Mohon tunggu...
Desfi Indah Salsabila
Desfi Indah Salsabila Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi Univeristas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta

Seorang mahasiswi ilmu hubungan internasional semester 6 yang senang mengkesplor dunia

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Indonesia Spice Up The World, Strategi Gastrodiplomasi Indonesia dalam Memperkenalkan Rempah Indonesia

21 Mei 2022   22:39 Diperbarui: 21 Mei 2022   22:43 1386
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Indonesia merupakan negara yang sejak dahulu kala sudah dikenal akan kekayaan rempah - rempahnya. Jika kita ulas balik kebelakang, bangsa - bangsa barat yang datang menjajah Indonesiapun datang dengan satu alasan yaitu, kekayaan rempah - rempahnya. Tak hanya sampai disitu, ketika penjajahan usaipun rempah - rempah masih menjadi komoditas utama ekspor Indonesia ke negara - negara barat terutama Eropa dan Amerika. Karna kekayaan rempah - rempahnya yang beragam, tak jarang Indonesia mendapatkan julukan sebagai "Ibu Rempah - rempah". Terdapat tujuh jenis rempah unggul yang juga menjadi komoditas ekspor Indonesia yaitu Lada, Pala, Vanili, Cengkih, Jahe, Kayu Manis, dan Kunyit.

Gastrodiplomasi sendiri merupakan bagian dari diplomasi publik dan juga diplomasi budaya yang tujuannya ialah untuk memperkenalkan budaya khususnya dalam bidang kuliner suatu negara, khususnya bagi negara berkembang. Gastrodiplomasi bukan hanya sebatas urusan makanan dan rasanya saja, melainkan gastrodiplomasi  juga merupakan upaya suatu negara untuk membangun citra dan reputasinya (nation brand) melalui makanan. Upaya membangun citra dan membentuk reputasi ini juga penting bagi suatu negara, terutama untuk negara berkembang seperti Indonesia. Tidak seimbangnya arus informasi yang didominasi oleh arus informasi dari negara maju, dapat mengakibatkan ketidaktahuan dan juga ketidak pahaman masyarakat global terhadap berbagai persoalan khususnya yang dialami oleh negara berkembang, dan Gastrodiplomasi disini hadir sebagai salah satu strategi agar negara - negara berkembang dapat lebih dikenal.

Lalu bukankah muncul pertanyaan, mengapa citra itu penting bagi suatu negara? Hal ini muncul karna suatu citra dapat memberikan gambaran entah itu gambaran baik atau gambaran buruk suatu negara terhadap masyarakat internasional. Masyarakat internasional sendiri melihat citra suatu negara melalui produk - produk yang suatu negara dapat hasilkan seperti pariwisata, bisnis maupun politiknya. Jika citra suatu negara baik, maka hal tersebut akan berdampak terhadap prestise negara di dunia internasional, peningkatan pariwisata maupun ekonominya dan hal ini sangat terkait dengan soft power. Makanan merupakan sarana komunikasi non verbal yang dapat dijadikan alat untuk mengubah persepsi publik internasional. Dalam beberapa tahun terakhir, Gastrodiplomasi mengalami perkembangan yang signifikan dalam upaya negara membentuk nation brand, Gastrodiplomasipun turut menambah "daya jual" suatu negara pada kancah internasional yang kemudian dapat memperkuat kekuatna penawaran atau bargaining power. 

Melihat betapa menariknya rempah - rempah di dunia luar, pemerintah Indonesiapun tak tinggal diam dan menjadikan keunggulan ini sebagai upaya diplomasi. Upaya diplomasi yang Indonesia lakukan dengan keunggulan rempah - rempah ini ialah melalui Gastrodiplomasi dengan kampanye Indonesia Spice's Up The World.

Di Asia sendiri, sebenarnya sudah terdapat beberapa negara yang sebelumnya menggunakan Gastrodiplomasi sebagai alatnya berdiplomasi, contohnya saja ada negara Thailand yang menggunakan Gastrodiplomasi dengan mengkampanyekan Kitchen of The World. Upaya Thailand dalam bergastrodiplomasi ini di lakukan ketika Thailand ingin merubah citra negatif negaranya yang sebelumnya dikenal sebagai negara sex tourism yang tentu saja memiliki citra negatif di dunia internasional. Dengan menggunakan kampanya gastrodiplomasi Kitchen of The World ini, Thailand cukup berhasil dalam memulihkan citranya yang kini menjadi negara dengan kekayaan makanan khas dan kuliner yang beragam serta mampu mengundang lebih banyak investor serta pendatang kedalam negara.  Untuk Indonesia, upaya gastrodiplomasi sebenarnya dapat dikatakan cukup terlambat jika berkaca pada kayanya sektor kuliner Indonesia, namun keberhasilan Thailand dalam menjalankan gastrodiplomasinya kemudian menjadi wake up call kepada Indonesia untuk menjalankan strategi yang serupa. 

Indonesia Spice's Up The World merupakan sebuah program strategis pemerintah Indonesia yang tujuannya adalah untuk meningkatkan nilai dagang dalam sektor periwisata, perdagangan dan juga inevestasi. Indonesia Spice's Up The World atau yang disingkat sebagai ISUTW berfokus pada upaya pemerintah dalam memperluas pamasaran produk rempah maupun olahan di pasar mancanegara. Program ini sendiri sudah direncanakan pemerintah sejak Juni 2020 dengan target pelaksanaan jangka panjang yang dimulai pada 2021 hingga 2024. 

Melalui penjelasan Kemenparekraf, Sandiaga Uno, terdapat 4 pilar konsep pengembangan dari Indonesia Spice's Up The World, yaitu :

1. Rempah ; mencakup produksi, kemasan dan pameran

2. Restoran Indonesia ; mencakup desain ulang, usaha dalam mempromosikan, chef, bahan baku dan kolaborasi

3. Promosi Kuliner ; mencakup promosi melalui festival, digital content, kolaborasi even dan forum - forum konferensi

4. Indoensia Destinasi Kuliner ; mencakup perjalanan dengan pola tematik, travel dan konten destinasi kuliner

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun