Mohon tunggu...
Deva Lazuardi Prabantoro
Deva Lazuardi Prabantoro Mohon Tunggu... Lainnya - siswa SMAN 28 Jakarta

Manusia yang mencoba menulis

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Cerpen: Pengalaman Tak Terlupakan

22 November 2020   11:40 Diperbarui: 22 November 2020   11:51 475
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: porttechnology.org

"Hmmm, sepertinya itu ide yang cukup bagus, lagi pula aku juga ingin melihat pemandangan sekitar" Jawab ku, meskipun aku tak terlalu peduli.

" Baiklah, kita naik kapal setelah ini." Ucap Jean kepada ku dan semua temanku di meja makan.

Tepat pukul 14.00, aku keluar dari kamar penginapanku, kulihat Jean sedang berbicara dengan pemilik kapal , sepertinya dia ingin menyewanya. Ashura dan odin sedang berdiri berbincang di tepi pagar yang menghadap kearah laut itu, terlihat awan mendung dari kejauhan yang datang mendekati bibir pantai, namun sesekali angin menghembusnnya dan kembali cerah. " Hei kawan-kawan, sudah ku sewa ni, ayolah kita naik!" Ucap Jean dari kejauhan dengan mata yang semangat. Aku pun segera beranjak dari balkon dan berlari ke kapal. Semua terlihat sangat senang.

Kami pun naik dan berlayar selama 30 menit. Kemudian, kulihat awan semakin menebal, kusarankan kepada jean untuk setidaknya kembali dulu ke tepi, dan melanjutkannya besok, karena aku khawatir dengan awan yang sudah sangat gelap berada di kejauhan.

" Hei Jean apakah sebaiknya kita sudahi dulu? Keliatannya awannya tidak bersahabat, aku hanya khawatir akan terjadi badai." Ucap ku dengan nada pelan. "Ya, aku pikir awan itu semakin menjadi, dan sepertinya awan itu sedang menuju ke arah sini, sepertinya menunda adalah pilihan yang bagus Bob." Jawab Jean kepadaku. Ashura dan odin pun juga setuju mendengar percakapanku dengan jean.

"Oke teman-teman sepertinya kita tunda dulu tur dengan kapal hari ini, kita jadwalkan ulang besok hari." Ucap jean kepada ku dan 2 orang teman kami. Namun, baru saja jean melontarkan kata-kata tersebut, tiba tiba petir menyambar sangat keras dan sangat dekat dengan kapal, kami berempat pun terkejut bukan main. 

Jean pun segera mengambil alih kemudi dan mengarah kan kapal meuju ke pantai, "Whoooossshhhh." Ombak laut semakin menjadi, gelombang dan arus laut sangat kuat membuat kapal kesulitan untuk menuju ke pantai ditambah hujan deras turun mempersulit komunikasi kami berempat. " Turunkan jangkarnya Bob!" Seru Odin kepada ku, aku pun bergegas menurukan jangkarnya dibantu dengan Ashura, setelah berhasil, kami pun memutuskan berdiskusi .

Di dalam ruang kemudi, kami pun berencana untuk menunggu badai selesai, namun setelah 3 jam menunggu badai tak kuncung mereda. Jam menunjukan pukul 17.00 sebentar lagi siang berganti malam, sedang bekal yang kami bawa rupanya hanya cukup untuk 2 jam di kapal saja, beberapa saat kemudian,

"Hei kawan-kawan! Ombaknya sudah mulai stabil, hujannya juga sudah tidak sehebat tadi!" Seru Odin kepada kami semua.

"Syukurlah, kalau begitu kita langsung saja menuju ke daratan!" Seru Jean kepada kami.

"Lepaskan jangkar! Kita akan menuju ke daratan!" Seru Jean dengan pecaya diri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun