Mohon tunggu...
Desy Pangapuli
Desy Pangapuli Mohon Tunggu... Penulis - Be grateful and cheerful

Penulis lepas yang suka berpetualang

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Ketika Whitty Menutup Matanya Untukku

18 Januari 2021   02:51 Diperbarui: 18 Januari 2021   02:55 361
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://doggiedesigner.com/

Sejak kami di Jakarta, Whitty tidur di kamarku.  Aku di kasur, dan Whitty berada di bawah kaki tempat tidurku.  Begitulah setiap hari, kemana aku pergi maka Whitty pasti ngikutin.  

Setiap pulang sekolah, dijamin Whitty sudah panik menunggu di gerbang menyambutku.  Bahkan saat aku belajar dia juga akan setia menemani di bawah kakiku.

Jujur, aku suka curhat ke Whitty tentang guru-guru yang nyebelin.  Heheh...tidak tahu dia ngerti atau tidak, tetapi mukanya sih sepertinya ngerti.  

Oiya, kami juga sering menikmati ice cream bersama.  Tenang, nggak makan dari cup yang sama.  Aku makan separuh, dan separuhnya lagi aku beri ke Whitty.  Hikks...miss him so much now.

Seiring waktu, aku melanjutkan kuliah ke negeri orang.  Terpaksa aku berpisah sementara dengan Whitty.  "Whitty, beberapa waktu lagi aku bakalan pergi jauuuhhh....banget.  

Tapi aku pergi untuk sekolah."  Seingatku waktu itu si Whitty hanya melihatku, mungkin mencoba memahami apa maksudku.  Beda banget reaksinya dengan ketika kami pindah dari Kalimantan ke Jakarta.  Kali ini Whitty hanya diam saja melihatku.

Di selang waktu, aku sempat beberapa kali pulang liburan Natal, dan selalu ada oleh-oleh coklat atau biskuit untuk Whitty.  Heheh...hasil kerja jadi tukang cuci piring loh, bukan dari kiriman ortuku.  Singkat ceritanya lagi, aku kembali setelah lebih 3 tahun belajar di negeri orang.  Lalu hari-hariku kembali bersama Whitty yang pastinya semakin bertambah umur.  Kebayang dong, aku saja sudah bukan bocah, tetapi sudah lulus kuliah.

Hari-hari menyedihkan itu akhirnya datang.  Whitty semakin tua, dan mulai sering sakit-sakitan.  Meski kami rajin selama ini membawanya vaksin, tetapi tetap saja seperti manusia maka hewan juga mempunyai umur.  

Whitty juga sudah mulai kehilangan pengelihatannya.  Begitupun kondisinya aku dan adek-adek tetap menyayanginya sama seperti dulu ketika Whitty masih bayi.  Bagi kami, Whitty tetap "bayi" kami.  Apapun kami lakukan jika Whitty sedang sakit.  Termasuk mengusahakan perawatan terbaik dirawat di rumah sakit hewan di daerah Pasar Minggu.

Satu waktu Whitty sakit, tetapi kali ini berbeda.  Saat itu dokter langganan kami memintaku membawanya pulang saja.  "Whitty dibawa pulang saja yah.  

Kalian saja yang merawatnya, kalian jauh lebih baik dari saya."  Aku ingat begitu kata dokter hewan langganan kami ketika itu.  Itulah yang kami lakukan, membawa Whitty kembali kali ini ke rumah.  Tidak seperti biasanya meminta agar Whitty dirawat di rumah sakit sakit.  Nggak tahu juga kenapa aku kok tumben nurut, dan nggak ngotot seperti biasanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun