Kelurahan Citeureup, Kota Cimahi (29/1). Berdasarkan keterangan dari Ketua RW 18 Citeureup dan survey lapangan di RT 5, bahwa pandemi COVID-19 membuat masyarakat kelas menengah ke atas memiliki hobi baru, salah satunya adalah bercocok tanam. Minat masyarakat terhadap hobi bercocok tanam ini berbanding lurus dengan kebutuhan akan pestisida. Seperti pestisida kimia, pestisida organik digunakan sebagai pengendali hama dan penyakit tanaman. Hanya saja, pestisida organik dibuat dari bahan-bahan alami yang terdiri atas tumbuhan, hewan, dan mikroorganisme.
Berangkat dari permasalahan tersebut, mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tim 1 Universitas Diponegoro 2021 memberikan edukasi dan melakukan pemberdayaan kepada Karang Taruna di RT 5 dalam pembuatan pestisida organik. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan informasi dan pemahaman terkait cara membuat pestisida berbahan dasar organik, sehingga nantinya ketika anak-anak sudah cukup paham dengan materi ini, dapat diimplementasikan di rumah masing-masing.
Adapun cara pembuatan pestisida organik ini sederhana, yaitu ambil kulit bawang putih, lalu haluskan hingga lembut. Campurkan kulit bawang tersebut dengan minyak sayur, kemudian diamkan selama 24 jam. Setelah itu, tambahkan air dan sabun, aduk hingga rata. Larutan ini dapat disimpan dalam botol paling lama 3 hari. Untuk mengaplikasikan pestisida ini, campuran bahan tersebut disaring dan dilarutkan dalam air dengan perbandingan 1 : 19 aau 50 ml larutan dengan 950 ml air.
Acara edukasi ini dilaksanakan melalui platform Zoom Meeting, dengan total peserta mencapai 23 orang. Pemberian materi ini berupa penjelasan secara umum mengenai pestisida, perbedaan pestisida organik dan anorganik, pentingnya menggunakan pestisida organik pada tanaman, tata cara pembuatan secara sederhana, dan diakhiri dengan sesi tanya jawab. Pada acara ini, para anggota Karang Taruna terlihat antusias mengikuti pelatihan pembuatan pestisida organik ini. Selain karena bermanfaat, acara ini juga dapat mengisi waktu luang di kala liburan