Mohon tunggu...
Desy Chaeirani
Desy Chaeirani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa KPM IAIN LANGSA 2021

saya adalah mahasiswi jurusan TBI dari Fakultas Tarbiyah Ilmu Keguruan IAIN LANGSA

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Usaha Tempe Rumahan yang Bertahan Eksis Selama Pandemi di Seulalah, Langsa

18 April 2021   21:08 Diperbarui: 18 April 2021   21:27 1794
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tempe merupakan makanan khas Indonesia, berbahan dasar kacang kedelai yang telah di fermentasi atau dipecah oleh mikroorganisme. 

Makanan tradisional yang satu ini memiliki tekstur kering dan kenyal. Cara pengolahannya pun dapat di kukus, tumis atau di panggang. 

Tempe juga makanan sehat yang banyak manfaatnya. Hampir seluruh warga Indonesia menyukai tempe. Makahan khas Indonesia ini memang sulit di pisahkan dan telah menjadi salah satu menu favorite sehari-hari bagi masyarakat.

Tempe sudah menjadi makanan wajib yang harus ada di meja makan. banyak sekali jenis-jenis masakan yang terbuat dari tempe. Maka dari itu, proses membuatnya pun tidak mudah, bagi pengusaha tempe rumahan yang pernah mengalami kegagalan harus berhenti untuk membuat tempe selama 2-3 hari dikarenakan tempe yang tidak jadi dan mengalami kendala seperti kehabisan modal di karenakan harga kacang kedelai yang sangat mahal.

Tempe sudah dikenal sejak abad ke-12 dan sudah dikenal diseluruh dunia sebagai makanan khas Indonesia. Tidak heran jika tempe menjadi salah satu menu makanan favorite di rumah, apalagi dimakan dengan nasi hangat. Pengusaha tempe yang saat ini saya datangi sudah 2 tahun  lamanya menekuni usaha ini, yang sebelumnya sudah dilakukan oleh sang Ibu mertua selama bertahun-tahun lamanya. Namun di karenakan sudah berumur maka usaha tempe rumahan di turunkan kepada anaknya yang bernama Bu Ena. Seorang wanita yang berusia 40-an dan memiliki dua orang anak yang masih kecil.

Usaha rumahan milik bu Ena, sebuah usaha tempe rumahan yang terletak di Seulalah atas, Langsa. Kecamatan Langsa Lama. Usaha ini sudah dikenal oleh banyak orang termasuk di kampung seulalah sendiri. Siapa sih yang tidak kenal sama bu Ena? Maka dari itu kampung seulalah dikenal sebagai kampung dengan hasil produksi tempe dan tahu terbaik, bahkan ada cafe yang bernama "Rajanya Tempe".

Namun sudah 1 tahuan lamanya wabah COVID-19 tidak kunjung meredam, menyerang seluruh negara di dunia termasuk Indonesia. Banyak dampak yang dialami karnanya, salah satunya dampak ekonomi yang paling terasa bagi masyarakat Indonesia terutama pada sektor UKM (Usaha Kecil dan Menengah).

Untuk proses pembuatan tempe sendiri, bahan utama yang diperlukan yaitu kedelai dan ragi tempe. dimulai dengan mencuci kedelai hingga bersih dan rendam selama 5 jam. Setelah direndam, kedelai di cuci lagi hingga bersih lagi dan dikukus selama 20 menit kemudian angkat. Kemudian dinginkan kedelai setelah itu taburi ragi tempe aduk hingga rata, bungkus kedelai menggunakan daun pisang juga kertas dan diamkan selama 2 hari dengan suhu ruangan normal. Jika kacang kedelai sudah tertutup secara merata oleh jamur, maka tempe sudah matang dan siap untuk di olah berbagai macam jenis makanan. 

Usaha tempe milik bu Ena sangat ramai dikunjungi, tempe yang dibungkus menggunakan daun ini bercita rasa yang khas dan jika di goreng tekstur yang didapat sangat renyah. Namun sudah 1 tahuan lamanya wabah COVID-19 tidak kunjung meredam, menyerang seluruh negara di dunia termasuk Indonesia. Banyak dampak yang dialami karnanya, salah satunya dampak ekonomi yang paling terasa bagi masyarakat Indonesia terutama pada sektor UMKM (Usaha Masyarakat Kecil dan Menengah).

Pengusaha tempe rumahan milik bu Ena dan Lainnya telah berhasil bertahan dan tetap dapat memenuhi kebutuhan masyarakat dalam pemenuhan gizi seimbang. Terbukti dengan Eksisnya tempe yang di produksi oleh usaha tempe rumahan miliknya. Banyak masyarakat yang datang untuk membeli, diantara mereka sangat menyukai tempe buatan bu Ena. Karna tipis dan renyah cocok untuk para penjual yang inggin menjajakan gorengan.

Kita tahu, saat ini banyak kegiatan sosial dibatasi seperti menjaga jarak dan menghindari kerumunan untuk mencegah penularan COVID-19. Hal ini juga berimbas pada kegiatan Impor kacang kedelai sebagai bahan dasar pembuat tempe yang mengalami kendala, belum lagi kenaikan harga hingga 30% yakni dari Rp7000 menjadi Rp9000 per  kilogram (kg).

Pengusaha tempe rumahan milik bu Ena di seulalah, Langsa mengatakan bahwa kenaikan harga kedelai itu sudah dialami sejak pandemi Maret,2020. Mereka juga sempat berhenti memproduksi tempe selama 1-2 hari karna hal tersebut. Selain itu untuk mendapatkan 5 bungkus tempe biasanya hanya mengeluarkan kocek seharga Rp1000. Namun karna pandemi dan harga jual kedelai yang tinggi pembeli hanya mendapatkan 4 bungkus tempe saja.

Perlu diketahui bahwa kedelai sebagai bahan utama tempe sampai saat ini 85% masih menggunakan kedelai impor asal Amerika, berarti kita harus mengeluarkan devisa besar, padahal konon dahulu nenek moyang kita sebagai bangsa pemakan tempe dapat memenuhi sendiri kebutuhan kedelainya. 

Usaha tempe rumahan milik bu Ena di seulalah, Langsa mengatakan bahwa kenaikan harga kedelai itu sudah dialami sejak pandemi Maret, 2020. Mereka juga sempat berhenti memproduksi tempe selama 1-2 hari karna hal tersebut. Selain itu untuk mendapatkan 5 bungkus tempe biasanya hanya mengeluarkan kocek seharga Rp1000. Namun karna pandemi dan harga jual kedelai yang tinggi pembeli hanya mendapatkan 4 bungkus tempe saja.

Walaupun memiliki kendala saat pandemi, usaha tempe milik Bu Ena tetap eksis dikalangan masyarakat. Tempe milik bu Ena sendiri, sudah terjual di seluruh kota aceh serta telah sampai di kota medan. Biasanya pelanggan / konsumen yang datang sendiri ke usaha tempe rumahan milik Bu Ena.
" Saya harap pandemi segera berakhir, dan harga untuk kacang kedelai kembali normal." Kata bu Ena.

Untuk itu, saya berharap wabah COVID-19 cepat mereda, dan masyarakat bisa menjalankan aktifitas sehari-hari seperti biasanya. Selain itu, pemerintah harus lebih memperhatian masyarakatnya terutama kepada para UKM (Usaha Kecil dan Menengah) seperti usaha tempe rumahan dengan menurunkan harga jual yang tinggi untuk bahan dasar tempe yakni kacang kedelai.


Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun