"Jangan terlalu menutup diri. Kalo menutup diri, nanti nyesel bisa aja dia jodohmu," ucap seorang perempuan yang menikah karena perjodohan yang kutonton di Narasi TV.
Aku sempet terganggu dengan omongan 'menutup diri' ini sampe I do something absurd~~ buat mencari jawaban, "Benarkah aku ini menutup diri?" Dan jawabannya adalah enggak juga.
Kenyamanan itu nggak bisa dipaksakan. Terakhir ada yang chat 'selamat pagi, selamat siang, selamat malam, lagi apa, udah makan belom, selamat tidur (yang pasti just to basa-basi)' adalah 7-8 tahun yang lalu. Lalu tiba-tiba ada yang chat begitu~~ plus ada juga dengan tulisan aL4Y.
Dah, dah! Cuma buat menanggapi pernyataan orang tentang 'menutup diri' aku sampe kesel setengah mati dan akhirnya dapat ide tulisan (lhooo)~~ sekarang aku nggak akan peduli omongan orang: heh, lu masih jomblo. Kerja terus, kapan nikah? Makanya mau diajak kenalan. Udah pantes gendong anak.
Kebahagiaanku ada di tanganku. Bayangin dong, kalo karena mulut mereka aku tiba-tiba mutusin nikah, lalu ada masalah, apa aku bisa minta bantuan mereka? NO! Hidupku tetap jadi tanggung jawabku. Aku emang nggak bisa milih orang mau komentar apa tentang hidupku, tapi aku tetep bisa milih mana yang mau kuterima dan mana yang enggak. Aku yang paling tahu tentang hidupku.
Lebih dari itu, penting buat kita memahami mencintai diri sendiri. Temukan semua tentang mencintai diri sendiri di sini.