Eksistensi Koperasi wanita (Kopwan) di Indonesia penting dalam membantu pemerintah mengatasi masalah perekonomian nasional seperti, mengurangi pengangguran, perbaikan ekonomi berbasis keluarga dan mengatasi masalah gender. Meskipun memiliki peran penting, akan tetapi keberadaan Kopwan perlu mendapatkan perhatian, khususnya dalam hal pengelolaan risiko dari pinjaman yang diberikan. Hal ini karena manyoritas Kopwan memiliki unit usaha simpan pinjam, sehingga masalah kredit macet menjadi perhatian utama dalam hal meningkatkan kapasitas usahanya.
Kabupaten Blitar merupakan salah satu kabupaten dengan jumlah Kopwan yang besar di Jawa Timur. Melalui kegiatan pendampingan diharapkan mampu memberikan penguatan terhadap pengurus Kopwan di kabupaten Blitar, ujar Achmad Murdiono, M.M. selaku ketua tim Pengabdian Kepada Masyarakat dari Universitas Negeri Malang (UM).
Kegiatan ini diawali dengan kegiatan pendahuluan dengan studi lapang untuk mendapatkan informasi mengenai kondisi riel Kopwan di Kabupaten Blitar. Kegiatan selanjutnya adalah Kegiatan pendampingan dilakukan terhadap 30 pengurus Kopwan di Kabupaten Blitar.
Kegiatan pendampingan yang dilakukan meliputi 2 materi pokok yaitu pemahaman mengenai manajemen resiko usaha simpan pinjam dan penggunaan aplikasi mitigasi kredit macet berbasis repayment capacity. Pengurus koperasi terlihat sangat antusias dalam menerima materi ini, karena pelatihan ini merupakan hal yang baru bagi mereka dan materinya langsung bisa diterapkan di koperasi. Bapak Eko Adi Candra, S.E selaku Kasi Pengawasan, Akuntabilias dan Kepatuhan Dinas Koperasi dan UMKM kabupaten Blitar menyampaikan pelatihan ini sangat bermanfaat bagi pengurus Kopwan dalam memberikan rekomendasi nilai pinjaman yang diberikan oleh koperasi kepada anggota.