Mohon tunggu...
DEM Semarang
DEM Semarang Mohon Tunggu... Lainnya - Dewan Energi Mahasiswa Semarang

Merupakan organisasi mahasiswa yang fokus bergerak pada kedaulatan energi Negara Kesatuan Republik Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Nature

Pemerataan Energi Listrik untuk Siapa?

13 Juni 2020   10:14 Diperbarui: 13 Juni 2020   12:21 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Chusnul Maab (Staff Public Relation DEM Semarang)--dokpri

Pada tahun 2018, Menteri Energi dan Sumber daya Mineral (ESDM) Ignasius Johan mengatakan bahwa rasio pemerataan kelistrikan di Indonesia sudah mencapai nilai persentase setinggi 98,3%. Kemudian, pemerintah merencanakan rasio persentase pemerataan kelistrikan akan naik menjadi 99,9% pada tahun 2019. Pernyataan tersebut dilansir dari laman Okefinace.  

Pada April 2020 Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo mengemukakan bahwa rasio pemerataan kelistrikan saat ini mencapai 99,48%. Hal tersebut menjadi bukti bahwa pemerintah benar-benar mematangkan perencanaan pemerataan energi listrik di Indonesia. Namun, sangat disayangkan karena justru daerah-daerah yang sangat membutuhkan listrik belum menjadi bagian yang beruntung dari 99,48% pemerataan yang terealisasi tersebut.

Terdapat sebanyak 433 desa yang belum mendapatkan aliran listrik. papua menjadi daerah dengan desa yang belum dialiri listrik terbanyak, yaitu berjumlah 325 desa. Kemudian disusul dengan 102 desa di Papua Barat, 5 desa di Nusa Tenggara Timur dan satu desa di Maluku.  

Pemerataan energi listrik untuk siapa? hal tersebut kembali lagi saya pertanyakan. Karena bahwasannya pada zaman yang serba modern ini listrik hampir menjadi kebutuhan pokok setiap manusia di bumi. Khususnya dalam hal pendidikan dengan kondisi pandemi seperti ini, segala sesuatu harus dikerjakan di rumah termasuk belajar. Bahkan, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim. memiliki pendapat bahwa "pemerataan pendidikan sulit tercapai tanpa listrik dan internet karena keduanya dapat dikatakan sebagai pondasi"

Tulisan yang dibuat oleh seorang guru honorer dalam judul "Surat Untuk Pak Menteri dari Guru Terpencil di Papua" dapat menjadi bukti bahwasanya pendidikan memang tidak dapat terlepas dari energi listrik. Karena segalanya mengikuti kebutuhan zaman, pun pendidikan. Yang mana didalamnya berisi keinginan untuk mencerdaskan anak bangsa, karena merekalah penerus bangsa dimasa mendatang. Jika daerah terpencil, daerah tertinggal, daerah sulit jangkauan, juga memiliki banyak anak bangsa yang harus dicerdaskan demi masa depan indonesia. Mengapa tidak segera diselesaikan pemerataan kelistrikan demi pemerataan pendidikan. Sebenarnya, Pemerataan energi listrik untuk siapa ?

Sumber :
satu, dua

Youtube Kemendikbud RI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun