"Berapa harga sepotong es balok paling kecil ?" Ting Ling memajukan wajahnya hingga berjarak 10 cm dari wajah Tiong It.
"Dua puluh lima rupiah, " jawab Tiong It lesu, memundurkan wajahnya 20 cm.
Ting Ling mengeluarkan 25 rupiah, meletakkan di atas meja. Tiong It menyimpan uang itu ke laci, berteriak menyuruh Otan memotong setengah batang es balok.
"Aku sudah membeli, kenapa tak disilahkan duduk ?" tanya Ting Ling tanpa rasa segan.
"Es balok akan mencair kalau kamu duduk setengah jam disini. Sebaiknya kamu bawa pulang terlebih dahulu." Nasehat Tiong It.
"Biarkan saja cair. Aku ingin ngobrol denganmu." So Ting Ling duduk tanpa disilahkan.
"Katanya mau kursus kecantikan ke Medan. Kapan berangkat ?" Tiong It ogah meladeni Ting Ling. Ia ingin Ting Ling cepat berambus dari hadapannya.
"Ajak aku nonton malam ini, aku pasti berangkat " Ting Ling tersenyum memperlihatkan giginya.
" Tidak ada film yang bagus. " jawab Tiong It ogah-ogahan.
"Kalau begitu, temani aku ke Penginapan Megaria satu kali. Aku ingin bertemu seseorang, setelah itu aku pasti berangkat."
"Kenapa harus ditemani? Bukankah kamu bisa pergi sendiri?" skak Tiong It.