Mohon tunggu...
Denata
Denata Mohon Tunggu... Wiraswasta - wiraswasta

perempuan cerdas tidak hanya harus berpendidikan namun juga mampu menggunakan logika dan rasionalitas dalam menyingkapi sebuah isu. Broaden knowledge and be critical

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Pukulan Berat untuk Pertahanan Laut Indonesia

25 April 2021   21:53 Diperbarui: 25 April 2021   22:03 196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hormat kami untuk 53 awak KRI Nanggala-402, sumber gambar cnnindonesia.com

Pertama kali melihat pemberitaan di televisi perihal KRI Nanggala-402 yang menghilang, saya sudah shock. Bukan tanpa alasan, Sejauh yang saya tahu, kapal selam  milik Indonesia yang tenggelam adalah pertama kalinya terjadi. Pemberitaan tentang KRI Nanggala-402 selalu saya pantau setiap harinya, dengan rasa cemas menunggu berita terbaru yang berhasil didapatkan awak media.

Rasa tidak sabar membuat saya mencari sumber informasi lain dari internet, perihal kemungkinan-kemungkinan yang terjadi jika kapal selam hilang, tenggelam, blackout dan sebagainya. Disinilah pertarungan antara keyakinan dan logika saya dimulai. Di satu sisi saya berusaha meyakini bahwa ada keajaiban dari Sang Pencipta yang memungkinkan 53 awak kapal selamat. Di sisi lain, logika saya mengatakan sangat kecil kemungkinan mereka bertahan dengan tekanan air yang semakin besar.

Meskipun logika saya semakin menguat, tetapi saya masih ingin percaya bahwa awak kapal bisa selamat. Berharap badan kapal masih utuh dan mereka bisa menghemat oksigen hingga berhasil ditemukan. Hingga akhirnya hari ini berita duka disampaikan langsung oleh panglima TNI, semua awak kapal KRI Nanggala-402 dinyatakan gugur. Entah kenapa mendengar berita duka ini rasanya sangat menyesakkan, saya seperti patah hati hingga buliran air mata tidak bisa terbendung lagi.

Saya yakin kesedihan dirasakan bukan hanya oleh saya, atau keluarga 53 awak kapal, tetapi hampir seluruh bangsa Indonesia. Padahal kita mengenal mereka saja tidak, tetapi turut merasakan duka dan kehilangan. Itulah kelebihan kita sebagai manusia, kita memiliki perasaan, dan disinilah kemampuan emosi kita sebagai manusia diuji. Terlebih kita memiliki rasa kebangsaan yang kuat, wajar kita semua merasa kehilangan.

Evaluasi Alutista Laut Indonesia

Peristiwa tenggelamnya KRI Nanggala-402 menjadi pukulan luar biasa untuk kita semua. Namun, terlepas dari duka yang tengah kita alami, peristiwa ini harus menjadi koreksi bagi negara. Perhatian terhadap bidang alutista terutama untuk pengamanan laut Indonesia harus menjadi perhatian pemerintah. Hal ini penting mengingat Indonesia memiliki laut yang sangat luas.

Penggunaan alutista yang berumur tua harus dipenuhi unsur kehati-hatian. Bila perlu peremajaan alutista yang sudah berumur harus dipercepat. Pemerintah harus mengevaluasi kembali semua alutista laut yang ada. Dalam hal ini pemerintah harus lebih transparan. Jika ada yang tidak layak harus segera dimuseumkan. Jangan memaksa untuk tetap digunakan, yang nantinya bisa memakan korban.

Pemerintah dan DPR harus segera membahas perihal kelayakan alutista TNI AL. Meskipun masih dikatakan layak untuk latihan dan telah melewati beberapa tahapan untuk dikatakan layak, pembaharuan alutista tetap harus menjadi perhatian serius pemerintah Indonesia, dalam hal ini Kementerian Pertahanan. Bila perlu standar kelayakan harus diperketat lagi, hal ini demi keselamatan para anggota dan keselamatan kita semua, bangsa Indonesia.

Jika kekuatan sumber daya manusia yang dimiliki Indonesia sudah memadai, maka armada yang dimiliki juga harus mumpuni. Seharusnya SDM unggul didukung dengan armada yang telah dimodernisasi. Memang kerapkali pengadaan barang seperti ini terkendala dengan anggaran. Hal ini pastinya menjadi PR bagi pemerintah.

Mau tidak mau, Indonesia tetap harus berbenah terkait armada laut yang dimiliki. Jangan sampai peristiwa tenggelamnya KRI Nanggala-402 terulang lagi. Jangan sampai muncul celah dalam keamanan laut Indonesia. Jangan lagi kita kehilangan patriot bangsa dan jangan lagi kita berduka karena kehilangan orang-orang hebat. Tenggelamnya KRI Nanggala-402 menjadi teguran sekaligus peringatan agar pemerintah terus mengevaluasi dan memperkuat alutista Indonesia terutama di laut, karena kita adalah negara maritim, dimana sebagian besar wilayah Indonesia adalah perairan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun