Mohon tunggu...
Devienna Lukiana
Devienna Lukiana Mohon Tunggu... Lainnya - Administrator

Passionate about Art.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ketuhanan dalam Kebudayaan Indonesia di Masa Kini

11 November 2022   23:11 Diperbarui: 11 November 2022   23:14 2330
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Indonesia memiliki pedoman utama yang mengasaskan Ketuhanan sebagai dasar filosofi negara; seperti ada tertulis dalam Pancasila butir ke-1 yakni "Ketuhanan yang Maha Esa." Dasar negara ini sepatutnya menjadi salah satu penuntun bangsa dalam bermasyarakat dan berpola hidup. Kehidupan bermasyarakat ini tidak luput dari kebudayaan yang bangsa Indonesia miliki. Keberagaman budaya menjadi fenomena di mana eksistensi Ketuhanan tidak jarang diperbincangkan. Keterkaitan Ketuhanan dalam kebudayaan menjadi hal menarik untuk diperhatikan, khususnya pada masa kini di mana terdapat globalisasi.

Budaya Indonesia telah dahulu ada sebelum asas Ketuhanan disahkan, tentunya berkaitan dengan agama. Jika menelaah lebih dalam, perihal agama dalam budaya Indonesia mengacu kepada nilai-nilai luhur yang tertanam dalam adat istiadat di mana ia berperan sebagai koneksi batin setiap warga negara. Agama mengajarkan nilai persaudaraan, keadilan, kasih sayang, persatuan, saling gotong royong dan kebaikan lainnya yang merujuk kepada Ketuhanan; sesuai dengan kepercayaan masing-masing. Hal tersebut menjadi budaya bangsa yang seharusnya tumbuh dan berkembang dalam keberagamannya. Persoalan sesungguhnya adalah tantangan mempertahankan nilai luhur budaya yang menjunjung Ketuhanan tersebut.

Saat ini, perkembangan zaman menyongsong kita kepada era globalisasi yang membuka jalan kepada ideologi asing. Ideologi tersebut tentu memiliki pandangan yang tidak selalu selaras dan ada dalam nilai-nilai luhur budaya bangsa. Kemajemukan yang bercampur dalam kebudayaan yang telah ada dengan paham kebudayaan asing menjadikannya kompleks. Hal ini membuat keberadaan budaya yang menjunjung Ketuhanan seakan tergerus. Faktanya, generasi muda saat ini seolah tidak memperhatikan lagi persoalan Bertuhan dan mengembangkan nilai-nilai luhurnya yang telah diajarkan dalam budaya.

Kebebasan dalam berpikir, bertindak dan berucap yang terpengaruh nilai kebudayaan asing saat ini membuat eksistensi asas Ketuhanan dipertanyakan. Dengan adanya kemajuan teknologi dan maraknya media sosial saat ini, kebebasan tersebut nampaknya menjadi hal yang mendarah daging, terutama bagi generasi baru. Kesadaran akan nilai luhur budaya yang berasaskan Ketuhanan menjadi terkikis akibat kebudayaan baru tersebut. Seiring dengan perkembangan zaman inilah yang menjadi rentan bagi nilai-nilai kebudayaan untuk tetap dapat bertahan. Untuk melestarikan nilai-nilai luhur ini, diperlukan adanya pendekatan dalam berbagai aspek, agar bahkan tetap dapat diaktualisasikan dalam kehidupan sehari-hari.

Penanaman nilai luhur Ketuhanan yang berkebudayaan di Indonesia dapat diselenggarakan melalui pembinaan. Pemerintah dapat menerapkan program pembinaan dengan membumikan ideologi kebudayaan yang mengutamakan Ketuhanan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Hal ini dapat tercipta melalui berbagai institusi pendidikan yang harus mengedepankan penerapan ilmu Ketuhanan yang berkebudayaan dalam segala aspek lingkungan hidup. Dalam aktualisasinya diperlukan pendekatan yang dinamis, khususnya bagi generasi masa kini, sehingga dapat diinternalisasi dengan sebaik mungkin dalam kurikulum pendidikan Indonesia. Hal lain yang perlu diingat adalah pewarisan nilai luhur yang harus terus diturunkan dalam lingkungan keluarga, agar budaya Ketuhanan terus dijunjung.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun