Mohon tunggu...
Deni Darmawan
Deni Darmawan Mohon Tunggu... Dosen - Ikatlah Ilmu Dengan Tulisan - silahkan berkunjung ke www.denidarmawan.id

- Penulis Buku Menulis itu Gampang, Kreativitas Menulis Kaum Rebahan, Legenda Sang Dakwah - Penulis buku dan artikel populer di Media Massa - Nominator dan Penerima Hibah Penelitian Kemenag RI Moderasi Beragama tahun 2021. - Dosen dan Tutor Online Agama Islam Univ. Pamulang dan Univ. Terbuka

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Jangan Sia-siakan Ramadanmu

6 April 2020   16:00 Diperbarui: 6 April 2020   16:02 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Ramadhan adalah bulan yang ditunggu oleh kaum muslimin diseluruh dunia termasuk Indonesia, yang mayoritas muslim terbesar di dunia. Ramadhan adalah bulan mulia dan agung, maka sangat wajar jika para sahabat saja berdoa selama 6 bulan berdoa agar bertemu dengan bulan Ramadhan, bahkan ketika memasuki bulan rajab dan sya’ban, mereka berdoa agar diberkahi dan usianya sampai bertemu dengan Ramadhan. Saat usia mereka sampai ke Ramadhan, betapa kerinduan itu terobati disertai dengan rasa syukur yang tinggi.

Semangat Ramadhan yang sahabat tunjukkan merupakan hal yang harus kita contoh dan tiru. Semangat dan gembira dalam menyambut ramadhan juga disertai dengan ilmu yang memadai. Terlebih, mereka juga diajarkan dan melihat bagaimana Rosul menjalankan ibadah bulan Ramadhan. Nah, bagaimana dengan kita? 

Apakah semangat Ramadhan hanya semangat semata tanpa di iringi ilmu yang memadai. Jika semangatnya tanpa ilmu, terkesan senangnya seperti senangnya seorang anak yang bisa makan beraneka ragam kue, dapat baju lebaran dan kesenangan lainnya. Senangnya tidak dilandasi dengan kesungguhan niat dan ilmu, jadinya tidak memberikan makna apa-apa.

Jika ramadhannya tidak dilandasi ilmu, bisa jadi ibadahnya tidak membekas di jiwa. Puasanya hanya sebatas menahan haus dan lapar saja. Puasanya tidak mengantarkan dirinya menjadi jiwa yang bersih dan karakteristik takwa. Di sepuluh hari pertama Ramadhan, kita akan melihat fenomena yang sering terjadi. 

Misalnya, masjid sudah mulai maju shafnya, sudah terang-terang makan, minum dan merokok di jalan. Tidak lagi mempunyai rasa malu, atau takut kepada Allah SWT. Celaka dan merugilah, ketika seseorang memasuki bulan Ramadhan, namun dosanya belum diampuni. Orang tersebut akan dijauhkan dari rahmat Allah. Jika dia belum mati, maka ada kesempatan bertaubat dengan sebenar-benar taubat. Namun jika dia mati dalam keadaan belum diampuni segala dosanya, maka dia akan merasakan penderitaanya di akhirat nanti.

Jangan sia-siakan Ramadhanmu kali ini. Jangan kau jadikan Ramdhan hanya sebatas kegiatan rutinan tahunan, sekedar formalitas, yang setiap tahun menjalankan ibadah Ramadhan, namun iman tidak meningkat, ibadah sekedarnya saja, sikap dan perkataanya tidak mengalami perubahan, bahkan jauh dari Allah SWT. 

Ramadhan merupakan bulan untuk umat Nabi Muhammad SAW, bulan kasih sayangnya Allah untuk umatnya Nabi, bulan yang hebat, penuh ampunan, pahala berlipat ganda, pintu surga dibuka, neraka ditutup, setan di belenggu, ada malam yang lebih baik dari seribu bulan, ini adalah bulan yang terbaik diantara bulan yang lain. Tingkatkanlah ilmu untuk bisa mengetahui dan memahami bulan yang mulia ini. Tekad dan niat yang kuat untuk sungguh-sungguh ibadah. Boleh jadi, ini menjadi bulan Ramadhan terakhir kita. Karena tidak ada yang bisa menjamin, Ramadhan selanjutnya apakah kita bisa bertemu dengan bulan yang mulia ini. Wallahu’alam.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun