Plot cerita drama My Perfect Stranger disusun secara detail dan hati-hati. Jika kita perhatikan, banyak hal yang saling berkaitan. Bahkan hal-hal paling sepele punya makna yang bisa mengubah plot drama.
Salah satu poin yang tidak boleh kita lewatkan adalah novel Jane Eyre yang dibawa Lee Kyung ae ke rumah kosong. Novel tersebut sempat disorot kamera secara khusus. Maka tidak mungkin jika novel tersebut hanya kebetulan ditampilkan dalam drama
Novel Jane Eyre Mengangkat Tema Feminisme
Feminisme erat kaitannya dengan diskriminasi gender. Novel Jane Eyre sendiri mencoba mendobrak diskriminasi gender. Yang mana wanita berhak mendapatkan hak yang setara dengan laki-laki.
Poin penting yang harus kita pahami dalam drama My Perfect Stranger adalah bahwa novel Jane Eyre memiliki topik khusus. Novelnya terkenal dengan bahasan seputar isu feminisme.
Topik dalam novel Jane Eyre sangat sesuai dengan garis besar drama. Dimana semua korban yang dibunuh adalah wanita.Â
Para korban ketidak adilan dalam drama ini juga wanita. Seperti Mi sook yang selalu disiksa kakaknya dan pemilik cafe Bongbong yang mengalami masa sulit karena ayah dari bayinya.
Isi Pesan dari Pembunuh ada Kaitannya dengan Feminisme
Pesan dari pembunuh yang diletakkan dalam kotak korek api adalah "Wanita yang membaca itu berbahaya".
Logikanya begini: Jika wanita membaca, maka dia bisa menjadi lebih pintar dan berhasil mencapai kesetaraannya dengan laki-laki. Jadi si pembunuh menentang adanya feminisme. Karenanya novel Jane Eyre sengaja ditampilkan sebagai clue.
Hal ini juga menjelaskan mengapa semua korban pembunuhan Woojung ri adalah wanita. Karena si pembunuh adalah karakter anti feminisme. Namun kita belum tahu apakah si pembunuh bergerak untuk kepentingannya sendiri atau kelompok.
Soon ae Suka Membaca dan Menulis Novel
Dalam catatan kepolisian dimasa depan, korban ketiga adalah Kim Hae kyung. Namun karena Hae kyung berhasil diselamatkan, variabel mulai berubah dan Soon ae yang akhirnya menjadi target korban ketiga.