Mohon tunggu...
Delianur
Delianur Mohon Tunggu... Penulis - a Journey

a Journey

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Komunikasi Kesehatan, Rumah Sakit, dan BPJS

25 Februari 2020   11:08 Diperbarui: 25 Februari 2020   21:48 240
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi pembiayaan BPJS untuk rumah sakit. (sumber: KOMPAS/DIDIE SW)

Dalam pandangan negatif dokter dan perawat sebelumnya, pasien adalah perempuan yang suka membentur-benturkan kepalanya ke dinding. Namun dalam pandangan Sellignman, ada sementara waktu si perempuan tersebut tidak membenturkan kepalanya ke dinding. Hal itulah yang dicari penyebabnya.

Sellignman berhasil menyembuhkan pasien yang suka membenturkan kepala ke dinding tersebut. Sellignman memulainya dengan cara melihat titik positif dari perempuan tersebut, serta memperlakukannya sebagai mana layaknya orang biasa.

Martin E.P Sellignman sendiri adalah Guru Besar Psikologi dari Universitas Pennsylvania. Dengan temuan dan cara pandangnya, dia dianggap sebagai pelopor Psikologi Positif dan menjadi Direktur Positive Psychology Network.

Pada tahun 2002 Sellignman menerima penghargaan sebagai  "Lifetime Distinguished Contribution to Science and Practice" dari California Psychological Association. Sebelumnya pada tahun 1998 dia adalah Presiden pada American Psychological Association.

Secara teoritik, Psikologi Positive Martin Sellignman ini selalu dikontraskan dengan Psikologi klinis atau Psikologi negative. Bila dalam Psikologi Positive pasien diperlakukan sebagaimana layaknya dia diperlakukan sebagai orang sehat, maka dalam Psikologi klinis pasien diperlakukan sebagaimana orang sakit. 

Basis Psikologi klinis ini bisa ditemukan dalam Psikoanalisis-nya Sigmund Freud. Psikolog penemu teori ice berg dalam kepribadian manusia, dikenal mempunyai pandangan negative terhadap manusia. Bagi Freud, dasar perilaku manusia itu pada dasarnya adalah pemenuhan kebutuhan seks dan akumulasi pengalaman traumatik dirinya semasa kecil. 

Freud seperti tidak mengindahkan bahwa dalam diri manusia juga terkandung motif positive dalam membentuk perilaku. Seperti motive ingin berbuat kebaikan sebagaimana perintah agama, berbhakti kepada orang tua dan sesama, atau motif ingin membangun kenyamanan dan hubungan baik.

Di kemudian hari, apa yang dikembangkan Sellignman bersambut dengan para Psikolog muslim seperti Robert H Fegerer, yang memperkenalkan Psikogi Transpersonal. Sebagaimana Psikologi Positive yang dasarnya adalah pandangan positive pada manusia, maka begitu juga dengan Psikologi Transpersonal. 

"Psikolog penemu teori ice berg dalam kepribadian manusia, dikenal mempunyai pandangan negative terhadap manusia. Bagi Freud, dasar perilaku manusia itu pada dasarnya adalah pemenuhan kebutuhan seks dan akumulasi pengalaman traumatik dirinya semasa kecil."

Robert Fegerer sebagai salah satu pioneernya, melandaskan pandangannya pada pandangan positif terhadap manusia. Karena Fegerer adalah penggelut dunia tasawuf, maka Robert menyerap pandangan-pandangan positif tentang manusia berdasarkan Tasawuf.

Dalam Agama, bila hal spiritualitas adalah hal yang positif sementara hal keduniawian adalah hal yang negatif, maka pandangan positif Psikologi Transpersonal terhadap manusia, bisa kita telaah dari kata-kata bahwa:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun