Aksi terorisme yang menyerang Kota Surabaya pada Minggu (13/5) lalu masih menyisakan trauma yang luar biasa bagi masyarakat.
Bagaimana tidak, sebanyak 3 gereja dan 1 markas polisi diserang oleh teroris. Selain itu, untuk pertama kalinya, bom bunuh diri itu dilakukan oleh 2 keluarga dan melibatkan wanita serta anak-anak.
Usai kejadian tersebut, banyak warganet yang mengecam perbuatan kejam para teroris tersebut. Masyarakat juga sangat prihatin atas insiden kemanusiaan itu.
Namun di tengah-tengah duka dan tangis masyarakat, masih ada saja warga yang mengatakan bahwa ini hanya settingan dan rekayasa. Salah satunya Tengku Said Irfan Assegaf, seorang pilot Garuda Indonesia.
Dalam postingannya di media sosial, selain membenarkan aksi bom bunuh diri, Tengku Said juga terlihat mendukung paham HTI dan khilafah. Â
Dari postingannya itu Tengku Said memperlihatkan karakternya sebagai penganut ideologi yang sama dengan para teroris yang siap mati syahid.
Atas postingannya tersebut, betapa memalukannya perilaku Tengku Said ini. Karena dirinya menghina pemerintah, namun di saat bersamaan dirinya bekerja di perusahaan BUMN yang sahamnya dimiliki oleh pemerintah.Â
Kemudian, kita patut khawatir karena posisi Tengku Said sebagai pilot. Dirinya menganut paham khilafah, kemudian membenarkan bom bunuh diri. Betapa sangat membahayakan keselamatan penumpang bila dirinya melakukan jihad saat sedang bertugas.
Oleh karena itu, seyogyanya perusahaan tempat dia bekerja (Garuda Indonesia) segera menindak dan mengusut karyawannya tersebut. Jika benar terlibat dengan paham terorisme dan radikalisme harus segera ditindak oleh aparat keamanan.