Mohon tunggu...
Erni Purwitosari
Erni Purwitosari Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Pesepeda dan pemotor yang gemar berkain serta berkebaya. Senang wisata alam, sejarah dan budaya serta penyuka kuliner yang khas.

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Pemilu 2019 Rasanya Nano Nano..

17 April 2019   20:17 Diperbarui: 17 April 2019   22:08 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bukti telah mencoblos | Dokpri

Pemilu 2019 merupakan pemilu keenam yang saya ikuti. Pertama kali mengikuti pemilu, saat saya masih duduk di bangku Sekolah Menengah Tingkat Atas (SLTA). Takut dan was-was menghantui saya ketika itu.

Saya takut tidak naik kelas karena tidak menuruti aturan yang diterapkan. Yakni hanya memilih partai yang telah ditentukan. Jika tidak maka bisa tidak naik kelas. Atau tidak lulus bagi yang sudah di kelas akhir. Sementara saya tidak sreg dengan partai yang ditentukan. Jadilah saya memilih sesuai kata hati.

Pikir saya, pemilu itu kan asasnya LUBER. Langsung, Umum, Bebas dan Rahasia. Penjabaran asas "Bebas" artinya tentu saja bebas memilih. Jadi kenapa ada keharusan memilih yang itu? Apalagi ada ancaman. Ini sudah tidak benar.

Oleh karenanya saya menentang. Lalu penjabaran asas "Rahasia" artinya tidak ada yang tahu apa yang kita pilih ketika sudah berada dibilik suara. Jadilah saya santai saja dengan "pemberontakkan" saat itu. Ternyata pada kenyataannya saya tetap naik kelas. Meskipun sempat didera rasa cemas.

Bebas memilih
Bebas memilih
Pada beberapa pemilu berikutnya sampai dengan hari ini, saya bisa bebas memilih tanpa diliputi perasaan was-was lagi. Hanya saja khusus pemilu 2019 ini rasanya lebih campur aduk. Ada senang, haru, bangga, sedih dan marah. Na no na no kalau mengutip iklan sebuah produk. Saking campur aduknya perasaan  ini.

Kita semua tentu sudah tahu apa yang terjadi dengan para pendukung kedua kubu. Perang argumentasi di media sosial. Hujatan dan juga fitnah bergantian menerpa kedua pasangan.

Dalam dunia nyata tak sedikit pasangan yang putus hubungan akibat beda pilihan. Rusaknya pertemanan karena tak sejalan dalam pilihan. Belum lagi ujaran-ujaran kebencian yang terlontar dari mereka yang tidak suka dengan kubu lawan.

Selama masa kampanye sedih rasanya melihat kondisi seperti ini. Di satu sisi semakin memantapkan rasa dalam menentukan pilihan. Sebab melihat secara langsung bagaimana kinerja dan sikap dari masing-masing calon. Maka ketika menuju TPS untuk memilih, tak ada keraguan dalam hal menjoblos. Ada kelegaan saat mencelupkan jari ini ke tinta.

Ada kebanggaan karena telah turut menentukan suara bagi kemajuan bangsa dan kesejahteraan rakyat. Ada rasa ikhlas dan sabar yang harus dikeluarkan, manakala mendapati mata yang menatap tak bersahabat atas pilihan saya. 

Saya tahu, semua pendukung paslon tentu berharap  kubu yang dipilihnya akan memenangi pemilihan ini. Apa pun itu, saya merasa senang bisa merasakan pemilu 2019 yang atmosfernya benar-benar berbeda. 

Kreo, 17 April 2019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun