Gara gara terbengong, tahu tahu gadis itu sudah lenyap ke dalam pintu ! Aku kecewa karena tak sempat berkenalan dengannya, padahal itu kesempatan terbaik, mumpung nenek Nyolot sedang sakit, tak ada yang mengawasi Alia. Ah, gara gara terbebani pikiran permusuhan dengan si KUnti makanya aku jadi melalaikan kesempatan sebagus ini ! Tapi, kesempatan itu masih ada. Â Pintu pagar belum dikunci, terbuka sedikit. Kalau aku mengetuk pintu, pasti si gadis liar yang membukakan pintu.
Aku seakan akan tersihir. Aku berjalan melewati pagar dan mengetuk pintu. Semoga nenek Nyolot tidak terbangun, semoga Nenek nyolot sedang di rumah sakit, semoga nenek nyolot sedang nonton tivi...
Tok tok tok, tok tok tok... tok tok tok ! ketukanku berirama.
" Siapa ?" akhirnya terdengar suara, dan suara si gadis liar merdu, semerdu suara si Kunti kalau sedang tidak marah.
" Aku ingin berkenalan denganmu, namaku Jonatan Ferdi, tinggal 2 rumah di sebelah kirimu. Tolong buka pintu donk ?"
Slot pintu digeser, suara anak kunci diputar, lalu pintu terbuka pelan pelan. Ih... Aku mundur 3 langkah. Bukan Alia atau Gadis liar yang membukakan pintu, melainkan seorang wanita parobaya berusia sekitar 40 tahun.
" Cari siapa ? "
" Cari Alia. Alia ada bu ?"
" Kamu salah alamat, disini tidak ada yang  bernama Alia."
" BArusan aku lihat dia di luar."
" Kamu pasti salah lihat. Di rumah ini tinggal aku sendirian."