Mohon tunggu...
Deri Prabudianto
Deri Prabudianto Mohon Tunggu... Freelancer - Hanya orang biasa

Wa/sms 0856 1273 502

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Namaku Awai 288-289

23 Agustus 2018   07:37 Diperbarui: 23 Agustus 2018   08:15 857
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hantu Laut tidak muncul, yang muncul malah Hantu Darat. Sore kedelapan saat ia mengayuh sepedanya untuk pulang, di tengah jalan ia dihadang oleh seseorang yang juga menaiki sepeda.

"Awai ! Tunggu, aku ingin bicara padamu !" Panggil Tiong It sambil mengejar dengan sepedanya. Ia merasa heran, kenapa akhir-akhir ini Awai tidak lewat di jalan potong yang melewati tanah kosong milik pamannya.

Awai tak mau berhenti, malah menggowes semakin kencang. " Tidak usah. Tak ada yang perlu dibicarakan lagi. Pergilah... cintai Ting Ling dengan sepenuh hati." kata Awai sambil menggigit bibirnya.

Tiong It tercekat mendengar nama Ting Ling disebut Awai, "Aku dan So Ting Ling tak punya hubungan apa-apa, percayalah. Aku masih cinta padamu. Aku akan menunggu hingga masalahmu selesai agar aku bisa menikah denganmu."

"Tidak, Tiong It. Aku tak mungkin bersamamu lagi. Aku lebih sayang keluargaku ketimbang cintamu. Keluargaku tak boleh tak punya tempat tinggal. Tolonglah... Pergilah... jangan ganggu aku... bukankah kamu sudah jadian dengan So Ting Ling." Awai menggowes semakin kencang, sementara Tiong It berusaha mengejar sedekat mungkin.

"Aku dan Ting Ling tak punya hubungan apa apa. Percayalah padaku !" Tiong it berusaha nadanya terdengar meyakinkan.

"Jangan berbohong, Tiong It. Bohong itu dosa. Aku melihat kamu dan dia bersama di Megaria di kamar 11. Jangan bilang itu tak ada apa-apanya."

"Awai, dengar penjelasanku. Aku ke Megaria karena dia mengajakku kesana, sungguh, bukan aku yang mengajaknya." Nada Tiong It minta dipercaya.

"Kamu bersedia diajak tentu kamu tahu apa yang kalian lakukan," Awai menggigit bibirnya.

"Emangnya apa yang kami lakukan? Dia bohong padaku. Dia bilang temannya sakit di kamar itu,"

Awai lepas tangan dan menutupi kupingnya. Ia enggan mendengar penjelasan Tiong It. Lelaki tak bisa dipercaya. Baru putus belum lama sudah jatuh ke pelukan wanita lain. Awai tak ingin punya suami yang gampang tergoda oleh rayuan wanita seperti yang dialami makcik Ros.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun