Mohon tunggu...
Gadget

Berhati-hatilah! CyberCrime Zaman Now, Sedikit Lengah Rugi Banyak

14 Maret 2019   23:07 Diperbarui: 14 Maret 2019   23:28 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

 Pernahkah anda berpikir bahwa orang-orang disekitar anda terlibat dan terkategorikan sebagai penjahat transnasional? Atau bahkan,anda sendiri pernah melakukan kejahatan transnasional?

Anda punya teman yang berasal dari luar negeri? Apakah anda pernah berkomunikasi? Atau pernahkah kamu berkomentar buruk di akun social medianya? Jika iya, maka tanpa anda sadari, anda sudah melakukan kejahatan transnasional.

Atau pernahkah akun sosial media anda dikendalikan orang yang tidak kamu kenal? Atau mendapatkan SMS terror? Maka, berhati-hatilah,karna kamu sedang mengalami kejahatan cyber.

Lalu, apa yang harus  anda lakukan ?

Dalam sebuah jurnal karya Evi Lestari Situmorang tahun 2014 menjelaskan bahwa "kejahatan mayantara (cybercrime) merupakan kejahatan yang terjadi di dunia maya (cyberspace) yang tidak mengenal batas yurisdiksi serta penggunaan internet oleh siapa saja dan kapan saja saja di seluruh dunia." Dari definisi tersebut bisa saya simpulkan bahwa kejahatan cyber ini termasuk ke dalam jenis kejahatan transnasional karena sifatnya yang tidak mengenal batas yurisdiksi dan perkembangan teknologi yang berkembang memungkinkan setiap orang dapat dengan mudah mengakses internet dimana saja dan kapan saja serta rentan terhadap kejahatan cyber.

Kejahatan cyber merupakan kejahatan yang sangat serius. Negara tidak bisa hanya diam saja dengan melihat masalah ini yang sudah begitu merajalela. Penggunaan social media yang begitu besar di Indonesia membuat pelaku-pelaku cyber lebih mudah untuk menjalankan aksinya. Cybercrime dianggap sebagai suatu kejahatan yang tak terlihat secara fisik, aksi-aksi penjahat cyber seakan tak terlihat. Konten-konten yang mengandung berita palsu semakin marak, bahkan aksi terror melalui sms ataupun pembajakan-pembajakan yang dilakukan oleh orang-orang yang tak bertanggung jawab semakin marak di era milenial ini.

Dilansir dari data dalam berita di okezone.com yang mengatakan bahwa lebih dari 75.000 komputer di lebih 99 negara di seluruh dunia telah menjadi target. Ini artinya para penjahat cyber begitu serius untuk menjalankan aksinya dalam merusak sistem keamanan Negara atau bahkan bukan hanya Negara yang diserang, tetapi juga individu-individu yang menjadi target serangan.

Maka dari itu, Negara-negara di dunia perlu melakukan tindakan-tindakan serius untuk mencegah dan menyelesaikan setiap masalah terkait cybercrime ini, mengingat sifatnya yang tak terlihat jelas serta bahkan membahayakan Negara apabila tindakannya menyangkut pencurian-pencurian data Negara serta mengancam kedaulatan Negara. Selain tindakan serius dari pmerintah, kita sebagai warga Negara atau individu juga perlu untuk mawas diri agar terhindar dari kejahatan cyber yang juga dapat menyerang kita sebagai individu.

Awal tahun 2010 lalu pun perbankan Indonesia mengalami kehebohan dengan maraknya aksi fraud dan pembobolan jaringan ATM di beberapa bank di tanah air. (liputan6.com, 2010). Aksi penipuan yang marak ini menyebabkan bank-bank serta nasabahnya mengalami kerugian yang cukup besar. Namun, ini juga menandakan bahwa sistem keamanan finansial yang sangat lemah, artinya kita sebagai nasabah belum bisa tenang dengan adanya kejahatan-kejahatan cyber yang terus berkembang ini.

Berdasarkan teks berita di liputan6.com, "pada tanggal 3 Februari 2019 terjadi pengkapan 6 orang pombobol ATM dengan teknik skimmer scan, 6 orang ini merupakan warga Negara Bulgaria yang membobol salah satu mesin ATM di Bali." Hal ini menandakan bahwa semakin hari, kejahatan ini semakin berkembang pesat. Penggunaan teknologi yang kita sendiri tidak dapat menebaknya. Penggunaan teknik skimmer ini merupakan penggunaan alat deteksi atau scan yang ditempelkan pada mesin ATM. Hal ini begitu meresahkan masyarakat, karena pelaku telah mengetahui data-data bahkan pin ATM nasabah tanpa disadari melalui teknik skimmer tersebut. Sehingga tanpa disadari saldo rekening nasabah telah dikuras habis oleh pelaku.

Untuk menghindari modus tersebut, kita sebagai orang awam agaknya perlu memperhatikan hal-hal berikut seperti memperhatikan mesin ATM tempat kita akan mengambil uang serta menutup tangan pada saat memencet tombol pin, mengganti pin ATM secara berkala, serta mencari lokasi aman untuk mengambil uang dan segeralah untuk menelpon call center apabila terjadi hal-hal yang mencurigakan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun