Silent treatment, semakin kalian terhanyut di dalamnya, semakin kalian mengabaikan sang pasangan. Apakah ini baik bila terus menerus dilakukan tanpa henti?
Di dalam suatu hubungan, salah satu hal yang paling dan harus tetap terjalin dengan sangat baik adalah komunikasi. Tanpa komunikasi, suatu hubungan bisa saja tidak bisa berdiri dengan kokoh.
Komunikasi diibaratkan sebuah tali penghubung yang tidak boleh terputus, agar komunikasi tersebut mampu terjalin dengan sempurna dan terus menerus terhubung. Siapa yang mampu menciptakannya? Tentu saja dua sejoli yang sedang dimabuk asmara tersebut. Bukan orang lain.Â
Namun ternyata, ada salah satu perilaku yang menyebabkan suatu komunikasi bisa saja hilang, bahkan tidak bisa terjalin sama sekali, perilaku seperti ini dikenal dengan istilah silent treatment.
Dilansir dari sehatq.com bahwa silent treatment merupakan suatu sikap mendiamkan atau mengabaikan seseorang dengan menolak berbicara. Ini biasanya terjadi ketika sedang merasa marah, frustasi, atau terlalu kewalahan dalam menghadapi suatu masalah.Â
Mari kita ambil ilustrasi secara sederhana penyebab terjadinya silent treatment dan ini sangat umum terjadi di dunia kawula muda (konteks-berpacaran).
Sepasang kekasih ini bernama Ina dan Rusyda, mereka berdua telah menjalin hubungan (konteks berpacaran) yang sudah cukup lama, bisa dikatakan mereka berdua pada awalnya terjerat cinta lokasi.
Hubungan yang dijalani oleh keduanya tampak begitu sempurna. Namun suatu ketika, Ina melihat Rusyda (sang kekasih) sedang mengobrol dengan sangat asyiknya dengan Fia.
Fia merupakan salah satu karyawan dari vendor yang bekerja sama dengan perusahaan di tempat mereka berdua bekerja.
Sejak saat itulah, Ina mulai mendiami Rusyda, dengan cara tidak membalas pesannya, tidak mengangkat teleponnya, hingga tidak ingin bertemu bahkan mengobrol dengan Rusyda, meskipun mereka berdua berada pada satu kantor yang sama.