Mohon tunggu...
Deonelsa Ersandina Vidyandra
Deonelsa Ersandina Vidyandra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

ᥫ᭡

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur

Inspiratif! Bermodalkan Celengan Ayam, Siswa SD Sukses Membuka Usaha

6 Desember 2022   00:12 Diperbarui: 6 Desember 2022   00:43 526
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Abrar ketika melayani pembeli lapak dagangannya di Muktamar Fair

Muhammad Abrarsyah (10) atau kerap dipanggil Abrar adalah seorang anak laki-laki yang masih duduk dibangku sekolah dasar. Meskipun masih dalam usia yang sangat belia, ia sudah mampu untuk membantu perekonomian keluarga. Hal ini dibuktikan dengan pengorbanan yang telah dilakukannya, Abrar rela memecahkan celengan ayam miliknya demi membuka usaha untuk membantu orang tuanya. Bermodalkan uang dari celengan tersebut, kini Abrar berhasil membuka usaha kecil-kecilan dengan menjual es teh jumbo dan telur gulung. Abrar mengungkapkan alasannya membuka usaha tersebut lantaran ia sangat menyukai es teh jumbo dan telur gulung seperti yang sering dibelinya sewaktu pulang dari sekolah. Selain itu, alasan utama yang membuat Abrar memiliki keputusan dalam merelakan celengan ayam miliknya yaitu karena ia ingin membantu perekonomian orang tuanya.

Kepedulian Abrar terhadap orang tuanya sangatlah tinggi, ia memiliki tekad untuk membuat ibunya berhenti bekerja serabutan dengan gaji harian yang selalu minim dengan cara menjual es teh jumbo dan telur gulung dagangannya. Biasanya ia selalu berjualan dengan ayah dan ibunya setiap ada event di Surakarta. Seperti Muktamar Fair pada 18-20 November 2022 kemarin yang diadakan di salah satu tempat bekas pabrik gula De' Tjolomadoe (18/11).

Tidak hanya di event besar Abrar membuka stand jualannya, namun di rumah pun ia tetap berjualan meski omzet yang ia dapat tidak sebanyak ketika ia berjualan di luar. Kegigihan anak laki-laki ini sekaligus menjadikan penyemangat orang tuanya dalam membesarkan Abrar. "Abrar anaknya selalu membantu kedua orang tuanya. Sebenarnya dia tidak ingin membuat saya banting tulang bekerja serabutan dengan gaji yang minim setiap harinya. Jadi suatu hari dia ngomong kalau mau jualan makanan yang disukainya, karena bagi Abrar daripada ia menabung melalui beli mending menabung melalui jual. Saya dan ayahnya sangat mendukung dengan usaha dan bantuan yang kurang lebihnya udah dilakuin secara maksimal," ujar Nana, Ibu Abrar.

Dalam hal akademik, Abrar pun termasuk siswa yang berprestasi di kelasnya, ia berhasil mendapatkan peringkat 3 besar berturut-turut sehingga membuat orang tuanya terharu sekaligus bangga. Sebelum menginjak umur 10 tahun, Abrar sudah memiliki cita-cita menjadi pengusaha yang sukses dan bisa mengangkat derajat kedua orang tuanya. Hal inilah yang menjadi pendorong ide cemerlang dari anak laki-laki yang masih duduk di bangku sekolah dasar untuk memulai usaha dari kecil.

Empati yang telah Abrar tunjukkan ini merupakan langkah awal dalam membuat ibunya tidak kelelahan mondar-mandir dalam bekerja. Setidaknya berjualan makanan bisa dilakukan dengan duduk ataupun berdiri. Pastinya tidak ada tuntutan dari pihak manapun. "Ketika Abrar lihat ibu berangkat dan pulang dengan wajah yang selalu terlihat lelah tapi ibu ga pernah mengeluh, Abrar sedih sering nangis dikamar kalo liat ibu kelelahan. Tapi Abrar masih kecil belum bisa apa-apa kalau mau bantu ibu, jadi Abrar minta bantuan ibu buat jualan makanan kesukaan Abrar dengan modal celengan ayam," ujar Abrar.

Sebagai orang tua sudah seharusnya menjadi pendengar yang baik bagi anaknya. Abrar adalah anak yang terbuka terhadap kedua orang tuanya dalam berbagai hal. Suatu hari Abrar menangis didepan ayahnya, karena ia tidak sanggup jika sang ibu melihat dia sedang menangisi ibunya. "Abrar pernah nangis-nangis didepan saya, waktu itu sore-sore ibunya belum pulang. Saya pikir karena anak kecil cuma kangen saja. Tapi ternyata dia menangis karena sedih melihat ibunya bekerja serabutan yang tidak mengenal waktu," ujar Purwanto, Ayah Abrar.

Segala usaha pasti ada suka dukanya tersendiri, begitu pula dengan usaha yang dijalankan oleh Abrar. Lapaknya yang seringkali ramai oleh pembeli terkadang berubah menjadi sepi pembeli di kemudian harinya. Namun hal itu tidak menjadi penghalang dan hambatan anak laki-laki tersebut dalam berjualan. Baginya semakin giat bekerja, maka semakin banyak pula hasil yang akan di dapatkan. Tentunya harus diimbangi dengan ibadah agar selalu dilancarkan dalam meraih rezeki yang halal.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun