Mohon tunggu...
Desy Rahmawati Aziz
Desy Rahmawati Aziz Mohon Tunggu... Lainnya - Bachelor of Law

Hi! I got my bachelor degree (S.H.) from Faculty of Law Universitas Airlangga in March 2018. If there are any criticisms and suggestions related to my writings, please do not hesitate to contact me. Hope these will be useful.

Selanjutnya

Tutup

Hukum

Bahkan Seorang Pengacara juga Butuh Up Grading Skills

10 Juli 2018   11:46 Diperbarui: 10 Juli 2018   14:53 429
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Untuk menjadi seorang pengacara sukses dibutuhkan waktu yang cukup lama, karena seorang pengacara dituntut memiliki multi skills dalam menangani suatu kasus , sehingga mengharuskan mereka untuk selalu meng-upgrade pengetahuan hukumnya. Rajin membaca buku atau jurnal hukum memang termasuk salah satu caranya, namun tidak cukup jika kegiatan sehari-hari hanyalah membaca teori hukum ataupun hanya menghafal pasal-pasal dalam peraturan saja. Mereka juga harus memiliki banyak pengetahuan tentang praktik tentang ilmu hukum ataupun non-hukum yang tidak didapatkan di bangku kuliah.

Tak banyak yang paham, bahwa ilmu hukum itu sangat luas. Namun sayangnya, tak semua ilmu tersebut dipelajari pada saat menempuh pendidikan tinggi.. Saat kuliah, kita hanya mendapatkan setidaknya 33% mata kuliah dari total mata kuliah yang diajarkan. Belum lagi, pada semester sekian (biasanya semester 5), kita sudah harus memilih peminatan yang tentunya membatasi kita dalam memilih suatu mata kuliah yang sangat ingin kita pelajari. Posisi kita jadi serba salah, mau ambil mata kuliah itu, takut SKS kepotong dan jadi telat lulus, tapi di sisi lain kita sangat ingin mempelajari mata kuliah itu. Nah, disinilah fungsinya upgrading skills melalui pelatihan dan seminar.

Berinvestasi dengan mengikuti pelatihan atau seminar akan berguna kapanpun dan dimanapun, karena ilmu tidak akan lekang oleh waktu. Dengan mengikuti kegiatan pelatihan atau seminar maka kita bisa mendapatkan beragam ilmu yang tidak kita dapatkan selama masa pendidikan di bangku kuliah. 

Tidak cepat puas juga merupakan kunci untuk menjadi pengacara yang sukses. Kerap kali diperlukan ilmu praktis selain hukum yang mendukung penyelesaian suatu kasus. Misal, dalam litigasi, pemahaman tentang akuntansi forensik dan digital forensik  sangat diperlukan. Maka dari itu, dengan mengikuti pelatihan, kita dapat memperkaya pengetahuan dan tentu bermanfaat ketika dihadapkan pada suatu permasalahan hukum nantinya.

Selain menguasai dengan baik teori ilmu hukum, seorang pengacara harus memiliki kepercayaan diri dalam public speaking , dalam berargumen, bernegosiasi, dan harus bisa menjelaskan informasi yang rumit kepada klien atau orang dalam memberikan nasihat atau opini hukum. Praktisi hukum harus bisa menjelaskan istilah hukum yang rumit dengan menggunakan bahasa persuasif yang jelas, ringkas, dan mudah dimengerti. Untuk mengasah keterampilan ini, mereka harus banyak mengikuti diskusi kelompok dengan menjadi pembicara aktif, terlibat dalam tim debat, dan ia juga perlu mengikuti pelatihan yang mengajarkan bagaimana cara berkomunikasi yang baik dan efektif. Sebuah pelatihan akan bermanfaat atau tidak faktornya lebih banyak tergantung ke diri kita sendiri yang ingin berkembang dan mau mempraktekkan apa yang telahdi pelajari. Karena pada dasarnya untuk keterampilan (skill), tidak cukup dengan hanya duduk diam mendengarkan dan mencatat saja, tetapi harus dipraktekkan dan diulang terus-menerus sampai akhirnya benar-benar mahir.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun