Mohon tunggu...
desymellyerdavid
desymellyerdavid Mohon Tunggu... Wiraswasta - Mahasiswa

mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kuasa Darah Yesus di Kayu Salib

20 Mei 2019   16:20 Diperbarui: 20 Mei 2019   16:51 534
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Istilah "darah Kristus" digunakan beberapa kali di Perjanjian Baru sebagai ungkapan atas kematian Yesus sebagai korban persembahan dan penebusan dosa dalam mewakili manusia. Istilah ini digunakan karena Yesus benar-benar mencurahkan darah-Nya di atas kayu salib. Ia berdarah dan mati bagi orang berdosa. Darah Kristus mewakili kuasa untuk menebus segala dosa yang dilakukan segala manusia dari segala jaman, yang menaruh imannya kepada darah penebusan ini sehingga bisa diselamatkan.

Darah Kristus adalah dasar bagi Perjanjian Baru. Pada malam sebelum Yesus akan disalibkan, Dia menyedarkan cawan berisikan anggur kepada para rasul dan berkata, "cawan ini adalah perjanjian baru oleh darah-Ku, yang ditumpahkan bagi kamu" (Luk 22:20). Penuangan anggur pada cawan menjadi simbol bagi darah Kristus yang akan ditumpahkan bagi setiap orang yang percaya kepada-Nya.

Darah Kristus tidak hanya menebus orang pilihan dari belenggu dosa dan penghukuman kekal, tetapi juga untuk "menyucikan hati nuraninya dari perbuatan-perbuatan yang sia-sia, supaya dia dapat beribadah kepada Allah yang hidup"(Ibrani 9:14). Ini berarti kita tidak hanya dibebaskan dari ketergantungan atas upaya dan usaha kita yang tidak bernilai dan berarti untuk menyenangkan hati Allah. Karena darah Kristus telah menebus kita, maka kita sekarang menjadi ciptaan baru di dalam Kristus (2 Kor 5:17). Karena darah-Nya, kita dibebaskan dari belenggu dosa sehingga kita bisa melayani Allah yang hidup; untuk memuliakan-Nya selama-lamanya.

Berbicara tentang darah Kristus, dapat melihat beberapa hal tersebut:

  • Darah Kristus berhubungan erat dengan korban persembahan dalam PL. karena korban-korban itu merupakan bayannng-bayang dari korban yang dipersembahkan Kristus, ibrani 10:1, yang bertujuan untuk mengingatkan dosa-dosa kaum itu, ibrani 10:2. 
  • Darah Kristus mengampuni dosa.
  • Darah Kristus diperoleh di dalan Baptisan. Petrus berkata, bahwa orang yang dibabtiskan di dalam Yesus akan bengkit di dalam hidup yang baru (hidup suci dari dosa) Roma 6:4, mengapa? Karena di dalam baptisan seseorang telah bersalut dengan Kristus dan menyatu dengan darah Kristus yang berkuasa untuk mengampuni dosa.

Eka.ris.ti/karisti = tubuh dan darah Kristus dalam roti dan anggur dalam perayaan Misi Kudus

  • Dalam arti perjamuan Kudus yang merupakan hidangan rohani yang didalamnya Kristus bersaksi bahwa Dialah roti hidup, roti yang menjadi makanan bagi jiwa untuk mencapai hidup kekal yang benar dan berbahagia.
  • Menurut Calvin, kehadiran Kristus dalam Perjamuan Kudus tidak terikat pada unsur roti dan anggur. Kristus sungguh hadir pada perjamuan itu, kristus sendiri, Tuhan yang hidup. Tetapi sejak kenaikan-Nya ke surga, tidak lagi kita mengenal Krisrut ukuran manusia. (2 Kor 5:16). Yang kini bertindak selaku Tuhan adalah Roh Kudus (2 Kor 3:17). Dengan kata lain Pentakosta,kehadiran Kristus adalah kehadiran-Nya di dalam dan dengan perantara Roh Kudus (dengan tidak melupakan, bahwa Roh Kudus bersama-sama dengan Sang Bapa dan Anak) dan kehadiran-Nya itu kita alami "di dalam percaya". Di dalam percaya, kita yakin bahwa "isi" yang disampaikan kepada kita dalam "bentuk" tanda-tanda (roti dan anggur) adalah bahwa sungguh-sungguh kita ambil bagian dalam tubuh dan darah Kristus, artinya bahwa kita dijadikan satu dengan Dia di dalam kematian serta kebangkitan-Nya.

Berbicara mengenai perjamuan kudus jika dilihat dalam Perjanjian Baru, sakramen ini pertama-tama hanya memiliki satu sebutan saja, maka sekarang terdapat beberapa sebutan untuk sakramen ini yang kesemuanya di tarik dari Alkitab. Istilah itu adalah: (1) Deipnon Kuriakon, Perjamuan Tuhan (terjemahan LAI. Dalam bahasa Inggris "The Lord's Supper", red.) yang dijumpai dalam 1Kor 11:20. Istilah ini cukup popular dikalangan orang Kristen. Dari ayat ini bisa diketahui mungkin Paulus hendak membuat satu perbedaan yangn jelas antara sakramen Perjamuan Kudus dengan agapae yang dikaitkan oleh orang-orang Korintus dengan hal ini dan yang disalahgunakan oleh mereka, sehingga menjadikan keduanya tidak selaras. (2) Trapeza kuriou, meja Tuhan (The table of the Lord; LAI menerjemahkannya sebagai perjamuan Tuhan, red.) yang dapat ditemukan dalam 1 Kor 10:21. (3) Klasis tou artou, memecah-mecahkan roti, adalah sebuah istilah yang dipakai dalam Kis 20:7. (4) Eucharistia, ucapan syukur, dan eulogia, berkat, adalah istilah yang kita jumpai dalam 1 Kor 10:6; 11:24. Dalam Matius 26:26,27 bahwa Tuhan mengambil roti dan memberkatinya, dan Ia mengambil cawan lalu mengucap syukur. Kedua kata itu sesungguhnya sering dipakai secara bergantian dan menunjuk kepada berkat dan ucapan syukur yang disatukan. Cawan ucapan syukur dan berkat adalah cawan yang dikuduskan.

Kata "Inilah tubuh Ku". Ditafsirkan dengan berbagai pengertian:

  • Gereja Roma Katolik menganggap bentuk "is" (to be dalam bahasa Inggris, red.) sebagai suatu bentuk penekanan. Menurut mereka apa yang dipegang oleh Tuhan Yesus di dalam tangan-Nya itu adalah tubuh-Nya, walaupun kelihatannya serta rasanya seperti roti. Lebih dari itu, bahkan juga dalam pandangan Roma Katolik tidak mungkin Ia berkata "Inilah tubuh Ku," tetapi yang mungkin dikatakan adalah "Sakarang ini (roti, red.) menjadi tubuh Ku.
  • Carlstadt mengemukakan pandangan yang baru bahwa Yesus ketika mengucapkan kata-kata itu menunjuk kepada tubuh-Nya. ia beranggapan bahwa bentuk netral (neuter gender, red.) dari touto tidak dapat dipakai untuk menunjuk artos (=roti, red.)yang mempunyai bentuk maskulin. Tetapi roti memang dapat dianggap sebagai benda sehingga ditunjuk dengan sebutan netral. Tetapi pernyataan seperti itu agaknya lebih bersifat tidak masuk akal dalam situasi itu.
  • Luther dan teolog Lutheran juga menekankan kata "is" walaupun mereka mengakui bahwa Yesus berkata-kata secara kiasan. Menurut mereka kiasan itu bukan berbentuk metafora, tetapi sinekdoke. Tuhan sekedar berkata kepada para murid-Nya: Di mana kalian memiliki roti, kamu memiliki tubuh Ku di dalamnya, dibawahna, dan bersama dengannya, walaupun substansi antara tubuh dan roti itu berbeda. Pandangan ini kurang selaras dengan doktrin tidak mungkinnya Tuhan menjadi maha hadir dalam tubuh jasmaniah.

Kalimat penutup dalam 1 Kor 11:26, "Sebab setiap kali kamu makan roti dan minum cawan ini, kamu memberitakan kematian Tuhan sampai Ia datang." Kalimat ini menunjukkan bahwa Perjamuan Kudus merupakan sesuatu yang penting untuk memperingati kematian Kristus dan dengan demikian harus secara teratur dirayakan sampai Tuhan datang kembali.

TUHAN YESUS MEMBERKATI

 

Nama : Desy Mellyer David

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun