Mohon tunggu...
Deri Prabudianto
Deri Prabudianto Mohon Tunggu... karyawan swasta -

no

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

KL Nai 17, Kunti Itu Butuh, Siapa Cepat Dia Dapat

25 November 2017   19:50 Diperbarui: 25 November 2017   20:05 442
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Tagihan dari Toko Komputer akhirnya datang. Jumlahnya 15,4 juta. Tagihan dari Bengkel Sakti menyusul 3 hari kemudian. Aku melunasi Pak Maulana, tapi mencicil 7 juta kepada toko komputer, sisanya kujanjikan akhir bulan. Kupasang iklan di koran dan toko online shop barang seken. 3 hari berlalu, belum ada yang menawar mobilku.

Celaka. Akhir bulan semakin dekat. Penghasilan warnet hingga akhir bulan hanya cukup untuk membayar sisa tagihan toko komputer. Berarti aku tak bisa mencicil angsuran aparteman bulan ini. Sungguh memalukan. Aku jatuh bangkrut hanya oleh sebuah kecelakaan dan satu serangan petir. Menggenaskan.

Aku sudah malas membuka facebook. Malas ngomong dengan siapa siapa. Setiap hari aku menjaga warnet dari jam 7 hingga jam 6 sore. Pulang ke rumah memasak mie instan, makan apa adanya. Setelah itu nonton tivi seperti orang bodoh di ruang tamu hingga Gani mengantar setoran, Gani pulang aku langsung tidur. Terkadang kulampiaskan kekesalanku kepada Ramli dalam igauan. Tapi itu tidak menolong. Ramli pasti tidak mendengarnya. Ia sudah membangun pabrik, Kuntilaank palsu itu sudah pergi, pasti puas dengan 3 kambing guling dan 2 kelinci panggang.

Aku terpuruk habis habisan. Aku harus kembali menjadi TKI.

............

Kupasang sebuah kertas yang kuprint dari perinterku, kutempel di depan pintu kaca warnetku. Bunyinya, Dijual Warnet Beserta Isinya. Harga Nego ! Butuh Duit ! Siapa cepat dia dapat !

Aku sudah putus asa. Untuk apa lagi memikirkan Dav jika ia enggan pulang menemuiku? Warnet beserta isinya, beserta sisa kontrak ruko setengah tahun, paling tidak aku bisa mengantongi 40 juta ! Uang segitu cukup untuk membayar cicilan aparteman selama 8 bulan ! Asal aku cepat berangkat ke Taiwan, Aparteman tetap akan jadi milikku beberapa tahun mendatang. Plus uang setengh Milyar, aku kaya kembali. Pikiran semacam ini menghiburku sejenak. Ohya, plus rumahku yang sekarang naik dan paling tidak dihargai 350 juta ( jika dijual).

Tulisan itu membuat heboh. Pelangganku bertanya kenapa warnet mau dijual. Kubilang jenuh, ingin ganti usaha, namun warnet tetap beroperasi walau ganti pemilik, meminta mereka tak perlu kuatir kehilangan tempat bermain.  Ada yang menangis, memintaku jangan menjualnya. Aku terharu. Aku benar benar terharu ! Tidak sia sia aku melayani meraka selama 3 tahun. Berarti aku pemilik warnet yang baik dan berkesan.

Sore itu, setelah pengumuman terpasang 6 jam, Legina muncul di samping meja serverku dengan wajah tak sedap dipandang.

" Tiga tahun kita bermusuhan, kupikir aku akan berbaikan denganmu, kenapa  malah ingin menjual usahamu ?" Suaranya tidak nyolot, juga tidak ketus, hanya heran. Aku tersenyum tidak bahagia. Kalau aku mengatakan aku bangkrut, dia pasti mengetawaiku. Lebih baik aku mengarang alasan yang masuk akal.

" Temanku yang di Kalimantan itu, yang bulan lalu mengundangku kesana, ingin membangun pabrik, aku diminta menjadi manajer pabriknya."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun