Mohon tunggu...
Delianur
Delianur Mohon Tunggu... Penulis - a Journey

a Journey

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Qatar 2022; Dari Socrates ke Zakaria Aboulkhal

9 Desember 2022   09:12 Diperbarui: 9 Desember 2022   09:53 334
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Meski belum pernah tercatat mengangkat trofi Piala Dunia, Socrates tetap dianggap sebagai pemain tengah terbaik yang pernah dimiliki Brazil. Seniornya Pele, menempatkan pemain bernama lengkap Scrates Brasileiro Sampaio de Souza Vieira de Oliveira diantara 100 pemain terbaik dunia sepanjang masa. 

Sebagaimana kebanyakan pemain Brazil yang mempunyai skill mumpuni, Kapten Tim Nasional Brazil bukan hanya memiliki skill kelas satu, tetapi juga memiliki kepemimpinan yang kuat. Socrates dikenal mempunyai visi pertandingan yang luas dan bisa mengorganisasikan tim dengan baik.

Namun bagi beberapa kalangan, hal menarik dari Socrates bukan hanya skill mengolah bolanya, tapi juga hal diluar mengolah si kulit bundar. Selain Pesepakbola, Socrates juga dikenal sebagai seorang dokter. 

Menariknya, Socrates meraih gelar dokter ketika dia masih bermain sebagai pemain Sepakbola profesional. Jarang, bahkan kalau salah tidak ada, pemain Sepakbola profesional yang bisa meraih gelar dokter ketika dia masih aktif bermain.

Hal menarik lainnya dari Socrates adalah pandangan dan sikap politiknya. Meski dalam Sepakbola Brazil dan Argentina adalah musuh bebuyutan, namun Socrates mempunyai idola orang Argentina dan memiliki pandangan dan sikap politik hidup yang sama, yaitu Ernesto Che Guevara. Selain sama-sama mempunyai gelar dokter, keduanya juga aktivis politik berhaluan Marxist. 

Ketika turun lapangan bersama klubnya Corinthians, Socrates kerap memasang bandana dengan tulisan demokrasi. Dilakukan Socrates sebagai perlawanan terhadap rezim diktator yang waktu itu menguasai Brazil.

Pikiran Marx yang menjadi pandangan politik, juga tercermin ketika Socrates pindah ke klub Fiorentina. Ketika ditanya siapakah pemain Sepakbola yang dia kagumi, Socrates tidak menyebut nama pemain bola, tapi menyebut nama Antonio Gramsci. Seorang revisionist marxist yang dikenal dengan teori hegemoni nya.

Kata Socrates, dia datang ke Fiorentina untuk mempelajari pemikiran Gramsci langsung dari bahasa asalnya. Ingin tahu bagaimana Gramsci bisa membalik dasar pemikiran Marx yang mengatakan bahwa suprastruktur adalah dasar infrastruktur, bukan sebaliknya.

Karena kepeduliannya terhadap kemanusiaan inilah nama Socrates diabadikan menjadi sebuah award, Socrates award. Penghargaan bagi para pemain Sepakbola yang juga peduli kemanusiaan. 

Sadio Mane dari Senegal, tercatat sebagai penerima Socrates Award. Karena ketimbang menghabiskan uang untuk gonta-ganti mobil mewah atau membeli jet pribadi, Mane dikenal sebagai pemain Sepakbola yang menghabiskan gaji nya untuk mengentaskan kemiskinan di kampung halamannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun