Masih ingatkah Anda dengan film Warkop DKI "Lupa Aturan Main"? Kalau Anda lupa, wajar saja! Sebab film ini telah dirilis sangat lama, yaitu pada tahun 1990.
Namun, siapa sangka, setelah sekitar 30 tahun, film bergenre drama komedi ini justru masih teringat dibenak sebagian besar masyarakat Indonesia.
Dono, Indro dan Kasino adalah 3 nama yang sangat populer pada kala itu dan sekarang pada rentan waktu 10 tahun ini, Ernest Prakasa menjadi sosok aktor dan sutradara yang dikenal dengan hasil film-film genre drama komedi di Indonesia.
Salah satu karya film Ernest adalah "Susah Sinyal" yang rilis tahun 2017.
Film  "Lupa Aturan Main" (1990) dan "Susah Sinyal" (2017) sangat menarik apabila dibandingkan karena uniknya kedua film ini berada di genre yang sama namun rilis di masa yang sangat berbeda.
Inilah perbedaan kedua filmnya!
Aspek Paradigma
Secara umum, Kriyantono (2006, h. 20) menyatakan paradigma adalah dasar bagi persepsi yang akhirnya memengaruhi cara pandang kita akan realitas.
Secara khusus, Astuti (2022, h. 20) menyatakan paradigma dalam film sama seperti konsep paradigma pada umumnya. Hanya saja, pada film, jauh lebih spesifik terhadap narasi film yang diproduksi.
Pada film Warkop DKI "Lupa Aturan Main" (1990), saya menduga film ini menggunakan paradigma empirisme.
Astuti (2022, h. 21) menyatakan bahwa arti paradigma empiris adalah semua pengetahuan berasal dari pengalaman manusia, di mana pengenalan inderawi yang dinilai paling jelas dan sempurna.