Mohon tunggu...
Desti Rahmadani
Desti Rahmadani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa_Pendidikan Guru Sekolah Dasar/Fakultas Ilmu Pendidikan_Universitas Negeri Makassar
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Assalamualaikum.... Sebaik-baik perkataan adalah yang sedikit dan jelas_ _IG @RahmadanyDesty _tiktok @HijabArt blog https://rahmadandesty.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pajak Sembako, Solusi Perekonomian Indonesia?

24 Juni 2021   09:32 Diperbarui: 24 Juni 2021   09:47 203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

 Assalamualaikum sahabat,

Di masa pandemi gini, perekonomian merupakan permasalahan yang sangat dominan bagi suatu negara tak terkecuali negara Indonesia. Banyak masyarakat yang sangat terpuruk dan membutuhkan bantuan materi untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari. Walau begitu, pemerintah pun berusaha untuk membantu masyarakatnya agar dapat hidup dengan nyaman walau dengan serba kesulitan. Bantuan sosial pun dikerahkan untuk rakyat menengah kebawah walau dengan berhutang. Dikutip dari APBN kita yang secara rutin dirilis Kementerian Keuangan, posisi utang pemerintah Indonesia per akhir April 2021 adalah tercatat sebesar 6.527,29 triliun. Dana tersebut pastinya akan digunakan terus menerus untuk negara, mulai dari bantuan sosial untuk masyarakat, hubungan komunikasi termasuk pembelian vaksin dari negara lain untuk mencegah bertambahnya pasien Covid-19.

Tentunya, Indonesia tak akan terus menerus berhutang kepada negara lain. Pemerintah pun berencana mengeluarkan kebijakan pajak sembako kepada masyarakat. Mulai dari beras dan gabah, jagung, sagu, kedelai, garam konsumsi, daging, telur, bumbu-bumbuan, umbi-umbian, sayur-sayuran, susu, maupun pada buah-buahan. Yang berharap dari situ, perekonomian bangsa indonesia akan terbantu. Lantas, apakah mungkin tak ada yang dirugikan?, Apakah masyarakat yang dibantu dalam hal materi, justru tak akan dibebankan lagi dengan pajak sembako ini?. Padahal, masyarakat kalangan atas pun, tak menutup kemungkinan akan terbebankan dengan pajak sembako ini, apalagi masyarakat kalangan menengah kebawah.

Sungguh rumit negara ini. Hutang semakin melonjak, permasalahan tak terselesaikan, semakin banyak pula kriminal dan aksi-aksi yang tak terduga terjadi pada negara ini. 

Lantas, mengapa yah Indonesia terus berhutang pada negara lain?, apakah Indonesia tak punya kas negara dan sumber pendapatan negara yang tetap selain pajak?

Penyebab Indonesia terus berhutang

Indonesia menjadikan pajak sebagai sumber tetap kas negara

Pajak dijadikan sebagai sumber tetap kas negara, bagaimana ketika banyak warga masyarakat yang tak taat aturan untuk membayar pajak?, tentunya kas negara pun tak akan tercapai dengan mudah. Apalagi pajak dikenakan bagi semua masyarakat, tentunya juga bagi rakyat miskin yang notabenenya tak sanggup membayar. Selain itu, masih banyak rakyat yang terbilang mampu tak membayar pajak dengan berbagai alasan. So, bisakah Indonesia bertahan hanya dengan pajak? tentu tidak. Makannya, Indonesia terus berhutang.

Tak adanya sumber kas yang lain

Indonesia merupakan negara dengan sumber alam yang melimpah, mulai dari hasil tambangnya, pertaniannya, hasil lautnya, dan eksplor alamnya. Namun, Indonesia masih saja menginpor barang dari luar yang tentunya itu lebih mahal dibanding barang lokal. selain itu, Indonesia juga terus mengekspor barang mentah kita dengan harga yang murah, dan yang paling parahnya, Indonesia memberikan pabrik-pabrik tambangnya kepada pihak swasta baik lokal maupun asing. Padahal, pabrik-pabrik tersebut bisa dijadikan sebagai sumber pendapatan negara selain pajak. 

Minimnya pengetahuan tentang pengolahan barang mentah

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun