Mohon tunggu...
Deny Marcelino
Deny Marcelino Mohon Tunggu... Freelancer - Alumni Filsafat Islam, UIN Sunan Ampel Surabaya

jika hidup mencari kebahagiaan, tidak akan ada habisnya

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

4 Ciri-ciri Mengalami Fase Quarter Life Crisis

19 Januari 2021   09:00 Diperbarui: 19 Januari 2021   09:07 231
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Perkembangan dari remaja hingga dewasa, pasti akan mengalami sebuah perbedaan. Dulu, ketika masih berada di fase remaja kamu tidak merasa sendiri karena melakukan sebagian besar kegiatanmu bersama teman-temanmu sehingga kamu merasa segala sesuatu menjadi ringan tanpa adanya pertanggung jawaban yang sifatnya personal.

Seiringnya waktu berjalan hingga mulai memasuki di fase dewasa ini kamu tidak lagi bisa bersikap seperti saat fase remaja. Karena dalam masa dewasa tidak mudah bagimu untuk membentuk atau komunitas lagi. Teman-temanmu udah pada sibuk dengan studinya, ada yang juga sibuk dengan karier personalnya sehingga keinginanmu akan berbeda dengan mereka. 

Ditambah lagi tidak ada waktu untuk yang sama sehingga sulit untuk bermain atau sekedar berkumpul. Ini juga yang membuatmu merasa sendiri dan ada yang juga menghayati ini sebagai krisis. Saat di masa ini kamu seharusnya sudah memulai membuat rencana masa depannya masing-masing. Meskipun ada juga sebagian yang merasa masa depannya masih abu-abu dan masih ada yang belum merencanakan apapun.

Fase transisi ini sebagian orang memunculkan krisis yang sering disebut dengan "quarter life crisis". Quarter life crisis ini merupakan transisi kehidupan dari remaja menjadi dewasa baru, masa ketika dalam menentukan sebuah pilihan harus disertai dengan dengan tanggung jawab yang mau gak mau harus diterima dan diselesaikan dengan komitmen. Ciri-ciri yang harus diperhatikan seseorang apabila mengalami quarter life crisis.

1. Kamu masih mencari apa yang menjadi mimpimu dan rencana masa depanmu.

Setelah lulus dari SMA atau kuliah kalian pasti akan mengalami fase ini, di mana memikirkan kehidupan ke depannya akan berjalan seperti apa. Semua hal seolah seperti menarik bagimu ataupun sebaliknya kamu masih merasa belum ada hal yang menarik bagimu. Kondisi inilah yang memicu biasanya membuat seseorang bingung untuk menentukan arah mana yang harus kamu pilih.

2. Rasa kecewa yang mendalam saat gagal meraih "goal" impian.

Setiap seseorang pasti mempunyai goal yang ingin dicapainya. Tapi semua itu pasti tidak akan berjalan dengan mulus, selalu ada halangan yang terjadi. Kegagalan dalam meraih impian membuatmu menjadi sangat kecewa dan butuh waktu yang lama untuk membangkitkan semangatmu kembali.

3. Keinginan untuk menghabiskan lebih banyak waktu dalam kesendirian atau hanya bersama dengan teman-teman terdekat saja.

Bagi kamu yang masih merasa butuh waktu untuk sendiri atau me time lebih banyak dari biasanya itu tidaklah salah. Karena dengan kesendirian ini terkadang bisa buat kamu untuk merenung atau mulai berpikir apa yang harus aku lakukan untuk ke depannya. 

Namun, juga ada yang sebagian yang memanfaatkan kesendirian untuk menciptakan kenyamanan dalam diri sendiri. Demikian juga bersama teman-teman deket, sebab semakin kamu dewasa circle pertemananmu akan mengecil bisa aja teman-temanmu ya itu-itu aja. Hal yang utama kamu cari adalah kenyamanan, bukan dalam hal pergaulan tertentu.

4. Menanamkan dalam diri bahwa kamu masih muda dan masih punya banyak waktu untuk menentukan arah hidup yang harus dipilih.

Sebenarnya ini merupakan bagian bentuk dari "defense" yang diciptakan oleh pikiranmu karena saat di fase ini mungkin cukup banyak pertanyaan dari orang-orang di sekitar tentang apa yang akan kamu tempuh di masa depan. Oleh karena itu kamu mulai sekarang harus memulai mencari apa yang menjadi impian, kalo tidak waktu akan mengejarmu sebab time flies so fast. Kamu hari ini masih bisa sehat, tapi kamu gak tau besok ke depannya apakah kamu bakal sehat terus.

Dapat disimpulkan bahwa quarter life crisis merupakan hasil dari pemikiran krisis yang kamu rasakan atau hadapi ketika memasuki fase seperempat kehidupanmu, yang diikuti dengan rasa kebingungan untuk menentukan arah hidup dan cemas akan masa depan. 

Krisis ini pada umumnya akan dirasakan saat kamu berusia 20 tahun sampai pertengahan 30 tahun. Namun, juga tidak tertutup kemungkinan juga bahwa kamu rasakan saat kamu baru saja melewati 17 tahun dan pada kamu yang sudah berusia lebih dari 30 tahun, tapi belum menginjak 40 tahun.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun