Mohon tunggu...
Denis Ndoa
Denis Ndoa Mohon Tunggu... mahasiswa IFTK Ledalero

tuhan jaga

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Simfoni Lingkaran Gawi: Tarian Penyatu Hati dalam Budaya Ende-Lio

3 Oktober 2025   21:06 Diperbarui: 3 Oktober 2025   21:06 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tarian Gawi oleh 2025 siswa-siswi Kabupaten Ende dalam rangka peringatan HARDIKNAS 2025(sumber: TribunFlores.com)

Kabupaten Ende merupakan sebuah kabupaten yang terletak di titik tengah pulau Flores. Letak ini dapat dilihat dari adanya sebuah batu yang menjadi simbol yang sering disebut watu gamba. Batu ini terletak di pinggir jalan trans Flores yang juga memiliki nilai historis tersendiri dalam proses pembangunan jalan trans Flores. Watu gamba terletak di Desa Tomberabu II, Kabupaten Ende. Dari sisi lokasi, Kabupaten Ende memiliki posisi yang unik di pulau Flores. Dari sini dapat dilihat bahawa kabupaten Ende merupakan sebuah daerah yang startegis dan beragam. Keberagaman itu dapat dilihat dari beberapa aspek; mulai dari alam, manusia dan yang terpenting adalah budaya 

            Kabupaten Ende memiliki dua etnis besar yang mencakup dari barat sampai ke timur kabupaten tersebut. Kedua etnis tersebut adalah etnis Ende (Ata Ja'o) yang mendiami bagian tengah dan selatan pulau Flores sedangkan suku Lio (Ata Aku) mendiami sebagaian besar daerah Kabupaten Ende dan merupakan suku terbesar yang ada di pulau Flores. Dua etnis besar ini memiliki ciri khasnya masing-masing; mulai dari segi bahasa, adat istiadat, alam dan juga dialeg atau logat. Namun, dari keberagaman itu muncul sebuah tarian yang menjadi simbol pemersatu dan perdamaian bagi masyarakat Ende Lio pada umumnya. Tarian itu bernama tarian gawi.

            Tarian gawi merupakan suatu tarian yang memiliki sejarah yang sangat panjang. Hal ini dapat ditinjau melalui latar belakang mengapa orang Ende Lio menamakan jenis tarian tersebut sebagai Gawi. Pemberian nama itu dilatarbelakangi oleh kisah awal mula munculnya tarian tersebut. sejarah menceritakan bahwa tarian ini muncul ketika masyarakat Ende pada saat itu mengungkapkan rasa syukur atas hasil panen sebagai sebuah nyanyian penghibur saat todo pare (Lio) atau ke'u are (Ende) yang dalam bahasa Indonesia diartikan merontokkan padi menggunakan kaki. Nyanyian ini berfungsi sebagai pembakar semangat bagi orang-orang yang bertugas sebagai perontok padi. Merontokan padi menggunakan kaki bukanlah suatu hal yang mudah, apalagi padi tersebut baru saja selesai dipanen. Resikonya adalah kita siap untuk merasakan sensasi gatal akibat bulu halus yang terdapat pada padi tersebut.  

Ada berbagai macam bentuk ungkapan syukur panen yang diungkapkan oleh masyarakat Ende Lio tetapi, gawi merupakan salah satu budaya Ende Lio yang menurut saya masih sangat eksis sampai dengan saat ini. Hal ini dapat dilihat dari minat yang diungkapakan masyarakat melalui keterlibatan aktif saat tarian ini berlangsung entah saat pesta maupun saat seremonial adat. Sebagai sebuah filosofi orang Ende Lio, gawi tentunya mengandung segudang makna yang melambangkan identitas orang Ende Lio itu sendiri. Gawi merupakan lambang persatuan mutlak bagi orang Ende Lio. Tarian dengan formasi bergandengan tangan ini membawa masyarakat Ende Lio pada suatu pandangan atau dalam filosofi orang Ende Lio mengatakan; mboka ngere ki, mbere ngere ae, yang jika kita terjemahkan menjadi sebuah gambaran persatuan dan kerja sama serta bahu membahu. Inilah yang dipegang teguh oleh masyarakat Ende pada umumnya. Jika hendak menari dan mendengar lantunan lagu gawi, disitulah masyarakat Ende bergandeng tangan mengatur formasi dengan baik untuk mengikat persaudaraan melalui tarian gawi ini. Disitulah persatuan nampak dalam diri orang Ende dan menjadi identitas orang Ende Lio itu sendiri.

            Keberagaman budaya adalah sebuah pesona kita sebagai warga negara Indonesia. Kita hidup di sebuah bangsa yang memiliki keragaman entah itu alam, bahasa, ras dan bahkan budaya. Kita tak bisa menyangkal hal itu. Ini bukan merupakan suatu yang kebetulan melainkan sesuatu yang Tuhan berikan secara cuma-cuma kepada bangsa kita ini. Gawi merupakan identitas orang Ende Lio. Gawi juga merupakan cerminan orang Ende Lio. Gawi lahir untuk memacu semangat persatuan dan kerja sama orang Ende Lio. Dan sebagai pewaris budaya yang baik, kita musti menjadi pelopor dalam mempertahankan idetitas kita ini karena gawi adalah sesuatu yang unik dan menarik.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun