Mohon tunggu...
Delianur
Delianur Mohon Tunggu... Penulis - a Journey

a Journey

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

"The Memories of The Al-Hambra"

10 Maret 2021   18:17 Diperbarui: 10 Maret 2021   18:34 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam simulakra, manusia dijebak untuk percaya bahwa simulasi adalah sesuatu yang nyata. Manusia menjadi tergantung pada dunia simulasi dan tidak bisa hidup tanpanya. Seperti orang yang terganggu hidupnya hanya karena listrik mati, sehingga hidup menjadi serba susah karena tidak bisa mengakses google dan media sosial. Ciri simulakra adalah; hyperrealitas, melampui kenyataan dan membawa kebohongan.

Menurut Baudrillard, simulakra sendiri terbentuk secara bertahap. Fase pertama adalah ketika simbol-simbol tertata dengan rapi, symbolic order. Masa ketika simbol dibuat sesuai dengan fungsi, kedudukannya. Seperti seseorang yang memakai baju agamawan untuk menunjukan bahwa orang tersebut betul-betul baik dalam kenyataan. Bajunya bukan realitas rekaan untuk menipu masyarakat.  

Fase ini berubah pada era modern awal sampai terjadinya Revlusi Industri. Imitasi atau rekaan dari hal yang realitas yang asli terbentuk secara alami. Masa ketika masa membangun imitasi sebagai pendorong berkembangnya sains. Seperti ketika orang terinspirasi membuat kapl terbang dan kapal laut sebagai imitasi dari burung yang terbang dan ikan yang berenang. melihat burung yang terbang dan ikan berenang di laut. Baudrillard menyebut ini sebagai first order of simulacra.

Dalam tahap ketiga simulakra, second order of simulacra, terjadi pada masa revolusi industri. Pada masa ini terjadi proses peniruan (imitasi) secara besar-besaran. Imitasi diganti dengan reproduksi ketika tiruan dibuat sebanyak-banyaknya karena ada kepentingan dagang. Orang tidak lagi membuat satu pesawat dan satu kapal laut, tapi ratusan.

Tahap keempat dari simulakra, "Third Order of Simulacra", terjadi ketika simbol melepaskan diri dari realitas atau hyper reality. Pada masa matinya realitas ini, simbol yang ditampilkan sudah tidak lagi memiliki rujukannya. Tanda yang sebelumnya merepresentasikan realitas, sekarang berubah menjadi realitas itu sendiri. Seperti orang menonton reality show di televisi, seolah apa yang terjadi dalam reality show televisi adalah realitas yang sesungguhnya. Padahal itu adalah realitas tiruan.

Efek panjang simulakra ini adalah berakhirnya kehidupan sosial. Masa ketika orang terjebak simulakra dan mengakhiri kehidupan sosial. Seperti ketika seorang anak asyik masyuk dengan gadgetnya, tapi tidak kenal dengan teman-temannya.

Seperti disinggung sebelumnya, "The Memories of The Al-Hambra, tidak sedang membicarakan simulakra dari Jean Baudrillard. Drama Korea ini sedang membicarakan mode konsumsi manusia dalam bentuk permainan "Augmented Reality". Teknologi yang mengabungkan real time yang dibuat komputer dengan dunia nyata. Teknologi yang memungkinkan orang melihat objek maya 2D atau 3D terhadap dunia nyata. Games interaktif masa kini yang mengkontruksi realitas yang tidak ada menjadi seolah-olah ada, tapi yang tidak ada itulah yang mempengaruhi kehidupan manusia.

"Augmented Reality" (AR) yang menjadi cerita utama film ini, seolah menjadi seperti yang digambarkan Baudrillard. Realitas maya bentukan manusia, namun dianggap nyata dan mempengaruhi hidup manusia. Lebih jauh lagi, menentukan hidup mati manusia.

 Mungkin dunia simulakra juga lah yang memperkenalkan saya dengan film ini.

Sebagai seorang muslim, pastinya saya mengingat nama "Al-Hambra" sebagai sebuah nama Istana yang berdiri di Granada Spanyol sana. "Al-Hambra" yang bermakna kemerah-merahan karena dinding nya berwarna merah, merupakan simbol kejayaan Islam di Eropa di abad pertengahan. Bangunan legendaris ini direvitalisasi kembali oleh pemerintah Spanyol hingga menjadi destinasi wisata terkenal dunia. Itulah Al-Hambra dalam realitas.

Namun ketika saya mencoba mengetik nama tersebut di internet dengan maksud ingin mengetahui lebih lanjut tentang kondisi Istana "Al-Hambra" terkini, yang muncul ternyata film "The Memories of The Al-Hambra". Entah karena orang Indonesia sangat suka Drama Korea atau karena memang film ini disukai banyak orang. Sehingga informasi "Al-Hambra" yang sesungguhnya di dunia nyata, di internet tersisihkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun