Jangan pernah mengenyek (meremehkan/meledek) sesuatu yang kita belum pernah merasakannya. Bisa jadi suatu hari nanti keadaan berbalik. Kita menjadi seperti apa yang kita enyek itu.Â
Iya, kalau sesuatu itu hal yang baik. Seperti ini misalnya, "Iiih, apa enaknya sepanjang hari duduk dan harus senyum-senyum seperti itu. Enggak akan deh gue kerja jadi resepsionis."
Entah bagaimana ceritanya, beberapa waktu kemudian orang yang ngenyek pekerjaan seorang resepsionis justru kini ia bekerja dengan sebutan yang sama, seorang resepsionis.
Hal seperti itu terjadi pula pada diri saya. Ketika pada suatu hari saya berbelanja ke pasar dan bertemu dengan sahabat karib yang sudah lama tak bertemu. Kesibukan dengan keluarga masing-masing membuat kami jarang bisa punya waktu berdua. Paling hanya berkabar melalui telepon.
Saya kaget ketika melihat si sahabat karib membeli sekantong plastik besar kerupuk matang.
"Ini gue gak salah lihat? Kerupuk satu pasar Elo borong semua,"Â ledek saya.
Si sahabat karib saya tertawa mengiyakan.
"Suami gue kalau makan harus ada kerupuk. Kalau enggak ada kerupuk enggak nafsu gitu. Makannya malas-malasan. Sementara gue paling malas goreng kerupuk,"Â sahut sahabat karib saya.
"Segitunya sih. Ya udah Elo langganan aja sama abang kerupuk yang suka nitip di warung-warung itu, " kata saya.
"Udeh kali. Cuma abang-abangnya gak jelas datangnya. Sedangkan kerupuk sekaleng gitu paling cuma tiga hari."
Saya melongo. Tiga hari?