Dimuka bumi ini ada banyak manusia dengan karakternya masing-masing. Utamanya terkait dengan kemampuan problem solving. Karena setiap orang pasti dihadapkan dengan masalah dan diharapkan bisa melaluinya.
Tidak setiap orang terlahir dengan langsung beruntung dalam aspek ekonomi. Atau tidak semua orang bisa beruntung dalam situasi tertentu.
Dalam menghadapi masalah ini, setiap orang punya cara untuk mengatasi masalahnya. Ada yang dengan melakukan berbagai upaya mandiri tanpa bantuan orang lain, ada juga yang banyak mengandalkan orang lain.
Tanpa bantuan orang lain bukan berarti sama sekali nggak butuh orang lain ya. Hanya saja mereka tidak meminta bantuan orang lain kalau belum benar-benar nggak sanggup.
Lama-lama, mereka bahkan lupa caranya minta tolong orang lain untuk menghadapi situasinya. Karena mereka benar-benar terbiasa mengandalkan diri sendiri sepenuhnya.
Maka hal ini juga berimbas saat ada orang lain yang meminta bantuan untuk masalah sejenis. Seperti tidak ada perasaan tergerak untuk membantu karena mereka juga menangani masalah tersebut sendiri.
Namun perkara ini tetap kembali lagi pada spesifikasi kasus dan feelnya ya. Kalau masalahnya terbilang tingkat tinggi, mereka cenderung lebih ringan untuk membantu. Karena mereka benar-benar paham sulitnya ketika berada dalam situasi sulit tersebut.
Jika masalahnya tergolong ringan, maka mereka cenderung ingin skip untuk membantu. Karena mereka berfikir bahwa orang tersebut pasti bisa menanganinya sendiri dengan sedikit usaha.
Jadi ini buka masalah mau bersimpati atau enggak ya. Kalau masalah bersimpati sudah pasti karena mereka pernah berada dalam situasi yang sama. Tentunya mudah merasakan bagaimana sulitnya saat berada dalam kesulitan tersebut.
Namun untuk membantu, tentu ada pertimbangan tersendiri. Karena menolong orang juga tidak bisa pada semua hal. Harus melihar bagaimana situasi sendiri dulu baru memutuskan untuk membantu.