Mohon tunggu...
carolina destika
carolina destika Mohon Tunggu... Lainnya - menulis sepanjang hari

komitmen untuk senantiasa memperbaiki diri

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Resensi Buku "Alunan Tempias Iman"

20 Maret 2021   12:44 Diperbarui: 21 Maret 2021   07:39 424
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
photo kiriman dari Henry Dunant

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia makna Alunan  adalah ayunan ombak kecil atau buaian. Sedangkan tempias bisa diartikan sebagai titik-titik air yg berhamburan atau bepercikan dari air hujan, ombak yg menempuh perahu atau pancaran air. Lalu iman yang dimaksud  disini yaitu sebuah keyakinan yang menjadi tambatan hati, keteguhan hati, kekuatan batin.

 Dengan demikian  dari judulnya, buku ini bercerita tentang percikan keyakinan yang menjadi tambatan hati dirasakan seperti buaian atau ayunan sebuah kapal dalam ombak kecil.

Buku yang ditulis oleh Carolina Destika dengan tebal kurang lebih 170 halaman, ukuran buku 14 x20 cm, jenis kertas bookpaper 57 gram dan cover soft dengan spot uv & doff  ini menjadi lebih menarik dengan tambahan kata-kata inspirasi di setiap pergantian bab. Buku ini diterbitkan oleh Gaza Library Publishing diterbitkan pertama kali bulan Januari 2021.

Buku yang berkisah tentang awal mula penulis menjemput hidayah telah dibaca oleh lebih  dari seratus orang. Banyak testimoni yang disampaikan diantaranya adalah yang dikirimkan oleh  Mas Henry Dunant seorang aktivis lembaga amal.

"Dalam waktu kurang lebih 3 jam, buku itu sudah habis saya baca. Bukan apa-apa, bukunya menarik. Dan tandanya menarik, buku itu saya baca tanpa jeda. Seperti rem blong. Dan tidak membuat saya mengantuk."

"Dan buku ini berisi! Isinya menceritakan tentang perjalanan seorang perempuan yang mengenal dua agama dan pada akhirnya memutuskan untuk memilih salah satunya. Ada pesan religius yang ingin disampaikan oleh penulis terkait perjalanan hidupnya."

"Buku ini menjadi menarik karena perjalanan si penulis menjadi mualaf tidak seperti kebanyakan 

photo dokumen pribadi
photo dokumen pribadi
orang yang masuk Islam. Terlahir dalam keluarga Kristen namun sejak kecil si penulis sudah terbiasa membaca doa dalam Islam karena berada di lingkungan muslim. Buku ini memotret keindahan Islam yang demokratis. Disaat penganutnya menjadi mayoritas, tidak ada paksaan untuk masuk Islam."

Sungguh buku ini layak di baca dan perlu. Sebagai booster semangat dalam kehidupan yang tengah berjalan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun