). Itu artinya, bila masyarakat Indonesia saat usia produktif melakukan investasi, maka menjadi suatu kontribusi besar bagi fundamental perekonmian Indonesia, selain keuntungan dalam mengalokasikan keuangannya masing-masing.
Berinvestasi Sejak Muda
Contoh figur yang tak asing lagi di dunia investasi adalah Warren Buffet. Siapa yang tak kenal dia? Investor yang sukses dan masuk jajaran milyader dunia ini telah memulai investasi pertamanya di usia 11 tahun. Dan mengisi SPT (Surat Pemberitahuan Tahunan) sebagai bentuk kewajiban untuk membayar pajak di usia 13 tahun (sekaligus mengingatkan pengusaha tentang adanya Tax Amnesty).
Mari memulai investasi, untuk masa depan kita sendiri dan negara. Banyak perusahaan sekuritas atau efek akan membantu untuk menerbitkan rekening saham, atau yang dikenal dengan RDN (Rekening Dana Nasabah). Daftar perusahaan sekuritas atau efek dapat diakses situs Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Berikut linknya
Kemudahan Menjadi Nasabah Efek
PT Phintraco Securities adalah salah satu perusahaan sekuritas(efek) yang terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan. Dengan bantuan perusahaan tersebut, nantinya akan dijelaskan mengenai persyaratan administrasi dalam penerbitas rekening efek (hampir persis dengan membuka rekening tabungan). Perbedaannya, terdapat proses validasi ke kantor pusat yang memakan waktu kurang lebih 2 bulan. Setelah rekening efek terbit, akan ada pemberitahuan user name, nomor nasabah, password dan PIN trading yang digunakan untuk melakukan transaksi. Namun, jangan lupa sebelumnya untuk mengisi deposit di RDN tersebut (RDN berbeda dengan rekening tabungan meskipun dalam Bank yang sama), dan dengan Rp 100.000,00 sudah dapat membuka rekening efek. Deposit tersebut adalah dana yang nantinya akan digunakan untuk melakukan aksi buy and sell.