Mohon tunggu...
denny hamzah
denny hamzah Mohon Tunggu... -

Pensiunan Telkom Alumnus Pascasarjana IM Telkom Bandung (d/h STMB)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Telkom dan Anna Elisabeth Groll

15 Agustus 2010   05:00 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:01 204
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Seandainya Anna Elisabeth Groll masih hidup sekarang, ia pasti usianya sama dengan TELKOM. Wanita keturunan Belanda ini adalah ‘saudara’nya PT. Telkom. Kedua ‘bayi’ ini, Anna dan Telkom, tidak hanya lahir dalam tahun sama dan tempat yang sama, tapi juga ada kaitannya dengan seseorang yang sama, yang memiliki keterkaitan hubungan yang erat.

PT. Telkom Indonesia, Tbk mengklaim hari jadinya adalah tanggal 23 Oktober. Pada Tahun 2009 yang lalu perusahaan telekomunikasi berbendera ‘merah-putih’ ini mengaku merayakan hari-jadinya yang ke 153. Kalau ditarik mundur, berarti ‘jadi’nya entitas yg kini bernama TELKOM itu adalah tanggal 23 Oktober 1856. Saat itu ada peristiwa apakahgerangansehingga ‘bayi’ yang kelak dipanggil TELKOM itu lahir? Kalau itu merupakan peristiwa kelahiran, lalu siapa orang tua ‘bayi’ itu, dan siapa ‘bidan’ atau ‘dukun beranak’ yang membantu proses kelahirannya?

Pemuda ‘ganteng’ yang sekarang dipanggil ‘Bang Telkom’ itu sebenarnya sudah beberapa kali bergonta-ganti nama.

Saya punya teman di Kantor Telepon Yogya, sekitar tahun 1977-an bernama Budi Rahadi. Ia bertugas di Dinas Luar, tukang memperbaiki saluran telepon pelanggan. Bolak-balik sering sakit, baik karena penyakit maupun karena kecelakaan. Atas anjuran seseorang yang dipandang ‘pintar’ maka disarankan agar berganti nama. Waktu saya hadir dan menyantap ‘bubur merah bubur putih’ disebutkan kepada hadirin bahwa nama baru dari Mas Budi ini adalah Sugeng Widodo.”Agar selamat, sejahtera dan panjang umur,”ujar kedua orang tuanya.

TELKOM, yang juga ingin selamat-sejahtera-panjang umur seperti Mas Budi, mengalami pergantian nama sesuai dengan tuntutan dan tantangan jaman yang dilaluinya. Dengan mempelajari berbagai nama yang pernah disandang TELKOM kita akan dapat mencari tahu segala sesuatu ‘biang’ yang memaksanya. Dengan cara ini diharapkan kita mampumenjawab pertanyaan pada paragraf awal tulisan ini.

Kalau ada orang, dulu namanya Denny bin Hamzah, maka sudah pasti orang tuanya itu bernama Hamzah. Dengan cara yang sama kita cari nama lama Bang Telkom yang dapat menyibak tabir.

Telkom, dulu pernah bernama PTT, kepanjangan dari Post, Telegraaf en Telefoon. Urut-urutan nama ini melambangkan urut-urutan kronologis kemampuan pelayanan berdasarkan keberadaan teknologi sebagai enabling-nya.

Sebelum ada teknologi telepon berarti orang tuanya itu Pos dan Telegraf. Dan kalau belum ada Telegraf maka dapat dipastikan orang tuanya adalah Pos.

Kesimpulannya, orang tua yang melahirkan TELKOM itu adalah Pos. Karena disebutkan lahirnya tahun 1856, jaman Nederland Indie, maka nama lengkapnya kira-kira Post Dienst.

Peristiwa yang membuat si ‘bayi’ TELKOM ini lahir adalah keberhasilan teknologi mempersembahkan layanan jasa bernama Telegraf sebagai alat manusia dalam berkomunikasi . Teknologi yang digunakan sudah pasti berbeda dengan alat komunikasi yang ada sebelumnya yaitu pos.

Ilmuwan saat itu telah mampu mengirimkan informasi menggunakan gelombang elektromagnetis yang dipancarkan melalui media kawat yang kemudian menjadi dasar yang penting dalam mendefinisikan apa itu arti telekomunikasi, utamanya dalam ranah hukum.

Karya spektakuler para ilmuwan ini diimplementasikan di bumi Nusantara pada tanggal 23 Oktober 1856. Peresmiannya ditandai dengan pengiriman informasi komunikasi telegraf antara Gubernur Jenderal Hindia Belanda, Cornelis Ferdinand Pahud, di Batavia (Jakarta) dengan Johannes Groll di Buitenzorg (Bogor).

Siapa itu Johannes Groll? Kok sebegitu pentingnya sehingga dia terpilih untuk bertelekomunikasi dengan seorang Gubernur Jenderal pada sebuah event bersejarah itu.

Johannes Groll lahir pada tanggal 14 Juli 1814 dari pasangan Cornelius Groll ( lahir 1789) dan Catharina Petronella van Oosterhout (1789).

Kemudian ia menikahi seorang perempuan bernama Wilhelmina Henriëtta Temminck yang merupakan anak dari pasangan Coenraad Liebrecht Temminck dan Anna Elizabeth Leyendekker. Nyonya Groll dilahirkan di Amersfoort pada tanggal 22-2-1830.

Groll bekerja sebagai seorang Perwira Angkatan Laut Belanda. Pernah ditempatkan di India.

Tahun 1852 ia keluar dari Angkatan Laut. Selanjutnya pada tahun 1854 dia memilih bekerja di Batavia (Jakarta), di lingkungan pelabuhan. Sambil bekerja Groll belajar teknik listrik yang kemudian memberinya gelar insinyur elektro.

Pada tahun 1855 Pemerintah Hindia Belanda memperoleh ijin untuk mendirikan Telegraf Listrik di Hindia Belanda. Johannes Groll terpilih untuk memimpin pembangunan plantation ini. Ditetapkanlah, sebagai yang pertama, pembukaan rute telegraf yang dibentangkan dari Batavia ke Buitenzorg.

Pasangan Johannes Groll dan istri dikaruniai empat orang anak. Tiga laki-laki dan satu orang perempuan. Yang perempuan ini, dilahirkan pada tahun 1856 di Batavia. Namanya adalah Anna Elisabeth Groll.

Pada tahun 1866, ketika Anna berusia 10 tahun, mereka kembali ke Leiden, Belanda.

Anna Elisabeth Groll kemudian menjadi terkenal karena menjadi pendiri Anna Fonds, sebuah yayasan yang bergerak di bidang kesehatan tulang atau orthopedic. Anna diibaratkan sebagai salah satu Kartini-nya Negeri Belanda, pejuang kaum wanita dalam mewujudkan emansipasi.

Johannes Groll pernah tinggal di Rapenburg 4-10. Rumah yang memiliki nilai sejarah yang panjang. Dibangun sejak tahun 1667 merupakan bagian dari biara Santa Barbara. Rumah itu dibelinya pada tahun 1876 seharga 14.000 gulden dari Pieter van der Meer Sr. yang dua tahun sebelumnya juga membeli dari Profesor Filsafat Anthony Rutgers.

Johannes Groll meninggal dunia pada usia 70 tahun, tepatnya tanggal 21 April 1885. Ia dimakamkan di pekuburan Groenesteeg, Leiden.

Rumah Rappenburg ditempati oleh istrinya hingga akhir hayatnya. Ia meninggal dunia pada tanggal 16 Oktober 1912 pada usia 82 tahun. (Tahun 1955 rumah ini dibeli oleh Yayasan Universitas Leiden).

Aktivitas Johannes Groll, antara lain menjadi Anggota Dewan (Raadslid) dari Partai Liberal (Liberaal Partij) mulai 15 Mei 1884 sampai akhir hayatnya. Jadi Pengawas Perusahaan Gas (Gas Fabriek) mulai 15 Mei 1884 sampai 9 Pebruari 1885. Pengawas Fabricage, sejak 29 Mei 1884 sampai meninggal.

Juga tercatat sebagai Curator di Gemeente-inrichting voor de opleiding van O.I. ambtenaren serta Commissaris di Mij. tot Nut van het Algemeen, dept. Leiden, Spaarbank dan Commanditaire Vennootschap: Leidsche Bank-vereniging serta Stedelijke Gasfabriek.

Dengan demikian jelaslah sudah misteri sekitar ‘kelahiran’ Telkom. Karena ‘sang ibu’, yaitu Pos, usia kandungannya telah sembilan bulan, ditandai dengan adanya teknologi telegraf, maka tepat pada tanggal 23 Oktober 1856 lahir seorang ‘bayi’ yang kelak diberi nama Telkom. Dukun beranak yang membidaninya adalah Insinyur Johannes Groll yang tentu saja dibantu paramedic dan petugas-petugas lainnya, termasuk yang punya Poliklinik Bersalinnya.

Karena tokoh-tokoh lainnya itu berupa institusi-institusi, maka hanya ada seorang saja yang manusia, yaitu Almarhum Bapak Johannes Groll. Oleh sebab itu pada hari jadi ke 154 nanti, 23 Oktober 2010, tidak ada salahnya Direksi Telkom ‘nyekar’ ke makamnya.

Pak Groll terbaring diperistirahatannya yang terakhir, di bawah pohon rindang, di pemakaman Groenesteeg, Leiden, Belanda. Selain ditemani istri tecinta dan kedua cucunya, pada kapling nomor 117 H terdapat juga ‘begraaf plaat’ pusara putrinya yang dilahirkan di Bumi Nusantara, ‘teman sepermainan’ Telkom di masa kecil, Anna Elisabeth Groll.

-------------------------------------

Courtesy of Anna Fonds.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun