Mohon tunggu...
Erni Purwitosari
Erni Purwitosari Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Pesepeda dan pemotor yang gemar berkain serta berkebaya. Senang wisata alam, sejarah dan budaya serta penyuka kuliner yang khas.

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Ramadan di Tahun Kedua Pandemi Tak Seambyar Tahun Pertama

14 April 2021   11:23 Diperbarui: 14 April 2021   12:51 384
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bulan suci Ramadan tahun 2021 masih dalam suasana pandemi. Sehingga masih banyak hal-hal yang mesti diperhatikan terkait protokol kesehatan. Namun puasa dalam suasana pandemi tahun ini bagi saya tak Seambyar tahun lalu. Mungkin karena sudah tahu suasananya dan mulai bisa beradaptasi.

Tahun lalu sih saat awal-awal pandemi rasanya sedih sekali ya? Bulan puasa tidak bisa ngabuburit seperti biasanya. Yang paling menyedihkan lagi tidak bisa salat tarawih di masjid. Padahal salah satu yang paling dinanti saat bulan Ramadan ya salat tarawih.

Begitu hari raya tiba tidak bisa berkumpul dan seru-seruan bareng sanak saudara. Suasananya benar-benar berbeda. Jangankan mudik. Bersalaman keliling kampung pun tidak. Benar-benar hanya saling melambaikan tangan dari kejauhan. Dengan keluarga di kampung hanya bisa berkomunikasi melalui telepon. Pokoknya benar-benar bikin ambyar.

Namun tidak untuk Ramadan kali ini. Suasananya masih pandemi. Tapi suasananya sudah lebih menentramkan hati. Setidaknya untuk urusan tarawih sudah bisa dijalankan seperti biasa. Yang penting tetap menjalankan protokol kesehatan dan menjaga 3 M.

Urusan ngabuburit? Sepertinya terbiasa dari pengalaman tahun lalu. Maka kali ini pun tidak harus ngabuburit keliling kampung. Sebagai gantinya lebih banyak berkreasi di dapur menyiapkan camilan untuk berbuka puasa. 

Sedangkan terkait larangan mudik. Yang sudah ditetapkan tanggalnya. Maka sebagai gantinya kami mengunjungi sanak saudara sebelum bulan puasa tiba. Kalau orang Jawa bilang sekalian Munggahan. Yaitu menjemput bulan suci Ramadan dengan saling meminta maaf dan membawakan makanan.

Pokoknya ya? Sudah bisa menerima kondisi seperti ini dengan lapang hati. Mau bagaimana lagi? Efeknya sih jadi rajin ke dapur. Wah, sekarang pintar memasak dong? Hahahaha... Enggak juga sih. Setidaknya sudah lebih luwes dari sebelumnya. 

Intinya puasa saat pandemi tak lagi membuat hati susah. Seperti lirik lagu anak-anak berikut ini.

Buat apa susah, buat apa susah

Susah itu tak ada gunanya

Selamat menjalankan ibadah bulan Ramadan teman-teman. Mohon maaf lahir dan batin. (EP)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun