Mohon tunggu...
Destriana Auliasari
Destriana Auliasari Mohon Tunggu... Mahasiswa PGMI UIN Sunan Kalijaya Yogyakarta

22104080067

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Es Teh Jumbo Laris, Untungkan Pedagang Rugikan Konsumen Setia

19 Mei 2025   12:00 Diperbarui: 18 Mei 2025   22:41 229
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar : Dokumen Pribadi

Sleman -- Di berbagai sudut jalan, terutama kawasan pinggiran dan pusat keramaian di Kabupaten Sleman, tren pedagang es teh jumbo semakin menjamur. Minuman segar dengan ukuran besar dan harga terjangkau ini jadi primadona di tengah panas terik cuaca tropis. Hanya dengan Rp2.500 hingga Rp5.000, pembeli sudah bisa membawa pulang segelas besar es teh manis yang menyegarkan.

Dari sisi usaha, maraknya penjual es teh jumbo memberikan angin segar bagi pelaku UMKM. Modal yang relatif kecil, bahan baku yang mudah diperoleh, dan permintaan pasar yang tinggi membuat bisnis ini cepat berkembang. Banyak pedagang mengaku omzet mereka meningkat drastis, terutama saat musim kemarau atau jam-jam pulang kerja dan sekolah.

Namun di balik manisnya keuntungan pedagang, ada sisi lain yang mulai disoroti oleh kalangan pemerhati kesehatan. Konsumsi es teh manis berukuran jumbo secara rutin dapat berdampak negatif bagi kesehatan, khususnya bagi pembeli yang menjadikannya sebagai minuman harian.

Kadar gula dalam es teh jumbo biasanya tidak terukur secara pasti, dan tak jarang lebih tinggi dari yang dianjurkan oleh pakar kesehatan. Dalam satu gelas besar es teh, kandungan gulanya bisa mencapai lebih dari lima sendok makan. Jika dikonsumsi setiap hari, hal ini bisa meningkatkan risiko obesitas, diabetes tipe 2, dan gangguan metabolisme lainnya.

Masalah lainnya adalah kurangnya informasi gizi. Banyak pembeli tidak menyadari kandungan sebenarnya dalam minuman yang mereka beli. Label komposisi atau takaran gula tidak tersedia karena dijual secara langsung tanpa pengemasan standar. Ini berbeda dengan minuman kemasan industri yang memiliki informasi nutrisi yang lebih transparan.

Tak hanya gula, penggunaan es batu dari air mentah atau kurang higienis juga bisa menjadi celah munculnya gangguan kesehatan lain seperti diare atau infeksi saluran pencernaan. Dalam beberapa kasus, es batu yang digunakan tidak melalui proses sterilisasi yang memadai, apalagi jika dijual dalam jumlah besar tanpa kontrol sanitasi yang ketat.

Meski demikian, bukan berarti es teh jumbo tidak boleh dikonsumsi sama sekali. Para ahli gizi menyarankan untuk mengonsumsinya dalam batas wajar dan tidak menjadikannya sebagai minuman harian. Alternatif yang lebih sehat bisa berupa es teh tawar, teh dengan sedikit gula, atau membawa minuman sendiri dari rumah dengan kadar manis yang bisa dikontrol.

Bagi pedagang, kesuksesan dalam menjual es teh jumbo tetap bisa beriringan dengan edukasi konsumen. Beberapa usaha mulai mencoba menawarkan pilihan kadar gula seperti "manis sedang" atau "tanpa gula tambahan" agar pembeli bisa menyesuaikan selera dan kebutuhan kesehatan mereka. Ini bisa menjadi langkah awal menuju bisnis yang lebih berkelanjutan dan bertanggung jawab.

Maraknya es teh jumbo menjadi fenomena menarik yang menunjukkan dinamika antara gaya hidup, tren makanan dan minuman, serta kesadaran kesehatan. Di satu sisi menjadi peluang usaha menjanjikan, di sisi lain menuntut konsumen untuk lebih bijak dalam memilih apa yang mereka konsumsi setiap hari.

Dengan edukasi yang tepat, es teh jumbo bisa tetap jadi pilihan segar tanpa harus menjadi ancaman tersembunyi bagi kesehatan masyarakat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun