Mohon tunggu...
Devi Ervika
Devi Ervika Mohon Tunggu... Pacitan ~ Surakarta

Hi hello

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Ngapain Nunggu Salah Dulu? Belajar Aja Dari Pengalaman Orang Lain

16 Mei 2025   09:08 Diperbarui: 16 Mei 2025   09:08 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.ttecdigital.com/articles/what-is-total-experience-glossary

Saya pernah punya pengalaman mencoba sesuatu yang benar-benar baru. Niatnya sih bagus, saya pengin merasakan sendiri prosesnya, meski saya tahu ada risiko salah. Saya sempat mikir, "Nggak apa-apa deh salah dulu, nanti juga belajar dari situ."

Tapi setelah melewati itu semua, saya sadar ada cara belajar yang lebih bijak yaitu... belajar dari pengalaman orang lain. Kenapa harus nunggu jatuh dulu kalau kita bisa tahu lubangnya dari cerita orang lain? Jauh lebih hemat waktu, tenaga, dan kadang juga mental.

1. Kesalahan Orang Lain Bisa Jadi Petunjuk Arah

Saya mulai sadar bahwa pengalaman orang lain bisa jadi bahan belajar yang sangat berharga. Mereka udah duluan nyoba, udah duluan jatuh dan bangun. Dari situ, kita bisa tahu apa yang harus dihindari dan bagaimana menyiapkan diri sebelum melangkah. Ini bukan soal ikut-ikutan atau takut mencoba, tapi soal cerdas dalam mengambil langkah.

Jadi mulai sekarang, ketika saya mau ambil keputusan besar, saya lebih dulu dengerin pengalaman orang yang pernah berada di situasi serupa. Dari situ saya bisa tahu potensi risikonya, dan bisa lebih siap menghadapi. Rasanya seperti dikasih peta sebelum jalan. Saya paham nggak menjamin prosesnya mulus, tapi jelas lebih terarah.

2. Hemat Waktu dan Energi untuk Hal yang Lebih Penting

Jujur, belajar dari kesalahan sendiri itu kadang melelahkan. Selain waktu yang terbuang, energi mental dan fisik juga kepakai banyak. Kalau ternyata ada pelajaran yang bisa saya dapat dari pengalaman orang lain, kenapa harus mengulang kesalahan yang sama?

Dengan belajar dari cerita, kegagalan, atau bahkan refleksi orang lain, saya bisa skip proses jatuh yang sebenarnya bisa dihindari. Waktunya bisa saya pakai untuk hal lain yang lebih produktif. Bukan berarti saya menolak tantangan, tapi saya pilih tantangan yang belum pernah dijalani orang, bukan yang sebenarnya sudah bisa diantisipasi dari awal.

3. Bukan Takut Gagal, Tapi Tahu Kapan Harus Waspada

Belajar dari kesalahan orang lain bukan berarti saya jadi takut nyoba hal baru. Justru sebaliknya, saya jadi lebih percaya diri karena punya "rambu-rambu" dari pengalaman yang sudah pernah terjadi. Saya jadi tahu kapan harus jalan, kapan harus pelan, dan kapan sebaiknya putar arah.

Pengalaman orang lain bukan untuk dijadikan batas, tapi sebagai bekal tambahan. Kadang saya tetap ambil keputusan yang beda, tapi setidaknya saya paham konsekuensinya. Dengan begitu, proses belajar saya tetap berjalan, tapi dengan risiko yang lebih terkendali dan terukur.

***

Jadi menurut saya, nggak usah gengsi belajar dari pengalaman orang lain. Justru di situ kita bisa tumbuh lebih cepat tanpa harus jatuh di tempat yang sama. Toh, belajar itu bukan cuma dari pengalaman pribadi, tapi juga dari bagaimana kita membuka mata dan telinga terhadap cerita orang di sekitar kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun