Mohon tunggu...
Desy Pangapuli
Desy Pangapuli Mohon Tunggu... Penulis - Be grateful and cheerful

Penulis lepas yang suka berpetualang

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Inilah Penjelasan Kominfo mengenai Kabar Set Top Box Meledak yang Viral

7 Desember 2022   00:28 Diperbarui: 7 Desember 2022   01:19 559
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kominfo kembali disibukkan oleh ramainya berita di media sosial mengenai Set Top Box (STB) TV digital yang diduga meledak di sebuah rumah.  Di mana dikabarkan ledakan tersebut mengakibatkan sejumlah rumah ikut terbakar.

Disadari atau tidak oleh masyarakat kita, tetapi sebenarnya gaung Analog Switch Off (ASO) sudah lama disosialisasikan oleh Kominfo.  Bahkan sedianya ASO diluncurkan secara resmi Agustus 2021.  Tetapi demi menguatkan program tersebut, pemerintah memberi tenggat hingga November 2022 lalu.  Tidak hanya itu, ASO sebenarnya merupakan arahan dari konferensi International Telecommunication Union (ITU) 2006.

Mirisnya Indonesia, karena di wilayah negara-negara ASEAN telah mendeklarasikan untuk menuntaskan penghentian siaran analog di tahun 2020.  Bahkan beberapa negara di kawasan Afrika telah menghentikan siaran televisi analog sejak tahun 2014 lalu, contohnya Aljazair, Mauritius, Namibia.  Bayangkan, betapa jauhnya Indonesia tertinggal jika bersikeras tidak mendukung pemerintah untuk migrasi ke TV digital.

Diketahui untuk mewujudkan migrasi dibutuhkan STB yang merupakan alat yang memiliki peran penting dalam membantu pesawat TV analog menangkap siaran TV digital.  Terkecuali jika televisi di rumah sudah memiliki label maupun jack input built-in HDTV, DTV, Digital Ready, HD Ready, Digital Tuner, Digital Tuner Built-In, ataupun Digital Receiver. 

Begitu pun demi migrasi digital, bagi masyarakat yang tidak mampu, Kementerian Kominfo memfasilitasi STB secara gratis!  Sedangkan untuk yang memungkinkan, tentunya dapat mengadakannya dengan membeli.

Oleh karenanya masyarakat disarankan untuk menggunakan STB sesuai standar Kominfo.  Lebih tepatnya yang sudah bersertifikasi Kominfo. Di mana akan ada tanda khusus di kemasan perangkat, yakni logo DVB T2, tulisan Siap Digital, dan gambar maskot Modi.

Walaupun demikian, sadar tidak mudah dan selalu ada pro dan kontra untuk sebuah perubahan di negeri ini.   Katakanlah ibarat "learning by doing," inilah yang terjadi pada kabar viral meledaknya STB!

Nyatanya, disampaikan oleh Direktur Penyiaran Kemenkominfo Geryantika Kurnia, hasil investigasi Kominfo menemukan fakta bukan STB yang rusak atau meledak.  Tetapi, penggunaan listriknya!.

"Setelah itu, kami investigasi bukan STB yang rusak atau meledak, tapi penggunaan listriknya.  Ada satu konektor digunakan hampir enam atau tujuh.  Itu kan bahaya.  Ketika dicek STB-nya tidak ada masalah," tutur Geryantika.  Dikutip dari: liputan6.com

Wuih...betapa ngeri sedapnya seolah "bermain" dengan listrik?  Oleh karenanya untuk informasi, berikut juga beberapa penyebab ledakan pada peralatan elektronik antara lain:

  • Kabel dioperasikan dalam waktu yang lama.
    Dimaksudkan disini adalah usia kabel yan sudah menua dan kering sehingga berakibat kehilangan atau mengurangi kinerja isolasi dan sifat mekaniknya.  Akibatnya mudah terbakar oleh api.

    HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
    Lihat Inovasi Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun