Seri terakhir motoGP sudah berlalu. Juara dunia tahun ini pun sudah diketahui. Tetapi ingatan tentang keseruan dan ketegangan yang terjadi dilintasan, masih terasakan sampai saat ini. Bagaimana perjuangan the doctor yang harus memulai start dari belakang hingga bisa mencapai posisi ke-empat, itu yang tak bisa dilewatkan begitu saja.
Kepiawaiannya dilintasan tentu tak diragukan lagi. Tetapi memulai start dari belakang dan harus naik podium untuk meraih juara tentu bukan hal mudah. Seluruh mata tak pelak tertuju kepada Rossi. Ketegangan demi ketegangan yang terjadi dilintasan ikut dirasakan oleh penonton. Baik yang menyaksikan langsung maupun yang melalui layar televisi.
Magnet yang dimiliki seorang Rossi memang luar biasa. Orang sudah tidak peduli lagi apakah dia akan naik podium atau tidak. Aksi seorang Rossi yang mereka nanti. Sebab dengan atau tanpa gelar, Rossi adalah juaranya. Juara di hati semua.
Begitulah seharusnya seorang pemimpin itu. Bukan banyaknya pangkat atau gelar yang dimiliki, jika ingin dikenal dan ada di hati rakyat. Tapi aksi dan tindakan nyata yang dilakukan bagi masyarakat itu kuncinya.Â
Jika mampu melakukan sesuatu yang bermanfaat bagi masyarakat. Mampu mengutamakan kesejahteraan rakyat, dengan sendirinya orang akan tahu siapa dia. Secara otomatis pula segala kiprah yang dilakukan sang pemimpin akan dinanti-nanti oleh semua.Â
Tanpa perlu berpayah-payah mempromosikan diri, semua orang akan tahu. Sebab nama dan tindak-tanduknya terekam jelas dalam ingatan. Dan seperti itulah jika ingin menjadi sang pemimpin juara. Juara di hati semua.
Â
Â
