Pembelajaran bahasa Indonesia di Sekolah Dasar memegang peranan yang begitu besar dalam menunjang kemampuan anak pada berbagai bidang di masa depan. Keterampilan-keterampilan yang diajarkan dalam pembelajaran bahasa Indonesia di Sekolah Dasar seperti berbicara, menyimak, membaca dan menulis merupakan keterampilan dasar yang utama yang sangat diperlukan seseorang dalam menjalani kehidupannya. Pembelajaran bahasa Indonesia pada tingkat Sekolah Dasar merupakan fondasi untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan dalam berbahasa dengan baik dan benar (Septian & Ananthiah, 2023).
Namun, dalam konteks pendidikan di Sekolah Dasar (SD), terdapat berbagai permasalahan yang menghambat pemahaman dan penggunaan bahasa Indonesia secara optimal oleh anak-anak. Berikut adalah beberapa permasalahan spesifik terkait penggunaan Bahasa Indonesia di tingkat SD beserta solusi yang dapat diterapkan.
Ketergantungan pada Bahasa Asing
Permasalahan: Salah satu masalah yang cukup mencolok di kalangan siswa SD saat ini adalah meningkatnya ketergantungan pada bahasa asing, terutama bahasa Inggris. Banyak anak yang lebih cenderung menggunakan bahasa asing dalam percakapan sehari-hari, terutama dalam konteks media sosial, video game, dan konten digital lainnya. Hal ini bisa dilihat dari meningkatnya penggunaan istilah-istilah asing seperti "cool", "like", atau "update", yang sering kali lebih dipilih daripada padanan kata dalam bahasa Indonesia.
Solusi: Untuk mengurangi ketergantungan pada bahasa asing, perlu adanya program pembelajaran yang mengajarkan kebanggaan terhadap bahasa Indonesia melalui berbagai kegiatan yang menyenangkan, seperti lomba menulis cerita pendek atau pembuatan video kreatif dalam bahasa Indonesia. Penggunaan bahasa Indonesia yang lebih menarik di dalam kelas, seperti pemanfaatan cerita lokal atau tokoh-tokoh budaya, juga dapat menjadi cara yang efektif untuk menumbuhkan kecintaan terhadap bahasa Indonesia. Selain itu, para pendidik juga dapat mengenalkan kosakata Indonesia yang lebih menarik dengan cara yang lebih mudah dicerna oleh anak-anak.
Kurangnya Penguasaan Kosakata Bahasa Indonesia
Permasalahan: Masalah lain yang sering ditemui adalah kurangnya penguasaan kosakata bahasa Indonesia yang bervariasi. Anak-anak SD sering kali mengalami kesulitan dalam mengungkapkan ide atau perasaan mereka dengan bahasa Indonesia yang tepat. Akibatnya, mereka cenderung menggunakan bahasa gaul atau istilah yang tidak baku dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini diperparah dengan kurangnya pembelajaran yang efektif tentang pengayaan kosakata dalam kurikulum.
Solusi: Solusi untuk masalah ini adalah dengan memperkenalkan program pembelajaran kosakata yang lebih menarik dan kontekstual melalui permainan kata atau kegiatan berbasis proyek yang mengharuskan siswa untuk menggunakan kosakata baru. Pembelajaran yang menggabungkan teknologi, seperti aplikasi berbasis bahasa Indonesia, juga dapat membantu siswa mempelajari kosakata dengan cara yang menyenangkan dan interaktif. Selain itu, mengintegrasikan kosakata baru dalam konteks cerita atau teks yang relevan dengan kehidupan sehari-hari anak juga dapat meningkatkan pemahaman mereka.
Penggunaan Bahasa Indonesia yang Tidak Sesuai dengan Ejaan yang Disempurnakan (EYD)
Permasalahan: Masalah lainnya adalah penggunaan bahasa Indonesia yang tidak sesuai dengan Ejaan yang Disempurnakan (EYD). Banyak anak SD yang tidak menerapkan EYD dalam tulisan mereka, yang dapat dilihat dari kesalahan penulisan kata, penggunaan tanda baca yang tidak tepat, dan ketidaksesuaian struktur kalimat. Kesalahan ini sering terjadi dalam tugas-tugas sekolah, seperti menulis karangan, laporan, atau surat.
Solusi: Penerapan pelajaran EYD harus diajarkan dengan cara yang lebih menyenangkan, misalnya melalui permainan atau kegiatan menulis kreatif yang mengedepankan ketepatan ejaan. Guru dapat memberikan latihan penulisan yang mengarah pada pembiasaan dalam menulis dengan benar sesuai dengan EYD. Selain itu, memberi penghargaan kepada siswa yang menunjukkan kemampuan menulis dengan baik dan benar dapat memotivasi mereka untuk memperbaiki penggunaan bahasa yang lebih sesuai dengan tata bahasa Indonesia yang benar.
Pengaruh Media Sosial dan Gadget
Permasalahan: Adanya akses mudah terhadap media sosial dan penggunaan gadget di kalangan anak-anak SD turut berkontribusi terhadap penurunan kualitas penggunaan Bahasa Indonesia. Pengaruh media sosial, yang sering kali menggunakan bahasa yang tidak baku, seringkali ditiru oleh siswa. Bahasa gaul yang digunakan dalam pesan singkat atau komentar di media sosial cenderung lebih ringkas dan sering kali mengabaikan aturan tata bahasa yang benar.
Solusi: Untuk mengatasi pengaruh negatif dari media sosial, perlu ada pendidikan literasi digital yang mengajarkan anak-anak cara menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar meskipun di media sosial. Sekolah dapat bekerja sama dengan orang tua untuk memonitor penggunaan gadget dan mengajarkan anak-anak tentang penggunaan media sosial secara bijak, termasuk bagaimana menulis dengan bahasa yang sesuai. Selain itu, memberikan contoh yang baik melalui konten edukatif dalam bahasa Indonesia di media sosial bisa menjadi langkah yang efektif untuk memperkenalkan bahasa Indonesia yang lebih baik.
Kurangnya Pembelajaran Literasi yang Berfokus pada Bahasa Indonesia
Permasalahan: Pembelajaran bahasa Indonesia di SD seringkali kurang mengarah pada pengembangan keterampilan literasi yang mendalam. Banyak materi yang diberikan terbatas pada pemahaman dasar seperti mengenal huruf, membaca, dan menulis, tetapi kurang fokus pada pengembangan kemampuan menulis kreatif, argumentatif, atau akademik. Padahal, kemampuan menulis yang baik sangat diperlukan untuk mendukung prestasi akademik dan perkembangan pribadi siswa.