Mohon tunggu...
denny suryadharma
denny suryadharma Mohon Tunggu... Freelancer - penjelajah rasa, merangkum dalam kata bermakna untuk dikabarkan pada dunia

lahir di bandung, suka dengan dunia kuliner, traveling dan menulis lepas.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

1000 Mil Lebih Sedepa, Hidupmu Tidak Sia-sia

5 April 2018   17:17 Diperbarui: 5 April 2018   17:26 649
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ir. Ridwan Armansyah, atau masyarakat luas lebih mengenalnya dengan nama Iwan Abdurachman. Sedari kecil aku memang sudah mengidolakan, sosok penyanyi balada ini. Tubuhnya tinggi besar dengan ciri khas kumis tebal dan kepala tak berambut. 

Meski wajahnya terlihat galak, namun ternyata sangkaan itu jauh sekali berbeda, dan aku beruntung bisa berinteraksi langsung dengannya meski harus menunggu hingga hingga 10 tahun.

Sejumlah karya abadinya, dipopulerkan oleh grup asal kota Bandung, Bimbo. Melati dari Jayagiri, Flamboyan, dan Bulan Merah begitu akrab ditelingaku sedari kecil. Karya lain dari abah Iwan adalah lagu Burung Camar yang dipopulerkan oleh Vina Panduwinata dan lagu ini mampu menyabet penghargaan diluar negri.

Aku mengenal karya abah iwan ini sejak duduk di bangku sekolah dasar, beranjak ke jenjang smp kecintaan akan alam membuat aku lebih memilih ikut di kegiatan pramuka dan pencinta alam. Dan saat malam api unggun aku selalu membawakan lagu abah iwan dengan petikan gitar. 

Lagunya tidak berubah hanya tiga lagu  "Melati dari Jayagiri" , "1000 mil lebih sedepa" dan "Balada Seorang Kelana". Hanya tiga lagu, tidak lebih dan tidak kurang, bukan apa apa, karena itu hanya itu yang aku kuasai dengan baik kuncinya hehehe.

Bertemu dengan sang idola

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Dari sejumlah informasi yang berhasil dihimpun, sosok abah iwan ini dikenal garang, sangar, dahsat, namun perasa dan lembut. Selain itu juga berprinsip, berkarakter dan bermartabat, dimana selama lebih dari empat puluh tiga tahun berteman, bersahabat, bersaudara, bersama berkelana, mengembara dalam hidup, berbagi suka dan duka. (Koko "Ukok" Nayasubrata W.048 Singawalang)

Sedari muda, Abah iwan, kelahiran sumedang 3 september 1974 ini, gemar sekali mendaki gunung dan menjelah rimba. Kecintaan abah iwan kepada alam dan segala perenungannya akan kebesahan tuhan, tertuang dalam sejumlah lagu. Salah satunya yang masih dikenang hingga kini oleh ku adalah "Melati dari Jayagiri".

Saat bertemu dan berinteraksi langsung dengan abah Iwan, memang sosok ini sangat santun, dibalik wajahnya yang garang ada kelembutan hati. Senyumnya tidak pernah lepas dan meski senang bercanda, kata kata bijak senantiasa diberikan untuk menjadi cambuk dan dorongan semangat untuk terus melangkah, berjuang dengan segala kehormatan.

Kembali ke lagu Melati dari Jayagiri, yang bagiku memiliki arti dan kenangan tersendiri karena melalui lagu ini, aku berhasil meluluhkan hati bintang sekolah kala itu, petikan gitar dan penuh penghayatan ternyata mampu mencuri perhatian sang bintang sekolah. Meski cerita gita cita SMA ini tidak berlanjut hingga ke jenjang pernikahan, namun aku menyadari kekuatan lirik lagu mampu menyampaikan perasaan terdalam tanpa harus berkata kata gombal. Hehehe.

Nah, abah Iwan sendiri mengatakan bahwa lagu Melati dari Jayagiri ini, bukan lah lagu cinta. abah mengatakan lagu yang di buat pada bulan maret 1967 diciptakan di Jayagiri lereng Gunung Tangkuban Perahu bersama sahabatnya Koko Nayasubrata atau masyarakat mengenalnya dengan nama Abah Ukok.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun